Part 15

5K 242 8
                                    

Mumpung minggu bisa update 2 part..

Manda's PoV

"Mungkin loe emang gak ditakdirkan buat Adit Man!"

Aku kembali terngiang kata kata Luna hari itu.Mungkinkah ucapannya akan terjadi? Apakah perjalanan cinta ku dan Adit selama 8 tahun hanyalah sebuah catatan kecil dalam lembar kehidupanku?

Tuhan memang punya caranya sendiri. Buktinya DIA semakin mengikat ku lebih kuat bersama kak Lucky dengan hadirnya anak yang sedang ku kandung ini. Itu adalah tanda jika aku dan Adit memang harus berpisah.Tapi aku masih sangat mencintai nya. Bagaimana aku bisa menghapus perasaan ini?

Aku meneteskan air mata.Sejak pertengkaran di rumah sakit itu,Adit tak menghubungi ku sama sekali. Aku tak tahu dia ada dimana dan bagaimana keadaannya.

Aku tak tahu seperti apakah hari hariku ke depan.Yang jelas aku ingin tenang dan masalah ini cepat selesai. Entah bagaimana caranya.

"Manda!!Loe masih lama lagi didalem?!"

Terdengar teriakan kak Lucky dari luar.Aku segera tersadar dari lamunanku. Ku oleskan lipstik secara tipis ke bibirku.

"Iya sebentar!!"jawabku.Sebelum pergi,aku memeriksa kembali riasan wajahku.Rambut panjang bergelombang ku biarkan terurai.Setelah kurasa sempurna aku keluar dari kamar dan menuruni tangga.

Alisku bertaut ketika ku lihat kak Lucky bengong sambil terus menatapku.

"Kak!!"saat sudah dekat, aku menjetikkan jari ke depan wajahnya.

"Ehh.. Ada apa? "dia terlihat salah tingkah.

"Apa kau tak pernah melihat wanita cantik sebelumnya?"Dia terkejut.

"Jangan terlalu percaya diri. Siapa juga yang bilang kalau loe cantik.Ayolah kita pergi sekarang"dia berjalan mendahului ku.Aku pun mengikuti nya dan masuk ke dalam mobil.

Perjalanannya tak memakan waktu lama. Tau tau kami sudah sampai di tempat acara. Aku tersenyum begitu lebar ketika aku menginjakkan kaki di gedung itu. Dekorasinya sungguh indah dengan biru putih sebagai warna dominan.Ada pula penyanyi yang berada di atas panggung. Kulihat sepasang pengantin itu berdansa dengan mesra diiringi musik yang mengalun lembut. Semua orang terlihat ikut bahagia.

Aku sangat iri melihat nya. Mataku panas ingin menangis.Ini pernikahan yang ku impikan. Tapi apa yang kualami begitu bertolak belakang.

"Hay Sam"tiba-tiba seorang lelaki paruh baya dan seorang wanita menghampiri kami.

"Oh hay Om Albert,tante Sofie"sapa kak Lucky.

"Sam sudah bilang kalau kamu yang akan datang"ucap Om Albert.Badannya lumayan tinggi sampai aku harus mendongak untuk bisa menatap nya. Sementara wanita di sebelahnya,yaitu istrinya hanya setinggi sikunya. Perbedaan yang sangat mencolok.

"Iya Om.Selamat ya atas pernikahan Becca dan Dion"kami menyalami tangan mereka.

"Iya. Terima kasih. Ini istri kamu?Maaf ya kemarin kami tidak bisa hadir di pernikahan kalian"ucap si wanita sambil melihatku. Kak Lucky tersenyum dan mengangguk.

"Iya tidak apa apa Tan"ucapku.Mereka bertiga berbincang tentang bisnis.Aku tak tertarik untuk ikut mengobrol.Aku memilih diam dan tak lama kedua nya pun pergi.

"Aku ingin ke toilet sebentar"ucapku.

"Mau gue temenin?"tawarnya.

"Tidak usah. Kak Lucky disini saja"Aku segera pergi mencari toilet.Sesekali aku melihat pengantin itu.Becca terlihat cantik dengan balutan gaun putihnya.Dan Dion terlihat menawan dengan setelan jasnya yang berwarna senada.Mereka sangat senang menyalami para tamu yang terus berdatangan. Rasa sedihku kembali muncul.

"Ahh andai saja pernikahan ku seperti itu"gumamku.

##

Lucky's PoV

Aku memahami apa yang dirasakan Manda. Sejak tadi aku melihat sinar kesedihan di matanya.Para wanita memang suka memimpikan seperti apa pernikahan nya nanti. Dan Manda,dia terpaksa harus mengorbankan mimpinya sendiri.

Aku memandang Manda yang masih mencari toilet. Ia berhenti sebentar dan melihat ke arah Becca dan Dion.Ekspresi sedihnya membuat dadaku sesak.Perasaan bersalah seketika menghinggapi ku. Gara gara aku dan Susan dia harus mengalami penderitaan ini. Padahal ia tak salah dalam hal apapun.

"Susan.. Susan!Kenapa loe ngelakuin ini pada adik loe sendiri?"sesalku dalam hati.

Aku mengambil minuman diatas meja untuk sedikit melegakan kerisauan ku.

"Hey.. Hati hati donk"ucapku saat seseorang menyenggolku dan membuat minuman ku tumpah ke jas ku.

"Maaf maaf gue ga sengaja"

Aku begitu kaget melihatnya. Dia pun sama kagetnya denganku.

"Loe!! Loe yang kemarin nabrak mobil gue kan!"

"Iya. Soal itu gue minta maaf. Gue sedang emosi waktu itu. Gue gak bisa mengendalikan diri gue. Gue bener-bener minta maaf.Gue akan ganti biaya kerusakan mobil loe"ucapnya.Aku mendengar nada tulus darinya.

"Em.. Baiklah kita lupakan saja kejadian itu"ucapku sedikit melunak. Aku mengambil dompetku dan menyerahkan kartu mahasiswanya.

"Oh..kenapa bisa ada di tangan loe? Tapi terima kasih"

"Gue Lucky"aku mengulurkan tangan.

"Adit"ia membalas uluran tanganku. Kami berpandangan cukup lama. Sepertinya aku tidak asing dengan namanya. Bukan karena aku sudah tahu sebelumnya dari kartu mahasiswa nya tapi sepertinya ada seseorang yang pernah menyebut namanya. Tapi siapa dan kapan?Aku tak terlalu mengingat nya.

##

Author's PoV

"Lucky? Kenapa gue ga asing dengan namanya? Dan sepertinya gue pernah liat dia? "batin Adit sambil terus memperhatikan Lucky.

Matanya melebar saat ia ingat foto Susan dan calon suaminya yang pernah di tunjukkan Manda dulu.Dia memang tak pernah bertemu langsung dengan calon suami Susan karena dia begitu sibuk di Australia.Sampai momen pernikahan Susan pun tak bisa ia hadiri. Tapi lelaki didepannya ini mirip sekali dengan lelaki di foto itu.

Jika benar dia adalah Lucky nya Susan berarti dia adalah suami Manda.

Adit langsung melepas salamannya begitu menyadari fakta itu. Meski belum tentu dugaannya benar.

"Apa gue boleh bertanya sesuatu?"tanya Adit serius.

"Loe mau nanya apa?"

"Apa loe mengenal Man... "

"Eh sebentar"potong Lucky. Ia merogoh sakunya. Lalu menjauh untuk mengangkat telfonnya.Adit terus saja memandangi nya sambil memakan hidangan. Dia hampir menjatuhkan piring saat ia melihat Manda menghampiri Lucky.Manda tampak pucat dan lemas.

"Kak ayo pulang. Aku terus mual dari tadi.Aku ingin istirahat saja"Manda menempelkan kepalanya di dada Lucky.

"Baiklah ayo"ucap Lucky sambil memapahnya.

"Tungguu!!"teriakan Adit menghentikan langkah mereka. Lucky dan Manda langsung berbalik.

"Aditt??"

Manda tersentak. Badanya gemetar dan mulutnya terasa kaku untuk digerakkan.

"Jadi dia Adit, kekasih Manda?"Lucky menoleh ke Manda yang tampak shock dengan kemunculan Adit.Lalu ia menoleh ke Adit yang tengah mengepalkan kedua tangannya.Dadanya naik turun pertanda Adit menahan marah yang sangat besar. Lucky menarik Manda ke belakang punggungnya. Ia ingin melindungi gadis itu dari amarah Adit yang siap meledak.

*,*

Are You My Destiny? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang