Sepuluh

17.7K 1.9K 139
                                    

Moreno melangkahkan kakinya dengan percaya diri ke dalam rumah Carlos sambil membawa bakso. Aneh saja mengingat Carlos minta dibawakan makanan yang sangat jarang laki-laki itu makan. Bahkan seorang Carloa akan menghindar.

Tapi siang tadi Carlos menelponnya dan meminta Moreno untuk membawakan bakso karena Clara dan bubbles ingin memakannya. Moreno yang mengerti keadaan Clara dengan sukarela datang dan membawa bakso paling istimewa. Resep keluarga karena kebetulan Mamanya yang buat.

"Tumben kak Moreno ini wangi"

Moreno menggelengkan kepalanya dengan percaya diri seolah jika melakukan hal itu, maka wangi tubuhnya akan menebar kesana kemari. "Parfum mahal nih, gue khusus pake biar gak angkat kaki dari rumah ini"

"Lebay, cong. Weekend gini gak keluar sama keluarga lo?" Tanya Carlos lalu melihat Clara menyeruput sisa-sisa kuah bakso yang bening itu, "Kok gak pake kecap atau apa?"

Clara menggelengkan kepalanya kemudian melihat Moreno dan Carlos yang menatapnya bergantian, "Ternyata, nikmat banget. Enak begini. Apalagi kalo kecambahnya dibanyakin"

Moreno menaikkan alisnya. Dia menatap Carlos dan kemudian menarik sahabatnya itu lebih dekat, "Los, kok mirip sama tuh anak?"

Carlos mengedikkan bahunya, "Tapi lo bilang sodara lo kan gak ke Bali. Sumpah kalo itu sodara lo, gue adalah orang pertama yang nonjok dia"

Pria itu mendelik kepada Carlos. "Ra, gimana? Calon ponakan Moreno ganteng bin tampan bin handsome bin..."

"Bintitan..." sambung Carlos dan membuat Moreno mendelik sekali lagi

Clara tertawa lalu melirik Moreno dan menyerahkan foto usg anaknya, "Kembar. Bubbles sehat kok, Om"

Moreno mengerutkan alisnya lagi. Dia sudah mendengar cerita Carlos dan bagaimana sahabatnya itu mencurigai dirinya. Tapi melihat hal ini, dia juga jadi curiga dengan dirinya sendiri. Gen kembar? Bukan saudaranya kan? Bukan, kan?!

Uta datang tanpa diundang membawa bungkusan bakso ditangannya, "Hai everybodyh~" sapanya lalu memberikan kecupan hangat di pipi kanan dan kiri Clara

Pria itu mengambil kursi di sebelah Clara dan kemudian mengelus perut Clara dengan takjub. Dulu ketika dia melihat orang-orang begitu antusias dengan bayi di dalam perut mereka, Uta begitu menghujat mereka. Tapi kini harus Uta akui kalau itu adalah salah satu hal paling menakjubkan yang Uta rasakan dalam hidupnya

"Oh, My. Sehat bu? Kok kayaknya ini bekas bakso juga bu?"

Clara nyengir kuda kemudian melahap kembali bakso yang dibawakan Uta. "Ih, mantep gilak"

Moreno masih saja menarik kesimpulan di kepalanya sementara Carlos menatapnya dengan bingung.

"Kenapa, lo?"

Moreno meletakkan foto usg di dekat tangan Clara lalu melirik Carlos, "Enggak. Cuma lagi menyambung-nyambungkan teori"

"Sama. Gue juga" kata Carlos

Dering hp Moreno berbunyi cukup kencang menginterupsi acara menonton Clara memakan bakso sesi kedua. Moreno melirik hpnya dan melihat nama satu-satunya saudara yang dia punya

"Gue udahan, nih. Jemput"

"Bangke..." dan dia langsung mendapat sikutan dari Carlos, "Lo ke rumah Carlos aja, nanti gue shareloc. Lumayan main ke sini. Deket juga..."

"Hm. Tapi gue gak enak badan banget. Gue muntah, aer mulu yang keluar"

"Makanya makan. Itu gunanya sarapan, govlokssssh" kata Moreno berusaha menyensor kata-kata terakhir yang dia ucapkan

"Pesenin gue uber..."

"Oke, bosku" Moreno memutus begitu saja panggilan telponnya dan membuka aplikasi lain di hpnya. "Megan mau kesini. Lumayan deket ini tempet lo"

"Emang doski dimana?" Tanya Uta dengan cukup antusias. Pernah melihat sekilas wallpaper Moreno yang menampilkan foto saudaranya yang tampan itu

Moreno hanya mengedikkan bahu saja. Diam-diam melirik Clara lagi. Kemarin-kemarin dia selalu memakai parfum yang sama dengan milik saudaranya.

"Ehe, gak mungkin kan?" Kata Moreno dan Carlos berbarengan membuat Clara juga Uta memandang mereka bingung

...

"Lo mau cobain, gak?"

Moreno menggelengkan kepalanya ketika Carlos menawarkannya satu potong ayam lada hitam yang baru saja Clara selesai buat

Carlos memakannya dengan tenang kemudian kembali melirik kepada adiknya, "Buka warung depan rumah sekalian. Jadi kalo misalnya ada yang pesen catering kan gampang. Terus anak kosan bisa cari makan disini"

"Kalo ngutang nanti gimana, boy?" Tanya Uta kemudian menyendokkan nasinya

"Gak apa-apa. Kasian juga sama anak kosan. Cari makannya jauh" jawab Carlos sekenanya kemudian membalikkan telapak tangannya, "Sebentar lagi kamu akan beralih dari master lumion menjadi master chef"

Moreno menggelengkan kepala mendengar gumaman Carlos. Tapi diam-diam salut juga. Carlos berusaha mengatur dengan baik waktunya dan juga keuangan mereka untuk bertahan hidup. Lebay, sih. Tapi rasanya Moreno tidak akan bisa melakukan hal yang seperti Carlos lakukan untuk Clara. Jelas, orang tua Moreno akan membunuh anaknya terlebih dahulu

Gue di depan cong, buruan

Moreno menyingkirkan dirinya dari ruang makan dan menghampiri laki-laki yang sudah berdiri di luar pagar dan menatapnya tajam, "Kusut, bang"

"Berisik, njing. Gue masuk angin mulu, gak asik"

Moreno tertawa dan mengajak masuk laki-laki itu ke dalam rumah. Baru sampai ruang keluarga. Clara berteriak kencang dan membuat alisnya mengerut lagi

"Kak Moreno bau banget sumpah bau! Lebih hina dari truk cuci wc asli!"

Carlos sudah menghampirinya dan menatap kepada saudara Moreno yang menunduk menutup mulutnya, "Megan kenapa?"

Moreno yang sibuk menciumi badannya melirik ke belakang ke arah laki-laki itu dan melihat Megan sudah mual-mual tidak karuan

"Dih! Sumpah! Balik lagi baunya nih orang!" Clara muncul dengan menjepit hidungnya juga memegang perut buncitnya. Perempuan itu langsung menganga ketika mendapati Carlos dan Moreno yang membantu seorang laki-laki berusaha berdiri dan mual-mual

Clara menutup mulutnya merasakan bau menyengat yang amat sangat dan kemudian menatap terbelalak kepada laki-laki di rangkulan kakaknya

"Lo!" Tudingnya dengan kasar

Sementara Megan yang terkejut menatap ke arah Clara. Matanya beralih ke perut buncit Clara dan wajah perempuan itu bergantian. "Hueeek"

"Gan!" Moreno panik ketika akhirnya Megan pingsan

Sementara Clara masih berusaha menguasai dirinya yang hampir saja mati lemas karena melihat pria yang sudah merenggut keperawanannya itu kan. Tidak mungkin kan ayah dari anak kembarnya yang lucu-lucu ini adalah laki-laki itu.

Ralat. Cowok itu! Cowok yang pingsan dan masih pakai seragam batik sma kenamaan sejakarta raya?!

Yang benar saja! Masa dia dihamili sama anak sma?! Tuhan, Clara ikutan pingsan.







--------------------------

Oke segini dulu, suka gak?

RHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang