Delapanbelas

13.8K 1.8K 85
                                    

Satu minggu kemudian, semua berjalan biasa saja di kehidupan Clara dan Megan. Mereka sudah berstatus suami istri. Tapi dengan perjanjian-perjanjian khusus yang akhirnya orang tua Megan setujui karena beberapa poin itu memang penting.

Clara tidak akan tinggal di rumah Megan atau bersama Megan. Dia akan tetap berada di rumah dan melakukan kegiatannya secara normal seperti biasa.

Megan akan melanjutkan sekolahnya sampai selesai dan tidak akan mengganggu Clara. Mereka tidak akan mencampuri urusan satu sama lain.

Termasuk untuk pernikahan mereka hanya keluarga inti saja yang mengetahui. Sehingga tidak akan bermasalah dengan sekolah Megan.

Untuk urusan kebutuhan Clara dan bayi kembarnya, akan sepenuhnya ditanggung oleh kedua orang tua Megan. Sudah. Tidak ada poin perjanjian lainnya.

Maka siang itu ketika Carlos dan Moreno datang membawa mangga muda, Clara sudah dengan sumringah menatapnya. Tadi, dia sangat ingin memakan mangga muda dan kebetulan Mama mertuanya bilang kalau di rumah mereka ada pohon mangga yang sedang berbuah. Berhubung Clara tidak menyukai wangi tubuh Megan dan Megan selalu mual-mual, maka Moreno yang pergi membawakan buah idaman Clara ke rumah perempuan itu.

"Cie, mangganya keturutan cie" Moreno menyenggol lengan Clara yang sedang asik mencolekkan sambel ke irisan mangganya, "Gak mules apa?"

Clara menggelengkan kepalanya, "Enak. Kak makasih, ya" kata Clara sambil menaik turunkan alisnya

Carlos yang duduk disebelahnya hanya menggelengkan kepala, "Besok warungnya udah mulai buka, kan? Kita panggil Bi Tris buat bantu-bantu aja"

"Lo besok mau buka warung beneran?" Tanya Moreno dan dijawab anggukkan oleh Carlos, "Otak bisnis lu berdua"

Clara tertawa mendengar sindiran itu. Dia yakin Moreno pasti sangat sensi dengan kedekatan Carlos dan dirinya.

Megantara bedebah: Ren

Clara melirik hp Moreno dan pria itu berusaha menyembunyikan chatnya dari Clara. Tiba-tiba saja dia merasa sedih. Tidak mungkin, kan? Clara memegangi kedua pipinya sambil mengulum irisan mangga. Tidak mungkin dia kangen seorang Megantara anak sma itu

Carlos yang melihat kelakuan adiknya, langsung bertanya dengan spontan, "Kenapa lo?"

Moreno juga ikut menoleh dan melihat Clara menggelengkan kepalanya beberapa kali

"Kalian katanya mau konsul? Kok gak pergi-pergi?" Clara berusaha mengalihkan topik

Kedua orang itu langsung mengangguk dan berdiri dari duduknya. Salah satu dari mereka mengambil irisan mangga di mangkok Clara dan segera memuntahkannya ketika mencoba segigit

Moreno tertawa melihat bagaimana Carlos bereaksi kepada mangga muda, "Gila, lo. Udah tau tadi lo metik yang masih kecil. Malah dicobain"

Carlos mengernyitkan hidungnya, "Ra. Jangan diabisin nanti mencret. Udah. Gue berangkat. Kalo ada apa-apa telpon gue, atau Uta"

"Kakak ipar juga ya..." kata Moreno sambil tertawa kepada Clara

Gadis itu mencebik dengan kesal mendengar panggilan Moreno. Kalau bukan karena Megan, tidak mungkin dia dapat kakak ipar segila Moreno.

...

Cowok itu baru saja bergelung manja pada selimutnya ketika handphonenya bergetar dan menampilkan satu pesan.

Moreno titisan setan: Lo tau gak lo

Megantara: ?

Dan kakaknya tidak membalas lagi pesannya. Benar-benar setan pengganggu, Megan. Bahkan ketika dia mau tidur saja, kakaknya bisa mengganggunya dan membuat seorang Megan tidak jadi ngantuk hanya karena keisengan kecil.

Megan mengambil jaketnya dan juga kunci motornya kemudian keluar. Dia tidak yakin mau kemana tapi ketika jam di tangannya menunjukkan pukul sebelas malam. Megan tidak ada pilihan lain selain ke tempat Ariesta dan menyuruh cowok itu keluar rumah.

"Si bakul nasi. Ngapain, Gan?" Ariesta menguap kemudian menggaruk kepalanya di depan pagar rumah

Cowok itu tertawa lalu terdiam begitu saja. Sudah. Cuma ingin melihat Ariesta. Oh, tidak. Jangan bilang ini ngidam? Megan tidak rela kalau salah satu anaknya mirip dengan Ariesta. "Dah, gue balik" katanya begitu saja meninggalkan Ariesta yang mengumpat karena Megan

Megan bergidik ngeri saja kalau sampai hal itu benar. Yang benar saja? Megan tidak mau sampai anaknya berkelakuan apalagi berwujud sebelas dua belas dengan Ariesta. Anaknya? Megan jadi suka panggilan itu akhir-akhir ini

Tanpa sadar, Megan sudah melajukan motornya ke salah satu dagang wedang ronde dan angsle kemudian memesan masing-masing satu untuk dibungkus. Lalu tanpa ragu melajukan motornya lagi. Jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 12 malam dan dia menghentikan motornya di depan rumah Carlos.

Megan berdecak beberapa kali sambil membuka helmnya dan menelpon kakaknya.

Ketika Moreno keluar dan membuka kan pintu. Alisnya bertautan dan tidak habis pikir kenapa Megan ada di depan pagar dalam keadaan kusut dan menggeret motornya masuk ke garasi dengan paksa.

"Apakah adikku yang tampan bin ganteng ini kangen padaku sampai malam-malam seperti ini anterin kakaknya makanan?"

Megan melirik dengan sinis kemudian masuk ke ruang keluarga tempat dimana seluruh anggota tim kakaknya sedang bekerja, "Najis. Taruh mana nih?"

Carlos mendekat dan memeriksa bungkusan Megan. Dia berjengit beberapa saat mundur dari meja makan lalu menatap Moreno

"Apaan?" Tanya Moreno dengan bingung

"Kok adek lo tau kalo bininya ngidam ginian?" Kata Carlos sambil menunjuk ke bungkusan

Moreno mengerlingkan matanya nakal dan menaik turunkan alisnya. "Jodoh pasti bertemu, Los"

"Apaan sih, najis lo berdua" kata Megan lalu melirik ke arah pintu kamar Clara. Tiba-tiba dia ingin saja masuk ke dalam sana dan melihat bagaimana keadaan Clara. Maklum, sudah satu minggu sejak terakhir kali mereka bertemu. Entah ada apa dia ingin masuk saja kesana.

"Sana. Samperin. Kali dedek minta ketemu..." kata Moreno dan langsung mendapat pukulan keras di pundaknya dari Carlos

"Hayoklah, Bro! Maket belom kelar!" Carlos mencengkram keras bahu Moreno dan menggeretnya paksa untuk kembali mengerjakan susunan maket. Bukan, Carlos ingin memberikan waktu bagi Megan untuk lebih mengenal Clara

Berbeda dengan Megan yang membatu di tempatnya. Dia memilih mengetuk pintu kamar terlebih dahulu. Tidak ada jawaban.

Elah, Gan. Jam duabelas malem, Gan. Lo pikir aja deh, Gan.

Tapi kemudian Megan membuka juga knop pintu itu dan berdecak dengan sebal. Kenapa Clara tidak mengunci pintu kamarnya. Megan hanya menghela nafas dengan kasar lalu melangkah menuju Clara yang sudah terpejam dan mengerutkan keningnya

Ada butir keringat di kening perempuan itu dan Megan menyekanya. Begitu saja lalu dia merasakan kalau suhu tubuh istrinya itu meninggi. Perempuan itu meringis beberapa kali sambil memegangi perutnya

"Ck. Demam. Si Carlos katanya mau jagain adeknya. Halah..." Megan berdecak beberapa kali. Kemudian dia menyentuh perut Clara.

Entah bagaimana, Megan merasa tenang begitu menyentuh perut istrinya. Kening Clara juga berangsur-angsur tidak mengkerut lagi. Megan beralih menatap tangannya yang masih berada diatas perut Clara. Ada tendangan halus dan membuat Megan terkejut beberapa saat. Apa gerakan ini mengganggu Clara?

"Ehhh. Hai, babies..."

Lalu ada tendangan halus lainnya. Megan tersenyum simpul. "Jadi kalian yang manggil gue kesini malem-malem, ya?"

Dan terjadi lagi. Gerakan pelan tapi membuat Megan tertawa dalam hati.

"Kay, sleep tight kiddos. Sudah malem, besok main lagi. Biarin..." Megan mengerjap beberapa kali sebelum melanjutkan kalimatnya, "Biarin Bunda tidur, ya" bisiknya

RHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang