17 | Newbie

1.5K 243 15
                                    

2 hal yang membuatku lega :

1. Andrew udah ngga terlalu diam
2. Keira dan aku udah baikan

Dan untuk Keira, kayaknya dia belum punya teman. Jadi, aku punya rencana buat dia yang suka main musik.

Wish me luck!

- Zev aja lah
Masih di London, 4 Oktober

🍁

Setelah kelas Biologi yang sangat membosankan selesai, aku bergegas mencari Keira di depan kelas bahasa Prancis. Katanya ia lebih menyukai bahasa Prancis dibandingkan Spanyol kala aku bertanya kelas apa yang ia pilih.

Jarak antara kelas Biologi dan kelas bahasa Prancis lumayan jauh. Aku menghela napas lega begitu sampai dan mendapati bahwa kelasnya belum selesai padahal bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu.

Aku menyenderkan punggungku pada salah satu tembok yang ditempelkan poster-poster. Sebenarnya perutku sudah keroncongan dan minta diisi sejak di pertengahan kelas Biologi, tetapi aku tidak sabar memberitahu Keira sesuatu yang kuharap ia akan menyukainya.

"Zevania Sylvianna?" Seseorang menepuk bahuku dari samping kananku dan membuatku sedikit tersentak.

"Yeah?" Aku tidak mengenal orang ini; seorang anak laki-laki yang mungkin masih duduk di kelas 7 atau 8. Tapi, aku yakin ia adalah murid di sini (tentu saja dengan seragam yang membalut tubuhnya).

Anak laki-laki ini memberiku sebuah kotak berukuran sedang dan berwarna merah. Aku menerimanya dengan penuh selidik; khawatir isinya adalah semacam bom atau apa. "Dari siapa?"

Ia menggedikan bahu. "Aku menerimanya di lokerku. Maaf, bukan bermaksud lancang, kupikir itu untukku. Setelah kubuka, terdapat 2 kertas dan salah satunya tertulis, 'Whoever who got this, please give it to Zevania Sylvianna' dan ada fotomu juga."

Ada fotoku? Sounds creepy.

"Ah, okay. Thanks," kataku. Anak laki-laki itu hanya mengangkat alisnya dan berlalu meninggalkanku. Dari wajahnya sih ia kelihatan seperti anak baik-baik. Semoga ini bukan troll atau sebangsanya.

Aku membuka kotaknya dengan harap-harap cemas dan agak menjauhkannya dari wajahku (mungkin sesuatu akan muncrat dari dalam). Namun, tidak terjadi apa-apa.

Kulihat apa yang ada di dalamnya. Seperti yang dikatakan anak itu, terdapat dua surat yang berwarna merah dan putih, foto candid-ku yang sedang membaca buku sejarah kerajaan Inggris di perpustakaan, dan juga sebuah cupcake berwarna oranye dengan ukiran London Eye di atasnya.

AH, CUPCAKE!

Kutepis rasa senangku dan mengabaikan cupcake yang terlihat sangat menggiurkan. Aku meraih kertas yang berwarna merah. Ah, surat ini lagi....

Sylvianna, Zevania

I know biology is boring af so a cupcake could make a little smile on your face.

Dalam hati aku berteriak: and you just did it like a cupcake!

Aku menyimpulkan pengirim surat-surat ini adalah anak yang sekelas denganku di kelas Biologi sebab ia tahu aku bahkan nyaris tertidur di kelas Biologi.

Namun, aku tidak tahu siapa pasti karena aku tidak mengenal siapapun di kelas Biologi. Mungkin kenal iya, tetapi kalau dekat ... tidak juga.

Semua orang di kelas Biologi juga baik padaku, membuatku bingung siapa di antara mereka yang mengirimku semua ini. Tetapi, aku bersyukur karena itu tandanya pengirimnya bukan Dave.

Journal: The SeasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang