"Vee..." sosok dengan suara melengking itu berlari menghampiriku yang tengah asyik duduk santai di area kampus, sambil membaca novel yang baru beberapa hari yang lalu aku beli di toko buku.
Ya kesibukan membaca novel bisa mengurangi sedikit kadar setres di kepalaku. Beberapa hari belakangan ini banyak sekali masalah yang aku hadapi.
Mulai dari masalah kangen dengan pangeranku yang tak kunjung pulang, ya Kak Kevin. Juga masalah Fadel si pria menyebalkan itu, juga Bunda yang akhir-akhir ini berubah sikap padaku yang aku yakin masih ada hubungannya dengan si Fadel itu.
Semua hal itu membuatku pusing, aku butuh sekali ketenangan paling tidak dengan membaca novel bisa sedikit mengurangi rasa frustasiku itu.
Tapi sekarang suara sahabatku yang toa itu mengacaukan ketenanganku ini.
Ada apa lagi sih Ra?! batinku.
"Bisa gak sih toanya itu dikurang-kurangin Ra!" cetusku pada sahabatku itu yang kini mensejajarkan duduknya di sampingku.
"Hehe... maklum lagi happy, jadi volumenya naik sendiri..." ucapnya menampakan sederetan giginya itu dan aku hanya mendengus memutar kedua bola mataku malas.
"Udah deh gak usah nyengir gitu! kamu tuh mau happy gak happy toa mu itu tetep nyaring tau" ucapku.
"Ada apa, kenapa hari ini kamu girang banget?" sambungku.
"Elo tahu gak Ve?" tanya Vira membuatku memutarkan bola mataku malas.
"Ya nggak taulah! Kamu aja belum cerita, gimana aku bisa tahu! huh?" ucapku sebal, Vira terkikik geli.
"Hehe... sorry! Tapi lo jangan sampe kejang-kejang saat gue cerita nanti yah!"
"Elah, lebay banget kalo aku sampe kejang-kejang! Emang kamu mau ngomong apa sih!!" ucapku yang mulai kesal dengan Vira.
Jadi, semalem tuh gue di tembak sama Azka, Vee!" ucapnya antusias.
"What!... serius kamu! Kapan? Kok bisa, terus kamu jawab apa? Kamu terima kan?" seruku terkejut tak sadar telah melontarkan pertanyaan sekaligus padanya.
"Elah Ve, lebay lo... Satu-satu kali nanyanya!!"
"Iya-iya... sekarang jelasin ke aku!" Pintaku sambil meletakan novel yang aku ganggam sedari tadi karena merasa cerita Vira jauh lebih menarik dari novel itu.
"Tadi malem itu dia ngajak gue jalan, gue kira jalan kaya biasanya. Tapi elo tahu gak? Dia ngajak gue dinner di resto yang romantis gitu, terus dia naik keatas panggung terus nyanyi sambil main gitar! Lagunya romantis banget loh Ve.. Abis itu dia nembak gue..." ceritanya.
"Iih.. Romantis banget sih Azka! Jadi dia nembak kamu didepan semua orang!?" tanyaku penasaran
"Untungnya sih enggak Ve, karena kalo sempet iya gue pasti malu banget! Azka cuma bilang kalo lagu itu dia persembahkan untuk orang spesial dihidupnya.."
"Terus?" tanyaku.
"Ya dia nembak gue pas dia udah balik duduk!" ujar Vira.
"Terus?" tanyaku lagi.
"Terus apanya?" Pertanyaannya yang ia lemparkan kembali kepadaku itu membuatku gemas.
"Kamu jawab apa, kamu pasti terima
dia kan?" Ku lihat sahabatku ini tersenyum terpaksa ke padaku."Ada apa? Jangan bilang kamu nolak dia ya!"
"Gue gak nolak kok, cuma belum kasih jawaban aja ke dia..." ucapnya lemah.
"Kok gitu? Kamu suka sama Azka kan Ra, terus kenapa gak langsung kamu jawab iya aja sih?" tanyaku.
"Iya gue memang suka sama Azka tapi gue masih belum yakin sama perasaannya itu ke gue" ucapnya lirih
"Jangan bilang semua ini ada hubungannya sama aku!" ucapku.
Vira hanya bisa menundukan kepalanya."Ya Tuhan Vira... aku sama Azka itu gak akan pernah lebih dari sahabat! Kamu tahu sendiri kan kalau aku cuma cinta sama kak Kevin" terangku.
"Iya gue tahu lo sukanya sama dokter ganteng lo itu, tapi Azka kan sukanya sama elo bukan gue..." ucapnya menatap manik mataku.
"Kamu yakin huh!? Terus kalau memang Azka suka sama aku, kenapa dia nembak kamu? Vira-vira... Azka itu suka sama kamu Ra, kalau nggak buat apa dia repot-repot ngungkapin perasaannya sama kamu! Aku yakin Azka udah ngelupain perasaannya itu ke aku, aku juga yakin dia udah move on dari aku. Dan sekarang kamulah yang bisa mengisi hatinya lagi. Jadi buat apa mengingat masa lalu dia, seharusnya kamu percaya padanya. Aku percaya Azka serius sama kamu" tuturku panjang lebar.
"Elo serius Ve? elo yakin Azka udah move on dari lo?" ucapnya meminta di yakinkan lagi.
"Hemm... aku yakin, percaya sama aku! Sekarang kamu harus jawab pertanyaan Azka itu. Dan jangan buat hatinya itu patah lagi, cukup aku yang melakukan hal itu padanya dulu..." ucapku lirih seraya memeluk sahabat baikku itu.
"Okee... thanks ya Ve, kamu sahabatku yang paling baik!" ucapnya sambil memelukku dari belakang.
Kami tertawa bersama, merasa beban itu hilang semua dari pundakku. Semua masalahku serasa terangkat ketika bisa tertawa bersama sahabat baikku ini.
Semoga kamu akan selalu berada disisiku sahabatku, ketika aku senang maupun sedih.
Aku ingin kamu tetap ada menghibur ku, tertawa bersamaku dan menangis bersamaku.
Aku menyayangimu sahabatku!! Selamanya...
***
See you 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Karena Cinta (Completed)
Storie d'amoreVeerisha merasa hidupnya telah sempurna saat kehadiran Kevin Wijaya, pria tampan yang kini telah menjadi seorang dokter muda. Mereka bertemu pertama kali saat Veerisha liburan ke New York dan Kevin sedang kuliah di New York. Namun perjalanan cinta...