Part 43

235 7 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote sebelum baca
Serta comment setelah baca..  🙏


Author pov :

"Berengsek!!!" umpatan itu terus saja mengalun dari mulut pria itu. Setelah Dafa menceritakan kelakuan pria itu pada kedua orangtuanya yang berada di London, pria itu akhirnya akan segera di bawa kembali oleh orang tuanya itu.

"BERENGSEK!!! Cowok berengsek, semua gara-gara pria itu!" ucap Fadel frustasi. Pria itu frustasi karena semua rencananya gagal total.

Ketika pria itu berjalan melewati kamar Dafa dan Widya, pria itu sempat mendengar pembicaraan pasangan suami istri itu karena kamar mereka tak tertutup rapat. Fadel menguping dari balik daun pintu kamar pasangan itu.

"Rayn menemukan Ve yah, kita harus segera menyusulnya!" ucap Widya antusias setelah tadi dia menelefon putranya itu dan dia mendapatkan kabar jika Rayn telah menemukan putrinya itu. Gadis itu berada di rumah Sekar kekasihnya Rayn. Widya meminta Dafa untuk mengantarnya ke rumah Sekar.

"Kamu yakin Bun?" tanya Dafa.

"Iya Yah, Rayn sendiri tadi yang bilang.." ucap Widya.

"Apa tidak sebaiknya kita tunggu di rumah saja, biar Rayn yang membawanya pulang.." saran Dafa itu membuat Widya emosi.

"Tidak Yah! Aku ingin melihat anak ku, kalau kamu gak mau mengantarku, aku akan pergi sendiri!" ucap Widya dengan nada mengancam.

"Baiklah, aku akan mengantarmu.." ucap Dafa mencekal lengan istrinya itu yang akan beranjak dari kamar itu.

"Ya sudah ayo..." ucap Widya. Dafa menggandeng tangan istrinya lalu keluar dari kamar itu.

Fadel yang berada di luar segera bersembunyi ketika pasangan itu keluar dari kamarnya. Kini pria itu sedang membuntuti pasangan itu dengan menggunakan mobil nisan juke merah yang baru saja di belinya beberapa bulan yang lalu.

Mobil alphard putih yang di kendarai oleh pasangan suami istri itu mulai memasuki kawasan perumahan elit dan berhenti tepat di depan sebuah rumah mewah di kawasan itu. Fadel memarkirkan mobilnya itu tak jauh dari rumah tersebut, pria itu tidak tahu apa yang terjadi di dalam karena pria itu tetap menunggu di dalam mobilnya.

Terlihat tangan pria itu mencengkram setir mobilnya kuat-kuat hingga buku-buku jarinya menipis, pria itu tengah bergulat dengan emosinya itu. Yaa iblis telah merasuki pikiran dan jiwa pria itu.

"Aku akan membuat perhitungan dengan lo Kevin!" gumam Fadel terdengar kertankan gigi dari pria itu.

Setelah cukup lama menunggu pria itu melihat sosok perempuan keluar dari pintu gerbang rumah tersebut, dan perempuan itu adalah gadis yang sangat dicintainya. Dan tak lama kemudian sosok pria menyusul gadis itu, sosok yang sangat di kenalinya. "Kevin..." gumam Fadel menyebutkan nama pria itu.

Kali ini Fadel mencengkram kembali setir mobilnya dengan kuat, rahang pria itu mengeras saat melihat Kevin memeluk Veerisha di depan matanya. "Berengsek!" umpat pria itu.

Fadel melihat Veerisha mendorong tubuh Kevin dan menghindari pria tersebut, Fadel tidak tahu apa yang sedang di bicarakan oleh mereka tapi dia tahu bahwa Veerisha sedang marah pada Kevin karena gadis itu selalu menepis uluran tangan Kevin.

Air mata Fadel seketika itu melesat dari sudut matanya, walaupun pria itu menangis tapi tatapan pria itu memancarkan kebencian yang teramat sangat. Pria itu melihat Kevin mencium Veerisha di depan mata kepalanya sendiri. Dan sekali lagi Pria itu mencengkram kuat setir mobilnya, menyalurkan semua emosinya pada cengkramannya itu.

Bunuh... Bunuh pria itu, lenyapkan dia! bisikan itu terdengar di telinga Fadel. Pria itu mulai menyalakan mesin mobilnya. Dan di saat dia melihat Veerisha berlari meninggalkan Kevin, di saat itu pulalah dia menginjak pedal gas mobilnya dengan penuh, membuat mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi.

***

"VEERISHA AWAAASS!!!" jerit Rayn namun ia terlambat tubuh gadisnya itu telah di hantam oleh mobil itu, kini tubuh Veerisha terhempas di jalan beraspal itu. Tubuhnya tergolek lemah darah segar keluar dari helayan rambut gadis itu dan mengalir menggenangi jalan beraspal itu.

"VEERISHA!!!!!!!!!!"

Kevin berdiri menghampiri tubuh Veerisha yang tergolek tak berdaya di jalan beraspal itu. Tubuh pria itu luruh bertopang pada kedua lututnya persis di hadapan tubuh gadisnya itu.

Pria itu mengangkat perlahan kepala gadisnya itu dan menyandarkan punggung gadis itu di dalam pangkuannya. "Veerisha! Kenapa kau lakukan itu.." gumam Kevin lirih. Suara pria itu bergetar hebat, kini tangan dan bajunya berlinangan darah gadisnya itu.

Kevin masih mendapatkan kesadaran Veerisha saat gadis itu membuka matanya. "Ka--kak__ ma--ma--af ...uhuk..." ucap Veerisha, dan darah kini menyembur dari dalam mulut gadis itu.

"Bertahan lah!!!" ucap Kevin terisak.

Jeritan histeris kini melingkupi gadis itu, Widya menjerit histeris melihat kondisi anaknya itu yang bersimbah darah, air mata membanjiri pipi wanita paruh baya tersebut. Dafa dan Azka menenangkan Widya.

Rayn dan Sekar sempat mengejar mobil yang menabrak Veerisha tadi, tapi sia-sia mobil itu tidak bisa di kejar hanya dengan berlari.

Rayn dan Sekar menghampiri Kevin. Sekar menangis ketika melihat kondisi Veerisha yang seperti itu, Kevin berteriak kepada Rayn untuk mengambil mobil untuk membawa Veerisha ke rumah sakit.

Dafa menyuruh Rayn untuk mengambil mobil alphardnya, dengan sigap Rayn mengambil mobil tersebut.

"Uhuk ..." darah semakin banyak yang keluar dari mulut Veerisha.

"Aku mohon bertahanlah!!!" ucap Kevin menguatkan Veerisha dan dirinya sendiri.

Sebelum sempat Veerisha memejamkan matanya gadis itu sempat tersenyum dan ada setetes kristal yang mengalir dari sudut matanya. Kevin yang mengetahui gadis itu akan terpejam berteriak frustasi.

"Jangan! Tetaplah sadar... aku mohon" rintih Kevin. Mereka yang melihat kondisi gadis itu menagis dan histeris terutama kedua wanita itu, Widya dan Sekar.

Perlahan mata gadis itu pun terpejam dan tubuh gadis itu pun tak bergerak, hal itu membuat Kevin histeris.

"Vee bangun sayang!" ucap Kevin mengguncang tubuh gadis itu.
"VEERISHA SAYANG AKU MOHON BANGUN!!! Jangan tinggalkan aku seperti ini!!!" jerit Kevin frustasi...

"VEERISHAAAA!!!!!!!!!!.........."

Mata indah itu kini telah terpejam, senyum itu hilang dan sua itu lenyap. Menyisakan air mata yang menggenangi di setiap sudut mata yang melihatnya... Ratap dan tangis yang menghiasi harinya kini, tak ada lagi tawa, tak ada lagi canda. Hanya ada tubuh yang terbujur kaku, wajah datar dan mata terpejam...

"Jangan pergi... Jangan tinggalkan aku..."

***

Hay Readers!! Jangan lupa mampir ke cerita aku yg kedua yak!!😉
Kali ini ceritanya lebih santai, happy, alurnya tentang geng anak sekolahan, remaja-remaja yang lagi kasmaran gitoh!!😂 Gokil deh..

Dan yang pasti bakal dibikin baper deh.. 😘😝
Cek!👇
https://www.wattpad.com/story/117731166?utm_medium=link&utm_content=share_writing&utm_source=android
'Omnia Vincit Amor'

See you 😉

Semua Karena Cinta (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang