Melihat bagaimana Carlos memeluk adiknya, membuat Megan menatap tajam ke kakaknya. Mantan preman itu sepertinya sedang menoleh kepadanya juga
"Apa? Lo mau gue peluk sambil puk-puk manja juga?" Tanya kakaknya dengan sinis lalu melirik ke ruang makan sekali lagi
Megan berdecih, "Carlos aja bisa sebaik itu sama adiknya. Kenapa lo gak pernah barang sedetik aja baik sama gue?"
"EH, monyet..." panggil Moreno membuat adiknya menoleh dengan tatapan sinis, "Dia korban. Lo... Tersangka. Gak usah minta lebih lo. Masih syukur gak gue hajar. Lo mampus dulu gih, baru gue nangis-nangis ala sinetron hidayah di tv. Ha? Jadi gimana? Mau mati kapan biar warisan Papa sama Mama cuma buat gue"
"Najis" kata Megan lalu masuk menuju ruang makan dan menghampiri kedua kakak adik itu, "Mama gue mana?" Tanyanya tanpa peduli
Moreno yang melihat kelakuan adiknya hanya bisa menarik rambut dengan kasar lalu berjalan menghampiri meja makan. Bersamaan dengan itu, sang Mama sudah menggelengkan kepala lalu berjalan menuju Megan dan menepuk bahu anaknya.
"Megantara..." Mama menegur kemudian karena anak bungsunya itu
Clara melepaskan pelukannya dan menoleh tidak suka sementara Carlos sudah menghela nafas. Perempuan itu kemudian menatap langit-langit dan tidak peduli bagaimana Megan menatapnya sekarang.
"Clara minta cerai sama kamu"
Moreno yang sedang minum sampai tersedak dan Carlos gagal menopangkan wajahnya dengan sikunya yang bebas mendengar ucapan Mama yang sungguh tiba-tiba tidak memandang keadaan dan dengan santainya melanjutkan ucapannya
"Kamu katanya punya pacar, Gan. Kok bisa kamu punya pacar tapi sudah punya istri? Apa kamu sama pacar kamu sudah lama sampai gak mau pisah? Kalo sudah punya pacar kenapa kamu bisa main sama anak orang? Terus, Megan..."
"Mah... Mah! Bentar! Mama ngomong apa?" Megan memotong ucapan Mama dengan bingung dan mulutnya yang menganga
Moreno sampai melongo karena seumur hidup dengan adiknya, baru pertama kali dia melihat Megan sebingung ini
"Clara mau cerai sama kamu soalnya kamu udah punya pacar. Laki-laki macam apa kamu! Mama gak nyangka kamu..."
"Ma!" Megan nyaris saja membentak Mamanya sampai perempuan itu melotot memandangnya. "Siapa yang punya pacar?"
"Elo goblok! Mama kan tadi bilang elo!" Moreno kesal juga dengan Megan. Pasalnya dia juga pernah melihat salah satu foto yang Megan update dan bersama seorang perempuan yang itu-itu saja. "Gue juga tau lo punya cewek..."
Carlos menatap Megan dengan tajam sekarang, "Kalo kayak gini, aku setuju kalo Clara pisah dari..."
"Gue belom ngomong. Kenapa gak ada yang mau denger penjelasan gue?!" Megan bertanya dengan marah dan kemudian menatap Clara meminta penjelasan. Dia sampai menepuk bahu Clara untuk membuat perempuan itu menatapnya, "Lo bilang sama nyokap gue kalo gue punya pacar? Cuma gara-gara lo liat gue ke mall sama cewek itu..."
"Kamu pergi ke mall sama pacar kamu dan ketemu Clara?!" Potong Mama tidak percaya sambil menarik bahu anaknya
"Lo apa, Gan? Lo bahkan lebih bajingan dari yang gue kira astaga. Bini hamil. Bukannya jadi bapak siaga malah seliweran sama selingkuhan..."
Carlos menggelengkan kepalanya kemudian menatap adik iparnya dengan tidak percaya. "Gan..."
"Diem kalian, semua!" bentak Megan kemudian menarik Clara dan menuding perempuan itu, "Eh, cewek! Atas dasar apa lo nuduh gue kayak gitu hah?"
Clara memundurkan tubuhnya sedikit ketika Megan mengambil kursi di hadapannya dan menatapnya dengan tajam. "Galeri foto lo itu cewek semua. Terus chat lo sama..."
"Lo baca chat gue sama dia?!" Suara Megan meninggi kemudian cowok itu terkekeh, "Wah, udah gak ngehargain privasi orang, pake ngomong yang enggak-enggak lo ya tentang gue"
"Elo kalo selingkuh ya ngaku aja, goblok! Gak usah cari-cari kesalahan orang!" Bentak Moreno kemudian memegangi bahu Mamanya
"Iya, ngaku kamu Megan. Gak boleh main-main sama perempuan. Mama kecewa sama kamu. Bisa-bisanya kamu punya pacar selagi kamu punya istri? Kamu pikir kamu ini ustadz kyai haji yang boleh berpoligami pakai alasan agama?"
"MAAA" Protes Megan dan Moreno bersamaan yang kemudian menggeleng-gelengkan kepala tidak habis pikir dengan jalan pikiran sang Mama yang maha drama itu
Megan memijit keningnya. Lama-lama dia bisa tua lebih cepat menghadapi situasi ini. "Megan gak punya pacar, Ma. Megan sampe sekarang mana pernah pacaran. Kalo gak percaya tanya aja Ariesta..." kemudian dia menoleh kepada Clara, "Lo juga. Nuduh jangan sembarangan. Gue gak pacaran sama siapa-siapa"
"Tapi kontak itu cewek pake emot love..."
Megan menelan ludah dan menghela nafas dengan kasar, "Astaga. Terus emot apa lagi yang lo liat? Unicorn? Itu sahabat gue! Gue biasanya endorse barang sama dia makanya gue suka foto sama dia. Puas lo?!"
Mama memegang bahu Megan kemudian bertanya dengan tidak percaya, "Yang bener kamu?" Kemudian beralih memandang anak sulungnya, "Moreno, endorse itu apa?"
"Hhh, ngiklan mah. Promo" jelas Moreno kemudian fokus lagi kepada adiknya
"Mama pikir Megan dapet uang darimana selama ini? Malakkin Reno aja gak cukup. Makanya Megan kadang jadi model sama ambassador bua brand-brand tertentu dan harus foto sama cewek..." Megan masih memijat keningnya dengan kesal dan mendengus berkali-kali karena tatapan Clara yang merasa bersalah melihatnya
"Jadi lo selama ini gak pernah pacaran, Gan?" Moreno bertanya sekali lagi untuk memastikan
"Gak"
Carlos menganggukkan kepalanya, "Kenapa lo gak punya pacar, Gan?"
"Gak usah pada nanya kalo akhirnya lo berdua lebih paham kenapa gue gak pacaran" Megan bangkit dari kursinya membuat Mama akhirnya menatap curiga kepada Moreno dan Carlos bergantian, "Lo berdua ngerti dong, alasannya. Lo berdua kan lebih pengalaman"
Mama sudah mendelik kepada anak sulungnya yang salah tingkah dan Carlos yang kemudian menoleh ke arah lain
"Ekhem... Moreno juga gak pernah pacaran, Ma"
Mama beralih menatap Carlos dengan curiga. Sementara laki-laki itu sudah tersenyum sambil sesekali menganggukkan kepalanya
Kemudian tangan Clara akhirnya ditarik oleh Megan dan memaksa perempuan itu untuk mengikutinya. Mereka berhenti di kamar belakang yang kemudian Megan kunci pintunya lalu menatap Clara dengan tajam
"Lo bilang lo mau cerai sama gue karena gue punya cewek?"
Perempuan itu tidak menjawab dan memandang malas ke Megan. "Gue gak suka jadi perusak hubungan orang"
"Tapi lo sukanya ngerusak hidup orang, kan?" Megan mendekat dan perempuan itu mundur selangkah darinya, "Kalo lo mau pisah sama gue, lo harusnya nunggu dulu sampe gue kelar sekolah. Bego jangan dipelihara makanya. Kalo lo ketahuan nikah sama gue dan mau cerai pas gue masih sekolah gini, siapa yang masuk penjara? Lo atau gue? KPAI bakalan belain siapa?"
"Ternyata lo lebih mikir dari yang gue kira" Clara menatap tajam pada cowok itu
Megan berdecih kemudian, "Dan lo lebih bego dari yang gue kira" Megan mengetukkan jarinya di kening perempuan itu dan kemudian mengatakan "Makanya otak jangan dipikir buat pisah mulu, ya? Gue jadi khawatir sama tuh bayi kalo lo bego begini. Jangan-jangan ntar bego lagi dari lahir"
Lalu Clara melihat Megan membuka kembali pintu kamar itu dan meninggalkannya. Sumpah. Kalau bukan karena sedang hamil dan tidak punya tempat lain untuk bernaung, Clara ingin sekali mencekik Megan dan membunuhnya lalu kabur begitu saja.
Makan apa sih Megan bisa sampai seketus itu. Clara sampai harus memegangi perutnya dengan gusar sambil berucap berkali-kali dalam hati. Mau menangis juga percuma, bukannya ingin menangis malah ingin mencakar Megan saja rasanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RH
ChickLitThankyou yang sudah membuat RH sampai di peringkat 30 di chicklit. We're nothing without you. Cerita ini didedikasikan untuk followers saya. Maaf sebelumnya, terimakasih. Mabuk di kelab malam enggak bakalan bikin lo h...