47 | Shopping

1.3K 243 49
                                    

Soundtrack for this chapter :

Gorgeous by Taylor Swift

-

Dear Journal...

Musim semi yang indah sudah berlalu. The Villains mendapatkan kontrak dengan sebuah label musik Inggris berkat tersebarnya video mereka di akun Youtube majalah sekolah plus penampilan mereka yang spetakuler di London Spring Music Festival hingga berhasil memukai para produser musik. Setelah lulus nanti, mereka akan mulai merilis single debut mereka dan apabila sukses, album pertama mereka akan keluar dan tentu saja tur dunia.

Kabar baik tersebut keluar pas sekali ketika Annika ulang tahun pada tanggal 24 Mei kemarin. Benar-benar hadiah ulang tahun yang indah. Aku nyaris menangis karena sebentar lagi teman-teman hebatku akan menjadi bintang baru dunia.

Dan aku menangis karena sayangnya aku akan kembali ke Indonesia awal Juli nanti. Dua hari setelah prom dan tidak akan sempat menonton secara langsung penampilan The Villains saat perilisan single debut mereka.

Journal, aku tidak ingin meninggalkan teman-temanku di sini. Segala kenangan yang tercipta di London merupakan hal terindah sepanjang hidupku. Bagaimana mungkin aku bisa meninggalkan tanah Britania Raya ini beserta kenangannya?

Terlebih, hubunganku dengan Andrew yang sudah ada kemajuan. Setidaknya Andrew tidak lagi bersikap berubah-ubah padaku. Kami makan bersama di kafetaria, menghabiskan waktu di The Aksov, menyaksikan pertandingannya, dan masih banyak lagi. Meskipun tidak berdua, tetapi teman-temanku itulah yang membuat segalanya menjadi lebih baik.

London, 3 Juni

- Zevania yang galau

__

Seminggu lagi tes ujian GCSE dan untungnya aku tidak perlu melaksanakan ujian tersebut sebab tujuan utamaku belajar di sini adalah untuk mendapat pengalaman dan belajar antarbudaya. Memang sangat melenceng dari kurikulum nasional yang ditetapkan pemerintah Inggris. Lagipula setelah ini aku tidak melanjutkan program A-Levels atau 6th Form untuk jenjang kuliah. Beruntung karena nilai GCSE-ku pasti anjlok. Berbeda dengan Kafka yang sudah menerapkan kurikulumnya dari masih tingkat SMP sehingga memenuhi syarat.

Jadi sebagai gantinya, aku hanya akan melakukan tes pelajaran selama setahun terakhir untuk sertifikat bahwa aku pernah melakukan studi di Inggris selama setahun. Setelah itu, aku akan kembali ke Indonesia dan melanjutkan SMA dari kelas 10 lagi.

Aku belum memutuskan akan masuk sekolah apa, akan tetapi terbesit dalam benakku untuk masuk SMK dan mengambil jurusan pariwisata setelah mendengar pengalaman menjadi tour leader dari Dad. Pariwisata merupakan sektor yang menjanjikan karena selain ruang lingkup pekerjaannya luas, siapa tahu aku dapat pergi ke Manchester dan beberapa kota lainnya.

Setelah ujian dan lulus, sekolah di Inggris memiliki budaya prom untuk seluruh anak year 11. Aku tidak bisa membayangkan apa yang kulakukan di prom nanti tapi yang pasti, prom merupakan acara formal sehingga membutuhkan gaun untuk menghadirinya. Aku tidak pernah mengenakan gaun formal sebelumnya. Biasanya di Indonesia ketika hari kelulusan, aku mengenakan kebaya dan rasanya tidak mungkin mengenakan atau menemukan kebaya di London.

Prom juga merupakan acara yang ditunggu-tunggu oleh hampir seluruh siswa di sekolah menengah atas. Termasuk Ashley yang mengajakku, Annika, dan Mikayla berburu gaun untuk prom di salah satu toko yang khusus menjual gaun untuk prom pada sepulang sekolah. Aku benci belanja baju dan sebangsanya. Kepalaku sering berdenyut melihat banyaknya pilihan untuk dibeli. Berbeda dengan Annika dan Mikayla yang sudah memilih beberapa gaun untuk disortir kembali. Apalagi Ashley yang sudah mendapatkan pilihannya. Sebuah gaun berwarna ungu dengan garis leher asymmetric sehingga memamerkan setengah bahunya. Katanya ia sudah mengincar gaun seperti itu sejak tahun lalu.

Journal: The SeasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang