"Lo balik sama siapa, Gan?" Ariesta membuka kacamatanya lalu menoleh kepada Megan yang sedang duduk di pinggir kelas, "Gue tebengin"
Megan menggelengkan kepalanya dan diam menikmati sensasi permen mint di mulutnya. Sejak sering mual, Megan mengoleksi beberapa jenis permen mint untuk dirinya. Sedikit membaca di salah satu blog kalau permen mint mengurangi mual dan mabuk
"Masuk angin gue naik motor mulu" kata Megan kemudian mengecek balasan dari kakaknya yang mengirimkan chat balasan
"Sombong, njing. Bawa mobil makanya. Atau gak nebeng bang Reno" Ariesta memainkan kunci motornya dengan santai sementara Megan sudah menatapnya dengan tidak suka
Cowok itu tersenyum samar kepada beberapa cewek yang sudah lewat dan menyapanya. Bukan rahasia kalau seorang Megantara terkenal cakep. Minus kelakuan bejat tentu saja.
"Si bedebah Reno suka pamrih kalo gue nebeng" kata Megan kemudian melirik sahabatnya, "Lo mau kemana abis ini?"
Ariesta terlihat berpikir sebentar lalu memainkan kembali kunci motornya, "Biasa. Anak-anak pada mau motovlog. Gue ikutan aja. Kalo sempat lo ikut aja. Kasian motor lo gak pernah jalan-jalan"
Megan mengangguk lalu melihat Uber pesanannya sudah datang. "Gue balik. Salam aja sama anak-anak. Ntar malem kalo nyokap kasih gue pergi"
Ariesta mengedikkan dagunya lalu menghilang menuju parkiran. Sementara Megan sudah memasuki mobil dan menyandarkan tubuhnya.
"Mas, Megan..."
"Iya, Pak. Saya Megan. Silahkan menyetir, Pak. Kakak saya pasti udah nunggu" Megan memejamkan matanya, "Mampir ke mana gitu Pak, beli seblak"
Aneh. Megan biasanya tidak suka makanan itu. Kalau Moreno tahu, dia pasti sudah dihina dan dicaci maki kakak laki-lakinya itu. Walaupun terlihat baik dan sangat loyal pada orang. Moreno termausk kejam kepada adiknya sendiri. Dia bisa saja membuat Megan kelaparan atau menghajar Megan kalau sampai Megan bolos sekolah.
Maklum. Sejak dapat tugas menjaga Megan, Moreno sepertinya kurang kencan. Apalagi sekarang Moreno sudah tidak seperti dulu dan membuat Megan tidak sebebas dulu. Kakaknya itu memang aneh.
...
Entah sudah berapa lama Megan tertidur secara tidak nyaman sampai supir uber itu memberi tahunya kalau Megan sudah sampai di tujuan. Megan mengeluarkan lembaran lima puluh ribuannya dan turun dari mobil.
Rumah putih dengan beberapa pohon rindang menyambutnya. Ada dua rumah lagi yang berada di sisi kiri rumah utama itu. Megan bisa menebak ini rumah siapa.
Salah satu sahabat kakaknya, namanya Carlos. Kalau tidak salah, Megan cukup mengenal Carlos karena cowok itu adalah teman senakal dan seneraka kakaknya. Mereka berdua pernah masuk penjara karena tawuran. Sudah jelas kalau kakaknya preman dan Carlos ini adalah ketuanya preman. Moreno saja takut sama Carlos. Apalagi Megan.
Megan menunggu di depan pagar dan mengirimkan pesan kepada Moreno. Beberapa menit kemudian pria itu keluar dengan wajah sumringah, "Kusut, bang"
"Berisik, njing. Gue masuk angin mulu, gak asik" Megan lalu melihat Moreno membukakannya kunci pagar
Moreno tertawa dan mengajak masuk adiknya itu ke dalam rumah. Baru sampai ruang keluarga. suara seorang cewek berteriak kencang dan membuatnya teringat sesuatu
"Kak Moreno bau banget sumpah bau! Lebih hina dari truk cuci wc asli!"
Megan yakin dia pernah mendengar suara itu. Kemudian mual itu datang lagi, dan mengocok-ngocok perutnya. Megan berlutut memegangi perutnya dan menutup mulutnya
Carlos sudah menghampirinya dan menatap Megan yang menunduk menutup mulutnya, "Megan kenapa?"
Moreno yang sibuk menciumi badannya melirik ke belakang ke arah adiknya dan melihat Megan sudah tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun karena terlalu mual
Moreno langsung membantu memapahnya bersamaan dengan Carlos. Megan tidak bisa berhenti memaki dalam hati dan bertanya-tanya ada apa dengan dirinya
"Dih! Sumpah! Balik lagi baunya nih orang!" Seorang perempuan muncul dengan menjepit hidungnya juga memegang perut buncitnya. Perempuan itu langsung menganga ketika mendapati Carlos dan Moreno yang membantu Megan berusaha berdiri dan mual-mual
Perempuan itu menutup mulutnya dan kemudian menatap terbelalak kepada Megan di rangkulan Carlos dan juga Moreno
"Lo!" Tudingnya dengan kasar
Sementara Megan yang terkejut menatap ke arah perempuan itu. Sial. Itu perempuan yang waktu itu di Bali kan?
Matanya beralih ke perut buncit perempuan itu dan wajahnya bergantian. Megan berpikir dengan cepat. Oh, tidak. Itu bukan anaknya kan? Perempuan ini bukan perempuan bersuami yang Megan tiduri kan?
Megan terlalu pusing dengan semua kemungkinan dan juga kenyataan yang menghampirinya seperti bebatuan runtuh. Dia sangat yakin kalau perempuan itu tidak mengandung anaknya. Tapi mual ini mengganggunya, "Hueeek"
Megan memilih untuk terpejam karena sudah tidak kuat lagi menahan mualnya dan sangat terkejut dengan apa yang dia lihat barusan. Perempuan itu, yang meninggalkannya di hotel dan Megan cari-cari, kan? Oh tidak. Dia bisa dibunuh Moreno kalau begini ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RH
Chick-LitThankyou yang sudah membuat RH sampai di peringkat 30 di chicklit. We're nothing without you. Cerita ini didedikasikan untuk followers saya. Maaf sebelumnya, terimakasih. Mabuk di kelab malam enggak bakalan bikin lo h...