Kevin masuk ke dalam mobilnya yang terparkir di halaman kampus dengan wajah frustasinya, beberapa kali ia mengusap wajahnya dengan kasar. Kini kedua tangannya di hantam-hantamkannya pada stir mobilnya. Kini amarah mengusasinya tak terasa setetes bening meluncur dari sudut matanya.
"Kenapa, kenapa kamu lakukan ini padaku..." ucapnya sambil kembali menghantamkan tangannya pada stir mobilnya.
Merasa lelah Kevin menenggelamkan kepalanya di antara kedua tangannya yang menggenggam erat stir mobilnya itu.
Suara pintu mobilnya yang tertutup membuat Kevin mengedikan bahunya ke arah sosok yang telah duduk di sebelahnya.
"Keluar, Fadel! Gue mau sendiri!" ucap Kevin tegas mengusir Fadel dari dalam mobilnya.
"Lo liat sendirikan? Veerisha udah ngehianatin lo.. Jadi lebih baik lo putusin dia sekarang juga" ucap Fadel.
"Lo nggak usah ikut campur dengan urusan gue, Fadel! Sekarang juga lebih baik lo keluar!!" tegas Kevin.
"Gue cuma ngasih saran ke elo, dari pada ntar lo tersakiti lagi mendingan lo putus--" ucap Fadel terpotong
"Gue bilang keluar! Ya keluar!!" bentak Kevin pada pria yang duduk disampingnya.
Dengan kesal Fadel keluar dari dalam mobil sambil membanting keras pintu mobil tersebut. Kevin langsung menyetater mobilnya ketika Fadel menutup pintu mobilnya itu.
"Lo akan nyesel karena nggak mutusin Veerisha sekarang KEVIIN!!" teriak Fadel menatap laju mobil sedan BMW hitam yang di kemudikan oleh pria yang membuat gadis yang ia cintai selalu menolaknya itu dengan tatapan sendu.
"Lihat saja gue akan membuat hubungan kalian hancur!! Jika gue tidak bisa milikimu maka tidak akan ada satu orang pun yang bisa memilikimu, Veerisha!" ucap Fadel dengan tatapan yang penuh dengan dendam.
Pria itu telah termakan oleh kebencian hatinya sendiri, membuat akal sehatnya tak berfungsi. Iblis telah merasukinya karena dendam yang tertanam di dalam hatinya itu.
***
Jam menunjukan pukul 2 dini hari. Setelah kejadian di kampus sore hari tadi Veerisha pulang di antar oleh Azka dan malam ini matanya tetap terjaga.
Karena dia khawatir dengan keadaan kekasihnya yang dari tadi malam belum juga bisa dihubungi, gadis itu takut jika terjadi sesuatu dengan kekasihnya itu.
Veerisha melangkahkan kakinya ke arah dapur, berniat untuk membangunkan mang Edy untuk mengantarkannya ke apartemen Kevin.
"Non Veerisha!" ucap mang Edy yang baru keluar dari kamar mandi yang hampir membuat jantungku copot.
"Mang Edy ngagetin aja deh!" cetusku masih dengan wajah panik.
"Maaf atuh non, non kok belum tidur?" ucap mang Edy.
"Iya mang. Kebetulan deh mang Edy belum tidur, mang bantuin Ve yah"
"Bantuin apa non?""Tolong anterin Ve ke apartemen kak Kevin" kata Veerisha.
"Non teh mau ngapain atuh jam segini kesana?" tanya mang Edy.
"Aduh mang, plis.. Ve lagi ada masalah sama Kak Kevin, tapi jangan bilang-bilang sama kak Rayn, Bunda, atau Ayah ya mang!""Aaih, gimana ya non... Yaudah lah, tapi mang tungguin non Veerisha sampe balik kerumah yah, jangan lama-lama tapi.."
"Iya mang!! Ve janji cuma sebentar kok. Cuma mau mastiin keadaannya aja. Makasih yah mang!"
"Iya sama-sama non, yaudah sok atuh non.." ucap mang Edy sambil menuntun Veerisha untuk bergegas pergi.
"Yaudah, ayok mang."

KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Karena Cinta (Completed)
RomantizmVeerisha merasa hidupnya telah sempurna saat kehadiran Kevin Wijaya, pria tampan yang kini telah menjadi seorang dokter muda. Mereka bertemu pertama kali saat Veerisha liburan ke New York dan Kevin sedang kuliah di New York. Namun perjalanan cinta...