Part 18

4.7K 211 8
                                    

Author's PoV

Sambil menangis Adit menempelkan kepalanya ke kepala Manda.Ia memegang kedua pipinya dengan lembut.Air matanya pun ikut larut bersama air mata Manda yang ikut turun.

"Dit gue juga gak bisa jauh dari loe.Tapi kita ga berdaya Dit. Please jangan membuat gue semakin terpuruk dengan permintaan elo.Tolong lupakan gue"Manda menghapus air mata Adit.

"Tapi gue ga bisa Man. Ga bisa!"Adit menjauhkan wajahnya dari Manda . Ia lalu bersandar pada mobil.

"Dit mungkin kita memang tidak ditakdirkan untuk bersama.Loe harus bisa menerima kenyataan itu.Gue mohon "

"Takdir loe bilang? Asal loe tau aja Man sejak kita resmi jadian,gue udah nganggep loe sebagai takdir gue. Nyatanya itu bertahan sampai 8 tahun kan? Dan...."

"Dan itu berakhir saat gue nikah ama kak Lucky.Kita tidak akan pernah tau rencana Tuhan Dit"potong Manda. Adit langsung terdiam.Ia memejamkan matanya cukup lama.Dan kemudian menghembuskan nafas panjang.

"Baiklah. Kalo itu keputusan loe gue janji gue bakalan pergi dari hidup loe!Gue bersumpah ga akan pernah mencintai wanita manapun.Tapi gue akan kembali nanti saat tak ada lelaki lain dalam hidup loe.Sampai saat itu tiba gue akan terus hidup sendiri tanpa cinta selain dari cinta loe.Gue akan bawa cinta loe sampai ke liang lahat sekalipun. Gue janji"Adit meletakkan tangannya di kepala Manda.

Manda hampir tak bisa bernafas dengan normal saat mendengar sumpah Adit.

"Dit.. Apa yang loe bicarakan?!Loe ga boleh bersumpah seperti itu!Loe akan menjalani hidup dengan wanita lain yang jauh lebih baik dari gue!!"

"Enggak Man! Sekarang inilah keputusan gue.Seperti gue yang menerima keputusan loe. Loe juga harus menerima keputusan gue"
Adit tersenyum getir.Ia menarik kepala Manda dan mengecup keningnya cukup lama.

"Semoga loe bahagia Man"

"Dit... "Manda menangis sesenggukan.Ia lalu memeluk Adit dengan erat.

"Gue harus pergi Man.I love u.Jaga kesehatan loe dan juga bayi loe ini"ucap Adit lirih seraya mengelus perut Manda.Sikap Adit itu semakin membuat perasaan Manda sakit.Bagaimana bisa ia melepas lelaki sebaik Adit? Bagaimana ia akan melupakan kenangan mereka selama ini?
Dengan berat hati,Manda melepas kepergian Adit.

Tanpa mereka berdua ketahui, sedari tadi Lucky memperhatikan mereka.Dia sedang berada di restoran yang tak jauh dari supermarket.Ia tengah menunggu kliennya untuk meeting.

Dia memang tak tahu pembicaraan Manda dan Adit.Tapi ia bisa melihat bagaimana besarnya cinta mereka dari kecupan dan pelukan itu.

Melihat kemesraan itu melintas sebuah pemikiran di otaknya jika anak yang dikandung Manda mungkin saja adalah anak Adit.

"Enggak ..enggak.Jika itu adalah anak Adit,Manda pasti akan meminta cerai ama gue.Dia akan bilang ke papa bahwa dia tidak bisa hidup dengan gue dan telah memilih orang lain. Dengan alasan hamil dia bisa mengakhiri pernikahan ini. Tapi buktinya dia tetap mempertahankan pernikahan kita.Berarti anak itu memang benar anak gue"

Batin Lucky berkecamuk. Semoga saja apa yang ia fikirkan sesuai fakta yang sebenarnya.

Tak lama orang yang ditunggunya telah datang.Lucky mengabaikan perasaan nya yang bergejolak dan memilih bersikap profesional.

Setelah selesai meeting, Lucky pergi ke kantornya. Ia memutar kursinya dan menghadap ke jendela.Ia melamunkan kejadian tadi. Ia tidak pernah membayangkan akan menjadi jurang pemisah diantara 2 orang yang saling mencintai.Apa salahnya sehingga Tuhan memberikan nasib seperti ini?

Tiba-tiba ia mendengar seseorang masuk ke dalam ruangannya.

"Maaf pak. Apa salah saya hingga anda memecat saya"Lucky tersenyum saat ia tak asing dengan suara itu. Perlahan ia memutar kursinya.

"Loee!?"pekik Ricky kaget.

"Sory..menurut laporan, kerja loe kurang bagus. Jadi mau ga mau gue harus mecat loe"ucap Lucky enteng.

"Sial! Kenapa loe bisa ada disini!"Ricky menghampiri nya.

"Ckckck.. Apa loe ga tau kalo gue adalah Manager disini. Dan ini adalah kantor papa gue.Rick..Gue pastiin loe ga akan pernah bisa bekerja di perusahaan manapun setelah ini"

"Enggak! Loe ga bisa memperlakukan gue kayak gini.Gue ga terima!"Ricky menggebrak meja Lucky.

"Loe jangan buat masalah disini!Atau loe akan lebih menyesal karena telah berurusan ama gue! "ancam Lucky. Ia menekan tombol di telfon untuk menghubungi security.

"Ke kantor saya sekarang juga"perintah Lucky.

Ricky menarik kerah kemeja Lucky dan mengancamnya dengan kata kata kasar. Untung security segera datang dan menyeret Ricky keluar dari kantor.

"Inilah pembalasan gue Rick"ucap Lucky seraya membenarkan kemejanya.

##

Lucky's PoV

Aku membuka pintu rumah yang tak dikunci. Samar samar aku mendengar tangisan seseorang.Itu suara Manda. Aku segera menghampiri Manda yang ternyata berada di atas sofa, menghadap ke televisi.

"Mengapa loe menangis Man?"tanyaku sambil duduk di sebelahnya.

"Dia udah pergi kak. Pergi"ucapnya di sela sela tangisannya.

"Adit maksud loe?"tebakku. Ia mengangguk.

"Dia udah berjanji bakal merelakan gue.Baru saja dia nelfon gue untuk bilang bahwa ia akan menetap selamanya di Australia.Dan sekarang dia sudah di bandara"

"Loe gak mau pergi kebandara?".

"Tidak.. Atau aku akan kesulitan untuk melupakannya"dia menghapus air matanya dengan tisu. Kulihat sudah banyak bekas tisu yang memenuhi meja.Entah berapa lama dia menangis sehingga menghabiskan tisu sebanyak itu.

"Loe masih mencintainya? "

"Sangat. Aku sangat mencintai nya kak"

Lucky benar benar bisa melihat kesedihan dan juga rasa cinta yang mendalam dari kata kata Manda untuk Adit.

Tanpa sadar Manda meletakkan kepalanya di bahu Lucky.

"Apa aku bisa melupakan nya?"tanyanya.

"Hanya loe yang tau Man"jawabku.

Selanjutnya tak ada perbincangan lagi.Aku dan Manda sama sama terdiam. Dia hanya menatap lurus ke layar televisi yang menampilkan acara berita.

"Apa loe ingin kebebasan dari gue?"

Manda langsung menjauh dariku. Ia menatapku penuh kekagetan.

"Apa maksudmu kak? "

*,*

Are You My Destiny? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang