Lucky PoV
"Kak Lucky bangun loe!! bangun!!"samar samar aku mendengar teriakan memanggil namaku. Belum sempat sempurna membuka mata sebuah pukulan mendarat bertubi tubi di dadaku.
"Arggg!Ehh loe apa apaan sih!"
seraya memijit kepalaku yang terasa pusing aku berusaha menghentikan serangan Manda.Ia menampar pipiku berulang kali sampai aku merasa kesakitan.
"Eh Man!!Stoop Man! Loe kenapa sih! "aku memegang kedua tangannya yang akan kembali menampar ku.Aku begitu kaget saat baru kusadari dia tak memakai sehelai benang apapun.
"Kenapa loe lakuin ini ama gue! Kenapa!! "jeritnya dengan berurai air mata."Gak! Gue gak mungkin ngelakuin ini ke loe Man!Ga mungkin!" "badanku gemetar karena ternyata aku pun dalam kondisi sama seperti Manda.
"Aaahhhhh!! Gue benci banget ama loe!Benci banget!!!"ia melemparkan bantal guling selimut ke arahku.
"Man cukup Man! Maafin gue!"teriakku.
"Kenapa!kenapa loe harus mabuk segala!Kenapa loe semakin ngancurin hidup gue!"ia kembali memukuliku dengan kuat sampai ia merasa lelah dan berhenti sendiri.Ia menangis sesenggukan di antara lututnya.
Sial! Aku bahkan tak mengingat sedikitpun kejadian semalam.
Bagaimana aku bisa mengakui tuduhannya? Dan mengapa ia memakai istilah "loe-gue?Apakah karena kemarahan nya yang besar hingga Manda tak menyadari cara berbicara nya padaku?"Man.. Sumpah! gue sama sekali ga inget kejadian tadi malem!Gue minta maaf"
meski ragu,aku mendekatinya. Aku menyentuh pelan bahunya agar dia mau memandang ku."Jangan sentuh gue!!"bentaknya garang sambil mengacungkan jarinya tepat di depan wajahku.
Aku pun langsung menjauh.Namun sebenarnya aku tak tega melihat dia tampak begitu sedih. Apakah aku benar sudah melakukan itu padanya?
Dia turun dari tempat tidur sambil memakai selimut dan masuk ke dalam kamar mandi. Aku menghembuskan nafas berat. Aku mencoba kembali mengingatnya.
Malam itu setelah bertengkar dengan Ricky aku pergi ke bar. Aku minum banyak sekali sampai seseorang datang kepadaku.Tapi siapa?
Seingatku aku lalu masuk ke dalam kamar dan..
Beberapa potongan kejadian tergambar seperti layar di dalam ingatanku. Aku juga mendengar suara teriakan Manda memintaku untuk berhenti.
"Astaga! Apa yang
udah gue lakukan!"meski tak mengingat semua tapi aku memang merasa telah melakukan itu pada Manda.Cukup lama Manda berada di kamar mandi sampai aku khawatir jika terjadi apa apa padanya.Akhirnya pintu kamar mandi pun terbuka.
Tanpa bicara dia berjalan menghampiri sisi kasur dan mengambil bajunya yang berserakan.
"Jangan lihat gue!"sentaknya.Aku langsung memalingkan pandanganku.
"Man.. Gue minta maaf. Gue ga sengaja ngelakuin itu. Gue ga sadar"dia berhenti di ambang pintu kamar mandi.
"Gue ga butuh minta maaf loe"ucap nya sinis.Hatiku agak sakit mendengar nya memanggilku dengan "elo" bukan kakak lagi.Terasa begitu berbeda.
"Loe mau kemana?"tanyaku saat ia sudah kembali berpakaian dan akan keluar dari kamar.
Tapi dia tak menjawab kemudian menutup pintu dengan keras.
"Bodoh.. Bodoh.. Bodoh.Kenapa loe harus ngelakuin itu Luc!"rutuk ku pada diriku sendiri sambil mengobrak abrik tempat tidur. Tidak mungkin gadis itu akan memaafkan ku dengan mudah.Aku telah menodainya dengan begitu kasar. Bagaimana kalau dia membenciku seumur hidupnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You My Destiny?
RomanceManda harus menghadapi kenyataan bahwa hubungan yang dijalaninya bersama Adit selama 8 tahun harus berakhir karena ia dinikahkan paksa dengan calon kakak iparnya sendiri,Lucky. Masalah terus saja hadir dalam hidup nya.Puncaknya ia harus rela kehilan...