Megan sedang bicara dengan salah satu temannya, Varrel. Untuk urusan dengan Varrel, Megan selalu serius. Biasanya mereka akan mengadakan touring dengan motor sport mereka yang kemudian mereka rekam lalu masukkan ke youtube. Yah, motovlog adalah salah satu hobi Megan. Selain dari pada mengencani perempuan-perempuan cantik tentunya.
Biasanya mereka akan pergi untuk sekedar melakukan pemanasan mesin dengan mengelilingi rute tertentu di pagi hari. Tapi semenjak Megan menikah dan ujian, mereka jadi jarang berkumpul.
"Gan, tapi kalo gue pakein gear yang itu, motor gue suka salah ganti gigi"
"Lo kali gak jago pas nurunin koplingnya" Megan memperbaiki posisi duduknya kemudian kembali menghadap sahabatnya
Varrel menganggukkan kepalanya, "Gitu? Hm. Bisa dicoba. Kalo pake jalur ke senopati rame pasti, susah atur koplingnya kalo gue ke jalur biasa"
"Senopati? Emang bisa? Boleh. Tapi gue bawa yang motor satunya. Udah lama gak keluar garasi"
"Waktu itu emang apanya yang rusak sampe lo gak pernah pake?" Varrel ingat, entah sudah beberapa bulan Megan tidak mengeluarkan salah satu motor sport kesayangannya karena suatu hal
Megan menggelengkan kepalanya, "Bukan rusak. Sama Moreno minyak belakangnya di abisin..."
Varrel menggelengkan kepalanya. Tidak menyangka kalau Moreno akan setega itu kepada adiknya, "Gak waras si Moreno. Terus lo keluarin si cagiva lo kalo ikut, nih?"
"Hm..." Megan berpikir sejenak. Weekend ini Mama dan Papanya pasti akan sibuk di rumah perempuan itu. Megan bisa bebas keluar tanpa harus memberi kabar. Tapi kalau misalnya dia keluar dan Mamanya bertanya kenapa dia tidak menjenguk Clara, itu biaa bahaya juga. Megan tidak mau kehilangan uang bulanannya.
Varrel yang tidak peduli dengan Megan, masih melanjutkan penjelasannya tentang acara kumpul pecinta motor sport itu kepada Megan, "Tapi lo ikutin track kita aja, ya? Keluarnya jam 5 pagi aja biar sepi"
Megan menoleh, lalu menganggukkan kepalanya walaupun tidak setuju dengan ajakan berangkat jam lima pagi, "Niat amat, njing. Ya, udah. Gampang"
"Lo kalo mau tukeran motor bisa sama gue nanti..." Varrel menawarkan sambil tertawa pada akhirnya. Dia tahu sekali kalau Megan tidak akan nyaman berbagi benda. Apalagi apa yang sudah jadi milik Megan, tidak akan mudah berpindah tangan kepada orang walaupun hanya sekedar dipinjamkan saja.
Megan berpikir cukup lama sebelum menjawabnya. "Ya, gampang" katanya setengah hati. Tidak rela juga cagiva miliknya dibawa oleh sahabatnya yang satu ini.
"Kalo test drive mau gak? Lumayan ada yang baru dateng gitu motornya" Varrel mengeluarkan hpnya lalu sibuk beberrapa saat, "Nah, lumayan sih. Enak, gue suka nih. Kayaknya pas narik lumayan"
"Hm..."
"Lo gak sibuk, kan? Lo jangan ketiduran aja, Gan"
"Iya" Megan menutup layar hpnya kemudian memandang Varrel, "Jangan jijik-jijik lu kayak Ariesta. Gue masih normal"
"Najis" maki Varrel kemudian menggelengkan kepalanya tidak mengerti kenapa Megan dan Ariesta bisa begitu terlihat sangat tidak normal.
...
Clara melirik ke samping jendela dan melihat pagar sekolah yang menampakkan pemandangan anak-anak sma. Duh. Kepikiran apa Megan sampai doyan makan mi ayam di sekolahnya. Jadi Clara yang ngidam terpaksa minta ikut Moreno dan meminta Moreno untuk menghubungi adiknya membawakan mi ayam ke depan gerbang sekolah.
"Bentar ya, Ra. Lagi dibungkusin sama abangnya" kata Moreno sambil melepas sabuk pengamannya
Carlos melirik dari samping kemudian memainkan hpnya. Sedikit menyindir adiknya yang sedang duduk sambil diam di kursi penumpang. "Ya, gitu. Kita yang kena kalo mereka kebanyakan gengsi. Lagian disuruh chat sendiri kagak ngechat"
Moreno terkikik dan menoleh kepada Clara. "Ra, coba aja chat anaknya. Anaknya fast respon kok. Lagian seinget gue, Megan udah punya kontak lo"
Clara tidak memperhatikan. Mematung begitu saja sementara dua pria itu sudah berbicara kembali soal presentasi entah apa.
Perutnya bergejolak kali ini. Tangan kurusnya mengelus pelan perutnya sambil sibuk memandangi satu objek yang sedang berdiri tidak jauh di gerbang sekolah dengan beberapa temannya.
Megantara Janaputra.
Berhenti sambil tertawa dengan ramah dan Clara ingat bagaimana Megan tersenyum malam itu. Bedanya Megan terlihat sangat ramah menyapa temannya dan tertawa bersama tiga cowok lainnya.
Megan berhenti lalu menoleh kepada seorang cewek yang merangkul lengannya dan bergelung manja disana. Sepertinya Megan tidak tahu kalau ada Clara ikut menjemput mi ayam itu. Toh buat apa juga dia tahu, kan?
Siapa sih kamu Ra
Jangan sok sakit hati deh
Cuma sebates mi ayam ini
Paling juga itu ceweknya kan
Ya udah sih
Ngapain baper Ra
Ama anak sma pula
Ya udah santai
Ih Ra! Jangan sok gak suka gitu
Lo siapanya Megan
Bininya sih, tapi paling abis bubbles lahir juga diceraiin
Kenal kagak
Sok-sokan cemburu
Cemburu?!Clara menelan ludahnya. Dia melirik dari ekor matanya sekilas melihat Moreno dan Carlos sedang sibuk dengan gambar di tablet mereka. Sepertinya mereka akan ada peoject baru lagi karena sekarang mereka terlibat pembicaraan serius.
Berbalik melihat Megan yang sedang bicara dengan cewek tadi sambil menunjuk ke mobil kakaknya. Cewek itu tertawa sebentar lalu menganggukkan kepalanya. Ketiga teman Megan juga meninggalkan Megan ketika akhirnya cewek itu pergi dan Megan berjalan menuju ke arahnya.
Clara beralih membuka hpnya. Gengsi saja ketahuan melihat Megan. Jadi ketika cowok itu mengetuk jendela mobil pada sisi Carlos. Clara sudah sibuk dengan tab chat bersama kedua sahabatnya.
...
"Nih..." Megan menyerahkan plastik bungkusan hitam kepada Carlos, "50 ribu. Buru"
"Kok mahal tiga bungkus doang?" Carlos merogoh dompetnya dan mengeluarkan lembar loma pulih ribuan lalu memberikannya kepada Megan, "Pantes tajir lu, Gan. Jago amat korupsinya"
"Ngaco" Megan menghela nafas, "Orang itu yang spesial..." Megan ingat Moreno mengatakan kepada dirinya untuk memesan yang biasanya dia makan di sekolah. Mi ayam spesial.
"Kok lo belom balik, Gan?" Tanya Moreno kemudian menoleh ke belakang, "Ra, mau dimakan di rumah aja apa di mobil?"
Megan diam. Dia menoleh melihat Clara yang mendesah dan sibuk dengan hpnya. Perempuan itu tampak tidak peduli.
"Di mobil aja..." Clara terlihat antusias menyambut bungkusannya dari tangan Carlos, "Huwiiiihhhh. Anget..."
"Bawa kotakan pasti ini orang..." Carlos membalikkan tubuhnya dan mendapati Megan yang sudah memperhatikan Clara dengan tatapan anehnya, "Gan..."
Megan menoleh kepada Carlos
"Lo punya kontaknya Clara gak?"
Tidak ada jawaban dari Megan tapi pekikan Clara membuat semua orang menoleh kepada perempuan hamil itu.
Moreno melotot melihat kuah mi ayam yang tumpah. Carlos yang dengan sigap memberikan tisu kepada Clara. Dan Megan yang hanya menatap datar tidak percaya kalau perempuan itu begitu ceroboh.
"Gue balik..." kata Megan dan berlalu begitu saja meninggalkan Moreno dan Carlos yang membantu Clara membereskan kekacauan di dalam sana.
"Ck. Buat apaan punya kontak itu cewek"

KAMU SEDANG MEMBACA
RH
ChickLitThankyou yang sudah membuat RH sampai di peringkat 30 di chicklit. We're nothing without you. Cerita ini didedikasikan untuk followers saya. Maaf sebelumnya, terimakasih. Mabuk di kelab malam enggak bakalan bikin lo h...