Clara rasa walaupun mereka sudah mulai bicara, tapi dia dan Megan masih terlalu canggung satu sama lain. Perempuan itu masih ingin meminta maaf dengan cara yang benar mengenai sikapnya selama ini karena sudah semestinya dia melakukannya.
Hanya saja, Clara semakin mengerutkan kening karena bukan ke rumah justru yang menjadi tujuan mereka, tapi Megan malah membelokkan mobilnya ke salah satu cafe yang cukup sepi.
Cowok itu membukakan pintu mobil dan melakukan hal yang sama seperti tadi lalu mengajak Clara untuk duduk di salah satu meja yang dekat dengan jendela.
Akhirnya dia tidak tahan untuk tidak bertanya kepada Megan karena jelas sekali mereka terlihat sama canggungnya saat ini.
"Katanya pulang, tapi kenapa..."
Megan melirik ke sekitarnya. Dia sudah merencanakan ini bersama ketiga anak monyet setianya. Megan yakin kalau di tempat seperti ini Clara tidak mungkin menangis histeris dan tidak ada Mikaila yang akan membuat perempuan itu semakin menjadi-jadi. "Hm. Gue belom makan. Gue laper. Disini ada makanan kesukaan gue kebetulan lagi pengen"
Clara mengerutkan keningnya. Akhirnya diam kembali ketika pelayan sudah mengecek pesanan mereka. Perempuan itu menatap Megan yang sedang memandangi jendela dan mengikuti arah pandang Megan. Cuma langit malam dan pohon-pohon saja. Lalu kembali menatap Megan lagi.
Serapi-rapinya Megan masih tidak bisa menyembunyikan kantung mata dan betapa lelahnya Megan karena kurang tidur. Clara jadi menghela nafas dengan sedih. Pasti cowok itu kurang tidur dan lelah batin menghadapinya. Clara menjadi semakin sedih mengingat Mikaila.
"Gan..."
"Ra..."
Mereka terdiam kemudian. Megan menelan ludah dan akhirnya menganggukkan kepalanya mempersilahkan Clara untuk bicara lebih dulu. Perempuan itu meringis menatapnya kemudian menunduk pada akhirnya.
Clara yakin dia akan sangat canggung mengatakan hal ini sekarang tapi dia ingin cepat menyelesaikan semuanya. Walaupun tidak tahu kemana hubungan mereka akan dibawa, setidaknya dia harus minta maaf ke Megan.
"Gan, maafin gue..."
Megan mengangkat wajahnya dan menatap Clara dengan bingung. Kenapa jadi perempuan itu yang minta maaf? Apa jangan-jangan... "Apa, Ra?"
Clara memandangnya, menatap Megan dengan susah payah kemudian kembali berkata dengan sukses tidak menangis walaupun matanya berair, "Maaf ya bikin lo capek ngadepin gue. Maaf karena gue gak bisa jagain Kael sama Kaila. Gue minta maaf..."
Megan bangkit dari kursinya dan berdiri di samping Clara. "Ra... Jangan nangis. Jangan minta maaf lagi..."
"Tapi gue bikin lo..."
Megan menghentikan ucapan Clara dengan meraih tangan perempuan itu dalam genggamannya. Tepat pada saat itu, pelayannya membawakan satu buah piring dan lengkap dengan minuman mereka dengan canggung.
Ada pelayan lain lagi yang datang. Megan menyadari kalau ini adalah ulah ketiga temannya yang salah memprediksikan waktu. Apa boleh buat. Dengan timing yang tidak tepat begini akhirnya Megan mencoba nekat saja.
Dia berlutut membuat Clara menghapus air matanya dengan cepat dan kebingungan. Ditambah pelayan cafe yang tidak pergi-pergi dan membawa kotak dan juga minuman membuat Clara kebingungan.

KAMU SEDANG MEMBACA
RH
Chick-LitThankyou yang sudah membuat RH sampai di peringkat 30 di chicklit. We're nothing without you. Cerita ini didedikasikan untuk followers saya. Maaf sebelumnya, terimakasih. Mabuk di kelab malam enggak bakalan bikin lo h...