Part 17

4.8K 223 4
                                    

Author's PoV

"Jadi dia alesan loe ninggalin pernikahan loe ama Lucky?"Adit menghampiri nya. Susan tak bisa berkata apa apa. Dia shock dengan apa yang baru saja terjadi.

"Sekarang penyesalan loe ga ada gunanya kak. Percuma juga loe nangis!Ga akan bisa merubah semuanya! "Adit beranjak pergi.

"Dit tunggu!"Adit berhenti

"Ada apa?"

"Gue butuh bantuan loe Dit. Gue gak punya tempat tinggal.Gue ga mungkin balik ke rumah Ricky"

"Loe tinggal dirumah lelaki itu?Loe bener bener udah gak waras kak"tanya Adit tak habis fikir.

"Jangan mengejek gue Dit.Lagian gue juga gak pernah berbuat macem macem disana"

Adit memutar bola matanya"Lalu kenapa loe ga pulang aja ke rumah?"

"Gue ga siap bertemu mereka Dit. Mau ditaruh mana muka gue?"

"Harusnya loe fikirin itu sebelumnya kak!Bukan malah kabur seenak loe"ucap Adit ketus.

"Ya udah kalo loe ga mau bantuin gue"Susan mengambil tasnya yang masih tergeletak di tanah.

Adit mendesah berat"Oke loe bisa tinggal dirumah gue. Mana tega gue ninggalin loe tengah malem sendirian di jalanan"

Sebenarnya Adit masih sangat marah pada Susan. Namun ia masih punya hati nurani. Gimanapun juga Susan adalah kakak Manda.

"Thanks Dit" Susan mengikuti Adit masuk ke dalam mobil.

##

Lucky's PoV

Dengan mata yang masih mengantuk, Tanganku menggapai hapeku yang bergetar di atas meja.

"Hembb.. Pagi Ma,.iya mama tenang aja.. manda?"

Aku menoleh ke samping.Manda ternyata sudah tidak ada di tempat tidur. Rupanya ia sudah bangun terlebih dahulu.

"Dia sudah bangun.. Iya ma astaga..Lucky pasti menjaga nya"aku mengakhiri pembicaraan.

Aku turun dari tempat tidur dan keluar mencari Manda. Ternyata dia sedang ada di dapur.

"Dimana bik Sari?"tanyaku karena tak melihat bik Sari di dapur seperti biasanya.

"Tadi pagi bik Sari izin kepadaku untuk pulang kampung karena beliau harus menjaga ayahnya yang mendadak jatuh sakit"

Aku hanya ber-oh ria.Tak masalah jika Bik Sari pergi. Toh aku masih bisa mencari asisten rumah tangga sementara.

"Apa loe ga gerah masak dengan rambut yang loe biarkan tergerai kaya gitu? "tanyaku.Aku baru menyadari kalau rambut Manda sepanjang pinggang nya.
Dia menoleh kesana kesini.

"Ambilkan karet itu"dia menunjuk ke atas meja makan. Aku langsung mengambil karet itu dan menyerahkannya.

"Tanganku kotor. Tolong ikatkan"suruhnya.

"Gue? Mana gue bisa?"tolakku.

"Astaga.. coba aja lah"

Aku mengumpulkan semua rambut Manda di tanganku. Lalu aku memasukkannya ke dalam karet dengan susah payah.

"Auhh sakit.. Pelan pelan dong"rungutnya karena tak sengaja beberapa helai rambutnya tertarik olehku.

"Iya sory.Gue kan ga ngerti soal ginian"aku membela diri. Akhirnya aku bisa juga mengikat rambutnya.Dia pun mengucapkan terima kasih dengan nada yang sama sekali tak bersahabat.

"Kau ingin makan apa kak? Biar aku siapkan"Mata Manda masih bengkak karena semalaman menangis.Ia juga terlihat tak bersemangat untuk melakukan sesuatu.Sepertinya dia tengah stress karena perpisahan nya dengan Adit.

"Loe jangan terlalu banyak pikiran Man.Itu bisa membahayakan kandungan loe"Dia langsung menatapku.

"Kau mengkhawatirkan nya? Apa sekarang kau sudah yakin kalau dia adalah anakmu kak? "Manda mengambil nasi goreng dari wajan dan meletakkan nya di piring.

Aku terdiam sesaat.

"Ya kurasa seperti itu"ucapku terdengar belum begitu yakin.

"Terserah kau saja"dia kelihatan marah.Ia meletakkan piring yang berisi nasi goreng dengan cukup keras ke atas meja makan.

"Sabar Man.Mungkin seiring berjalan nya waktu gue bisa menerima nya setulus hati"batinku.Ia mengaduk susunya dengan cepat hingga menimbulkan bunyi yang sangat berisik. Oke lagi lagi aku membuat nya kesal.

Aku pun duduk saat ia juga duduk di kursinya.Aku hampir menyuapkan sesendok nasi ketika ia tiba-tiba menghentikan ku.

"Kau harus mandi dulu"Ia mengambil piringku.

"Tapi gue udah laper banget Man.Ayolah beberapa suap saja"aku mencoba membujuknya.

"Enggak kak!Mandilah dulu sana!Kalau tetap ga mau makanlah saja diluar"ia tetap mengusirku dari meja makan.

Dengan menggerutu aku menaiki tangga dan masuk ke kamar.Entah kenapa aku bisa patuh padanya.Padahal di awal pernikahan aku yang paling berkuasa. Tapi sekarang giliran dia.Bisa saja tadi aku menolak perintah nya tapi aku juga heran mengapa aku mau menurutinya.

"Dasar perempuan"batinku sambil masuk ke kamar mandi.

##

Manda's PoV

Aku tak mengerti mengapa kak Lucky masih saja meragukan kehamilan ku. Padahal sudah jelas bahwa hanya dia yang melakukan itu padaku.Dasar lelaki egois. Berani berbuat tapi tak mau bertanggung jawab.

Bug...

Aku kaget saat tak sengaja sekotak susu ibu hamil yang akan ku masukkan ke keranjang ternyata malah jatuh ke lantai supermarket.
Ya setelah Kak Lucky pergi ke kantor aku langsung ke supermarket untuk membeli beberapa barang kebutuhan ku dan calon anakku.

Sebelumnya aku sempat sedih karena kehadiran anak ini.Dia hadir karena sebuah kebencian bukan nya cinta, namun lama kelamaan timbul rasa sayang juga.Dia adalah sebuah anugerah dan kepercayaan dari Tuhan. Jadi aku akan menjaga nya dengan sangat baik.

"Berapa mbak?"tanyaku saat membayar di kasir. Dia menyebutkan jumlahnya. Aku merogoh tasku namun ternyata aku lupa membawa dompet.

"Eh maaf ya mbak.Saya lupa membawa dompet.Akan saya kembalikan lagi belanjaan saya"aku meraih kantong belanjaan ku.

"Ga usah"ucap seseorang dibelakang ku. Aku berbalik.

"Adit? "

"Biar gue yang bayar"ia menyerahkan beberapa lembar uang pada kasir. Selesai membayarkan belanjaan ku dan belanjaan nya sendiri ia pergi begitu saja.

"Adit.. "panggilku.

"Ada apa? Bukannya gue harus jauh dari loe?"ucapan nya terdengar begitu menyakitkan.Karena dia tak pernah berkata sinis padaku.Aku terus mengikuti nya sampai parkiran.

"Gue mau kita berpisah baik baik Dit"Dia menghentikan langkahnya.

"Baik? Apa loe bercanda!? Semuanya tidak akan bisa berjalan dengan baik Man!"dia membuka bagasi mobilnya lalu memasukkan barang belanjaan dengan asal.

"Adit...maafin gue"aku menyentuh tangannya.

"Jangan sentuh gue Man!"ia menatapku penuh kekesalan.Ia membanting pintu bagasinya.

"Minggir! Gue mau lewat! "entah sengaja atau tidak ia menyenggol ku terlalu keras hingga tubuhku oleng.

"Eh Man!"ia menarik tubuhku ke dalam pelukannya sebelum aku jatuh.Ia menatap jauh ke dalam mataku. Wajahnya berubah sedih dan matanya berkaca kaca.

"Gue gak bisa jauh dari loe Man, nggak bisa.Please akhiri ini semua.Kembalilah ama gue"

Sambil menangis dia menempelkan kepalanya ke kepalaku.Ia memegang kedua pipiku dengan lembut.Air matanya pun ikut larut bersama air mataku yang ikut turun.

*,*

Are You My Destiny? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang