Annika memiliki sifat sebelas-dua belas denganku. Ia dapat mengetahui hal-hal yang orang-orang pikir ia tidak mengetahuinya. Aku tahu—pernah menebak—bahwa Annika menyukai Emre sementara Dylan menyukai Annika. Mereka tidak memberitahuku secara terang-terangan. Aku menebaknya dan terkadang tebakanku benar.
Termasuk tebakan bahwa Keira tertarik pada pesona seorang Andrew Stanley. Keira mengakuinya dan ia jelas menunjukkan ketertarikannya pada cowok bermata biru laut itu.
Dan seperti yang kubilang tadi, Annika tahu sendiri bahwa aku menyukai cowok bermata biru laut itu juga. Pft, aku bahkan tidak mengerti bagaimana perasaanku saat ini. "Aku tahu sejak pertama kali kau mendapat tugas mewawancarainya untuk majalah. Kaupikir aku mendapatkan sepuluh fakta tentang Andrew itu secara cuma-cuma? Aku melakukan riset." Begitu katanya ketika aku menanyakan sejak kapan ia menyadari itu. Menyadari bahwa aku menyukai Andrew.
Aku bertanya darimana Annika mendapatkan sepuluh fakta itu, tetapi anak itu enggan menjawabnya. Aku menduga ia mendapatkannya dari Emre. Entah bagaimana caranya.
Saat menginap di rumah Ashley, Annika juga tidak banyak berkomentar perihal gosip Keira-Andrew yang menyebar di sekolah atau pengakuan Keira tentang perasaannya. Namun, sikapnya berubah kala Ashley yang terpaksa mengakui bahwa ia diam-diam menyukai Tyler. Ia menjadi . . . liar dan heboh. Seperti para Jelenator yang senang Justin Bieber dan Selena Gomez balikan. Padahal aku lebih setuju Selena bersama Dylan O'Brien—lupakan hal itu.
Bagaimana kabar Ashley-Tyler? Apakah mereka juga pernah mengalami situasi yang serupa dengan Dylan-Annika saat ini? Atau mereka malah menyembunyikan hubungan mereka dari kami?
Tyler memang terlihat dan bersikap seperti seorang playboy. Kerap kali aku berpapasan dengannya di koridor dan menangkapnya tengah menggoda para gadis year bawah. Tapi entah bagaimana caranya, aku tahu ia hanya main-main. Kata-kata manis yang keluar dari mulutnya hanya sebatas kalimat tanpa arti.
Berbeda saat ia bertengkar dengan Ashley mulai dari masalah sepele sampai masalah sepele yang dibesar-besarkan. Cowok slengean itu diam-diam pasti menaruh perasaan pada sahabatnya itu. Namun, sama seperti yang lainnya, ia tidak ingin menghancurkan persahabatannya dengan Ashley.
Persahabatan memang rumit. Sisi kecil hatiku bersyukur karena tidak bersahabat dengan Andrew. Tapi Zeva, kau lumayan dekat dengan Keira yang menyukai Andrew. Aku tidak tahu Keira menganggapku sahabat atau sebatas teman sekolah, tapi apabila gadis itu tahu aku juga menyukai Andrew, maka aku akan mendapat cap sebagai penikung.
Padahal secara logika, bukan salahku kalau-kalau Andrew memang menyukaiku. Akan tetapi, sepertinya aku tidak akan mendapat cap itu mengingat Andrew saja sudah menjaga jarak darikku. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Aku mengambil jurnal yang telah berdebu dari tumpukan buku di meja tulis. Rasanya tidak tahan lebih lama lagi untuk tidak menulis sesuatu di jurnal—barang satu titik sekali pun—sebab ini telah menjadi kebiasaanku. Seperti sebuah kebutuhan. Jurnal adalah oksigenku dan aku tidak dapat bertahan hidup tanpa menghirup oksigen (baca: menulis jurnal).
Karena tidak ingin membaca tulisan terakhir yang kutulis beberapa waktu lalu, aku langsung melewati dua lembar sehingga tulisannya tertutup. Aku meraih pulpen dan mulai menulis apa yang ada dalam benakku:
List of the results of life is unpredictable—there are always plot twist(s) in your life :
#1 Dylan naksir Annika | √
#2 Annika naksir Dylan | ?
#3 Annika naksir Emre | ×
#4 Ashley naksir Tyler | √
#5 Tyler naksir Ashley | ?
#6 Keira naksir Andrew | √
#7 Andrew naksir Keira | ?
#8 Zeva naksir And
KAMU SEDANG MEMBACA
Journal: The Seasons
Ficção Adolescente[BOOK #1 OF THE JOURNAL SERIES] Mendapatkan beasiswa selama setahun di Inggris pastinya diterima baik oleh Zevania Sylvianna, seorang gadis pecinta klub bola Manchester United. Berangkat seorang diri ke negeri asing tak membuatnya mundur dari proses...