Tigapuluhenam

12.1K 1.5K 63
                                    

Kalau biasanya Carlos melihat Clara dan Megan adu mulut. Tumben sepanjang kehidupan mereka, Carlos melihat Clara dan Megan tidak saling mengacaukan hidup masing-masing dan sibuk sendiri. Moreno sampai mengekor dirinya untuk mengintip kedua anak muda itu.

"Adek lo tumben gak recet" kata Moreno menyuarakan kebingungannya. Biasanya Clara akan mengatai Megan bau-lah. Ingin muntah kalau lihat Meganlah. Atau kadang-kadang mengomentari betapa malasnya berdekatan dengan anak cowok itu

Carlos juga sama bingungnya, "Megan juga tumben gak banyak bacotin Clara"

Mama lewat di depan mereka membawa satu kotak penuh kue yang baru saja dia beli di toko sebelah. "Ini cobain bolu dari tetangga. Tau gak sih? Mama ke sebelah di bilang cantik masih muda, ya ampun Mama padahal udah..."

"Mama pernah denger basa-basi-busuk gak sih? Itu cuma rayuan pulau kelapa supaya Mama beli kuenya" kata Moreno begitu saja dan mendapat tatapan tajam dari Mamanya

"Mama tau. Mama cuma sedang menghibur diri karena percuma dikelilingi cowok tapi gak pernah muji Mama cantik" balas Mama dengan ketus

"Drama deh, Ma. Mau pulang apa enggak? Kok lama banget kita di sini..." Megan menggerutu tapi tetap saja ikut duduk di meja makan sambil menggelar buku-bukunya dan kembali mengerjakan beberapa soal

Carlos dan Moreno yang sudah seperti anak kembar, sama-sama sibuk memakan potongan kue di tangannya dan tidak memiliki waktu untuk menanggapi percakapan ibu dan anak itu

Mama memainkan jarinya ke kiri dan ke kanan kemudian menggelengkan kepala, "Kamu kan belum ngelakuin ngidamnya Clara, jadi pulangnya nantian"

Si Anak bungsu langsung menyipit memandang curiga kepada sang Mama kemudian beralih kepada Clara yang sedang duduk dan memotong kuenya di piring kecil.

Megan semakin curiga ketika Mama tersenyum lebar dan melihat Clara sudah semakin menunduk sibuk dengan kuenya.

"Kamu kesini tadi pake apa?" Mama mengerjapkan mata kemudian tersenyum membuat Megan semakin memandang curiga

"Megan gak disuruh manjat pohon pake rok, kan?"

Mama menggelengkan kepalanya

Moreno dan Carlos menunggu saja. Mereka juga penasaran ngidam apa kali ini. Permintaan bubbles kadang-kadang suka diluar batas kewajaran. Untunglah mereka tidak kena. Tidak kebayang saja kalau harus kebagian omelan Mama karena tidak bisa memenuhi keinginan jabang bayi itu

"Kamu kesini naik motor, kan?"

Megan sudah tersenyum sinis kepada Mamanya, "Jangan bilang..."

Mama menganggukkan kepalanya, "Clara lagi pengen di bonceng pake motor"

Carlos tersedak dan memandang adiknya, dia menelan dengan susah payah lalu kemudian menegur Clara, "Ra! Bahaya tau. Motor Megan itu cowok banget..."

Clara memberengut kemudian menatap ibu mertuanya memohon kembali agar permintaannya bisa dipenuhi

"Bahaya, Ra. Bisa lahiran di jalan. Apalagi kalo dibonceng Megan. Bisa-bisa pas nyampe rumah lagi udah keluar si Bubbles..." Moreno memperingati adik iparnya itu

"Mama kan belom selesai ngomong. Nanti Motor kamu di standar dua aja, trus kamu naik di atasnya sama Clara, jadi aman kan"

Megan tidak bisa berkata-kata lagi. Dia melongo dan menatap tidak percaya kepada Mama. Percuma menyuarakan ketidak setujuannya karena toh Mama akan mencari cara agar Megan mau menurutinya.

"Ra. Jangan ngaco deh. Pegang-pegang aja motornya..." kata Carlos kemudian mengambilkan gelas minum kepada adiknya

"Gak mau..." dan mata Clara sudah berair sekarang. "Kalo gak, motornya masukin ke kamar, gue mau tidur sama motornya aja..."

RHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang