Payudara Clara sakit. Tapi dia bingung sebenarnya yang sakit payudaranya atau dadanya. Mengingat semalam Megan membawanya ke rumah sakit dan betapa paniknya cowok itu. Membuat dadanya berdenyut lagi. Atau payudaranya? Katanya kalau hamil payudara akan sering sakit
Dia tidak sengaja melihat menu chat Megan dan terlalu banyak chat di sana. Tapi yang membuat Clara memanyunkan bibirnya adalah salah satu chat dari perempuan dengan nama dihiasi emotikon love dan bunga. Juga unicorn.
Sekali Clara stalking, maka dia tidak akan bisa berhenti. Clara beralih pada pos-pos di salah satu sosial media dan mengernyitkan keningnya.
Tipikal anak perempuan yang diidamkan anak sma pada umumnya. Dan semua fotonya ada Megan. Clara ingat sekarang. Cewek itu yang Clara lihat waktu menjemput mi ayam. Oh, pacar Megan. Punya pacar kok suka jajan
Clara beralih meninggalkan profil cewek itu dan beralih kepada galeri foto milik Megan. Sama saja. Ada banyak foto cewek itu lengkap dengan selfienya. Clara mendesah dengan pelan.
"Hah, sakit kepala gue liat percintaan anak sma" katanya dan menutup galeri lalu membuka instagramnya sendiri.
Karena lupa dengan nomor hp Uta, dia memutuskan untuk mengirim pesan ke Uta melalui instagram dan akhirnya pria itu balas dan akan mampir setelah makan siang. Pasti sengaja untuk mencari alasan bolos kerja.
Jadinya ketika siang tiba, Uta datang sambil menangis bombay memeluknya dan sesenggukkan. "Sayaaaaang. Lo gak apa-apa? Kok sendiri? Carlos mana?"
Clara mengedikkan bahunya, "Gak tau"
"Laki, lo?"
Clara mendelik dengan sempurna. Apa Uta lupa siapa suami Clara? "Laki gue bukan CEO kaya, ya. Buktinya gue ditinggalin di kamar begini tanpa baju ganti sama peralatan macem selimut, sama termos sama apalah kebutuhan..."
"Hm..." Uta menggaruk keningnya, "Untung gue bawain lo buah sama beberapa peralatan sih. Emang pada kemana?"
"Carlos ada bisnis sama kakak ipar gue. Mertua gue kan di surabaya...."
"Laki, lo?"
Perempuan itu mendekatkan wajahnya ke wajah Uta. Sengaja agar bilik sebelah tidak mendengar ucapan mereka. Malu. "Ujian..."
Mulut Uta membentuk huruf O dengan kentara dan memundurkan wajahnya sambil manggut-manggut. Lupa saja kalau ini sudah pekan ujian untuk si brondong peliharaan Clara. "Berat ya, Bu. Sama berondong hehe"
"Halah..."
"Bu si Eri mau kesini katanya. Tapi paling besok-besoklah. Kalo sehat kita jalan, ya?" Uta memainkan matanya kemudian tertawa dengan pelan, "Lagian, lo udah masuk bulan ke berapa, Ra?"
Clara menghitung dengan seksama dan kemudian memainkan jarinya yang berjumlah enam. "Keren, kan?"
Uta menganggukan kepala, "Dedek, lucu banget pasti kalo udah nongol..."
"Anak gue manggil lo apa, Ta? Kan lo..."
"Diem lo sugar glidder" potong Uta kemudian memanyunkan bibirnya. "Kakak aja..."
"Palalu" Clara tidak bisa menahan untuk tidak menggeplak lengan cowok melambai itu dengan kesal, "Masa anak gue manggil lo, Kakak? Kebanyakan main lo. Sadar umur..."
"Ra..." Uta membelalakkan matanya, "Sadar omongan. Ibu hamil pamali menghina orang..."
"Eh, astaghfirullahaladzim. Kan. Elo..."
...
Sudah hampir jam 2 dinihari dan Megan masih membaca penggalan panduan di hpnya. Beberapa kali dia menguap sambil sesekali menoleh ke ranjang Clara.

KAMU SEDANG MEMBACA
RH
ChickLitThankyou yang sudah membuat RH sampai di peringkat 30 di chicklit. We're nothing without you. Cerita ini didedikasikan untuk followers saya. Maaf sebelumnya, terimakasih. Mabuk di kelab malam enggak bakalan bikin lo h...