Tigapuluhdelapan

13.4K 1.6K 94
                                    

Clara menangis ketika Megan membopongnya memindahkan Clara menuju salah satu ranjang yang kosong. "Megan sakit..."

Nafas Megan menjadi lebih pendek sejak melihat darah yang merembes di pakaian perempuan itu. Tangan Clara mencengkram kuat seragamnya ketika Megan mendorong ranjang Clara sambil sesekali menoleh kepada Clara

"Megan!!!" Clara memejamkan matanya dan menguatkan cengkramannya. Ketika Megan sudah menatapnya dan masih berlari mengikuti ranjangnya, Clara semakin terisak, "Megan sakit, tolong..."

"Ra!" Panggil Megan ketika akhirnya dokter menghentikan ranjang Clara di ruang emergency dan kemudian mencoba memisahkan Megan dengan Clara

"Jangan!!! Megan tolongin gue!!!" Perempuan itu semakin mencengkram kuat seragamnya sementara satu tangan Clara memegangi perut buncitnya, "Bubbles... Megan... Gue... Megan..."

"Ra, lo denger gue? Tunggu, ya?" Megan menelan ludah lalu menoleh kepada dokter yang sudah menghampirinya, "Dokter gimana..."

"Walinya? Tolong urus administrasinya dulu agar kami bisa melakukan tindakan..."

"Bubbles..." Clara menangis memegangi perutnya. Perempuan itu bergetar bahkan ketika beralih mencari tangan Megan

Megan meraihnya, "Ra, lo bakalan baik-baik aja..."

"Bubbles! Megan! Sakit..." Perempuan itu masih menangis

"Tunggu gue,,," Megan menelan ludah dan menghela nafasnya, mencoba melepaskan pegangan Clara padanya, "Ra, tahan bentar gue urus dokternya. Lo bakalan baik-baik aja..."

Clara menggelengkan kepalanya dengan bibir bergetar, "Bubbles... Bubbles dulu..."

Megan menahan nafas. Perempuan itu memejamkan matanya menangis semakin kencang. "Lo sama Bubbles..." Megan terengah-engah kemudian menatap Clara dengan panik dan menganggukkan kepalanya, "Lo percaya sama gue kan, Ra?"

"Megan..." Bibir Clara bergetar kembali, "Bubbles... Bukan gue..."

Megan menyerah dan menganggukkan kepalanya

Kemudian Megan mengikuti dokter dan suster yang mengajaknya bicara dan meninggalkan Clara yang menangis memanggil namanya. Nafas Megan memendek dan tidak bisa berpikir lebih banyak ketika dia melihat wajah dokter dan suster itu lebih serius

"Tolong urus administrasi dulu ya"

Megan berdiri di samping suster yang sedang menjelaskan prosedur untuk penanganan Clara. Cowok itu memucat dan juga mendengar dengan samar penjelasan suster dan dokter di sebelahnya. Dokter bilang, harus segera operasi karena benturan yang dialami cukup kencang. Sehingga ada kemungkinan bayinya tidak bisa diselamatkan.

"Gak bisa langsung operasi aja?" Tanya Megan dengan tidak sabar

"Adik hubungi dulu walinya, kerabat yang bersangkutan. Lalu urus administrasi..."

Megan berdecak kemudian memotong penjelasan suster itu dan menjadi semakin tidak sabar ketika akhirnya Clara menangis memanggil namanya kembali. Tadi perempuan itu sempat melihatnya dan menangis ketakutan.

"Saya suaminya sus!" Bentak Megan dengan tidak sabar kemudian menuju meja informasi dan mengabaikan tatapan bingung dokter dan suster yang tadi berbicara kepadanya

"Ada yang bisa..."

"Kata suster itu istri saya baru bisa operasi kalo udah diurus administrasinya. Mana prosedurnya?" Megan dengan cepat membaca lembaran itu setelah suster informasi memberikannya dan tanpa pikir panjang menandatanganinya.

RHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang