Part 31

4K 205 9
                                    

Author's PoV

Setelah cukup lama hati dan otaknya berperang, Lucky kembali menghampiri meja dokter.

"Anak itu akan tetap dilahirkan dok.Lakukan lah yang terbaik"

"Tapi saya ingatkan operasi ini juga beresiko.Apa anda siap menerima segala resikonya nanti?"

Lucky menghembuskan nafas panjang.Ia tahu tak bisa memiliki keduanya secara sempurna sekarang.Ia harus menguatkan dirinya jika ia akan kehilangan salah satu dari mereka.

"Saya akan terima apapun resikonya dok"

"Baiklah.saya akan segera menyiapkan prosedur untuk operasinya"

Dokter memberikan sebuah map ke Lucky untuk ditandangani.

"Gue harus kuat.Harus"tekad Lucky.Ia lalu keluar dari ruangan dan berjalan menghampiri keluarganya .

"Ma..pa.Pulanglah dulu.Biar Lucky yang jaga Manda disini"

"Tidak Luc.Jadi apa keputusan kamu?Bukankah lebih baik kita membawa Manda ke rumah sakit di Jakarta?Bila perlu Papa akan membawanya ke rumah sakit di luar negeri"

"Tidak perlu Pa.Menurut Lucky rumah sakit ini sudah cukup bagus.Lagipula Manda akan dioperasi sebentar lagi"

"Apa kamu sudah memikirkan semuanya secara matang?"Sam dan yang lainnya sudah mengetahui jika anak yang dilahirkan Manda tidak akan normal.

"Lucky sudah memikirkan semuanya Pa"Lucky lalu menghampiri Citra dan Roy.

"Ma..Pa.Maafkan aku.Aku tak bisa menjaga Manda dengan baik.Ini semua memang salah ku.Jika kalian ingin marah atau menghukumku,aku akan terima"

Citra menoleh sebentar kembali menunduk lalu mengusap air matanya.

"Sudahlah Ky.Semua yang terjadi pasti sudah diatur oleh Tuhan.Mama tidak akan menyalahkan kamu.Kamu juga pasti sedih dengan keadaan Manda saat ini"

"Terima kasih Ma"Lucky memeluk mertuanya itu.

Perhatian mereka lalu teralihkan saat beberapa perawat mendorong ranjang jalan Manda menuju ruang operasi.Mereka segera mengikutinya.Hati Lucky serasa sakit saat melihat Manda terbaring tak berdaya.

Mereka lalu menunggu cukup lama di depan ruang operasi.3 jam sudah Lucky mondar mandir tanpa ingin duduk sedetikpun.Dia bahkan menolak makanan dan minuman yang disodorkan Reza.Ia justru memaksa semua orang agar mau makan dan istirahat sejenak.Sementara ia membiarkan dirinya didera rasa lapar dan kantuk.

"Loe ga pulang ke Jakarta Za?Apa loe gak banyak kerjaan sekarang?"

"Enggaklah gue gak mungkin ninggalin loe dalam situasi seperti ini"Reza merasa kasihan pada Lucky.Keadaan Lucky begitu menyedihkan.Ia terlihat letih dan lemah sekali.Sahabatnya itu terlalu keras kepala sampai tak mau makan walau sedikit.Setidaknya Lucky bisa mengembalikan tenaganya yang hilang.

Lampu di atas pintu ruang operasi padam.Artinya operasi itu sudah selesai.Pintu akhirnya terbuka dan suster muncul dengan menggendong bayi kecil di tangannya.Seketika mereka semua mengerumi suster itu.

"Selamat Mas.Bayinya perempuan"Mata Lucky berbinar binar.Senyumnya memgembang lebar.

"Boleh saya menggendong nya sus"

"Maaf mas.Bayi ini masih sangat lemah dan harus segera di bawa ke inkubator.Permisi"suster itu berjalan pergi.

"Eh Sus.."

"Ky"Laura menggelengkan kepalanya.Lucky langsung mengurungkan niatnya untuk mengejar nya.

"Dokter bagaimana keadaan anak saya"Lucky menoleh saat didengarnya suara Citra.Ia pun menghampiri dokter.

Are You My Destiny? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang