Part 50

223 7 0
                                    

"Sudah di minum obatnya?" tanya Kevin, Veerisha menggeleng. Kevin mengambilkan obat yang telah di siapkan di dalam cawan obat dan mengambil gelas yang berisi air putih di atas nakas.

Kevin duduk di samping kepala ranjang Veerisha dan memberikan gelas yang berisi air putih itu pada Veerisha.
"Airnya di minum dulu.." Veerisha menerima gelas air putih itu dan menengguknya beberapa teguk.

Kevin memberikan cawan berisi obat itu dan Veerisha segera meminum beberapa butir obat yang berwarna-warni itu. Setelah Veerisha selesai meminumnya, Kevin mengambil gelas dan cawan itu dari tangan Veerisha, mengembalikannya ke atas nakas di sebelah tubuhnya tanpa turun dari ranjang Veerisha.

"Tidurlah!" ucap Kevin membenarkan posisi tidur gadisnya itu.

Jujur Veerisha sedikit tegang dan gugup karena dokternya itu tidak kunjung pergi dari atas ranjangnya, malah sebaliknya pria itu setengah tertidur di atas ranjangnya.

Untung saja ranjang ruang kusus VVIP ini cukup besar, bisa di tiduri dua sampai 3 orang sekaligus. Kevin menggunakan tangan kirinya untuk menopang kepalanya dan tangan kanannya bermain-main dengan rambut dan poni gadis itu.

Veerisha merasakan debaran jantungnya semakin cepet berpacu, gadis itu berusaha untuk menetralkannya tapi tak berhasil apa lagi setelah dia tahu jika pria itu tengah menatapnya intens.

"Dokter kenapa ngeliatin aku kaya gitu sih?" akhirnya suara itu bisa keluar dari bibirnya setelah lama dia diam membisu, bukan karena tidak mau bersuara namun karena dia tidak bisa mengeluarkan suaranya karena terlalu tegang.

"Kamu cantik!" ucap Kevin mengecup kening Veerisha. Veerisha merasa saat ini jantungnya benar-benar melompat dari rongga dadanya.

"Kamu tau aku sangat merindukan mu.." ucap Kevin menatap Veerisha tepat di kedua manik matanya.

"Sudah berkali-kali aku menciummu tapi kamu tidak juga terbangun dari tidur panjangmu. Aku selalu berharap mata cantik mu itu bisa terbuka dan menatap ku lagi, dan ternyata semua penantianku selama ini tidak sia-sia. Kini aku bisa melihat mu menatapku lagi seperti ini.." ujar Kevin menyunggingkan senyumannya pada gadis itu. Dan entah mengapa Veerisha menitihkan air matanya saat mendengar cerita Kevin tadi.

"Aku mohon jangan tinggalkan aku lagi ya, jika kamu lakukan itu lagi mungkin aku bisa mati." Kevin mengecup lembut bibir gadis itu.

"Dokter Kevin... Sebenarnya dokter ini siapa? Kenapa dokter berlaku seperti kepadaku.." tanya Veerisha saat setelah Kevin menciumnya tadi. "Kenapa dokter memperlakukan ku seperti__" ucap Veerisha menggantung sambil menatap tepat di kedua manik mata Kevin, seperti sedang mencari jawaban dari dalam mata pria itu.

"Aku kekasih mu.." sambung Kevin. "Aku memang dokter mu tapi aku juga kekasih mu.." terang Kevin tersenyum manis.

Kevin membawa sebelah tangan Veerisha dan meletakan tangan gadis itu di dada sebelah kirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kevin membawa sebelah tangan Veerisha dan meletakan tangan gadis itu di dada sebelah kirinya. "Kamu bisa rasakan.."

Veerisha merasakan debaran Jantung pria itu sama seperti debaran jantungnya, ritmenya sama. Jantung mereka sama-sama berpacu cepat.

"Jantungku selalu seperti ini saat bersama mu dan aku pun tahu debaran jantung mu pun pasti sama sepertiku bukan? Sekalipun kamu tidak mengingatnya tapi jantung ini tidak akan pernah lupa dengan pasangannya, dengan rasa yang pernah singgah di hati ini." ujar Kevin. Veerisha memposisikan tubuhnya menyamping gadis itu meraba dada bidang Kevin, meresapi setiap getaran yang terasa di telapak tangannya.

Aku memang tidak mengingat apapun tentangnya, bahkan sedikit pun tidak.. Tapi aku bisa merasakannya, merasakan kerinduan yang begitu besar dari dalam dirinya. Dan entah mengapa aku pun juga sama merindukannya, walau aku tak sedikit pun mengingatnya di dalam memory ku, tapi jantungku berdebar hanya untuknya... Dan hatiku pun mencintainya... Batin Veerisha.

"Aku mencintaimu Veerisha Tworellia Roygi..." ucap Kevin. Veerisha tersenyum dan Kevin kembali menciumnya.

***

Author Pov :

"Br*ngsek!" umpatan itu keluar dari mulut pria yang saat ini tengah bersembunyi di balik sebuah pohon besar, pria itu mengenakan jaket hitam yang menutupi hampir sebagian tubuh dan kepalanya.

Sedari tadi tatapan pria itu tak lepas dari seorang gadis yang tengah duduk di atas sebuah kursi rodanya di tengah taman rumah sakit itu, gadis itu tengah di temani oleh seorang pria yang terlihat seperti seorang dokter karena pakaiannya.

"Gue gak akan ngebiarin kalian hidup bahagia, gue pastiin kali ini salah satu dari kalian akan gue kirim ke neraka. Kalian nggak bakalan bisa selamat lagi dari gue!" sumpah pria itu memandang tajam penuh dendam pada pasangan yang saat ini tengah tersenyum bersama.

Pria itu semakin geram ketika melihat pria itu memberikan sebuket bunga mawar merah pada gadis manis itu.

***

Hay Readers!! Jangan lupa mampir ke cerita aku yg kedua yak!!😉
Kali ini ceritanya lebih santai, happy, alurnya tentang geng anak sekolahan, remaja-remaja yang lagi kasmaran gitoh!!😂 Gokil deh..

Dan yang pasti bakal dibikin baper deh.. 😘😝
Cek!👇
https://www.wattpad.com/story/117731166?utm_medium=link&utm_content=share_writing&utm_source=android
'Omnia Vincit Amor'

See you 😉

Semua Karena Cinta (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang