Carlos menahan nafas ketika sampai di ruang perawatan intensif dan melihat Megan yang sedang menunduk di samping Mamanya juga Papanya yang berada di sana.
Dia menghampiri pria paruh baya itu bersamaan dengan Papa Megan yang menyadari kedatangannya. Pria itu menyalaminya dan kemudian menepuk pundak Carlos ketika Carlos berdiri di depannya
"Om. Kenapa?"
"Masih belum sadar... Kita berdoa sama-sama..."
Carlos menahan nafasnya sekali lagi mendengar penuturan orang tua itu. Dia menunduk dan menghapus air matanya kemudian berusaha tersenyum ketika menatap Mama Megan.
Mama Megan mendekatinya dan perempuan itu terlihat begitu sembab. "Kamu baru sampai?"
Carlos menganggukkan kepalanya, menelan ludah beberapa kali kemudian bertanya, "Kecelakaan apa? Sudah masuk..."
"Sudah masuk berkas polisi, Carlos. Om sudah urus semuanya. Ipar Om ada yang di kepolisian. Tadi katanya ada motor potong jalan sewaktu mobil boxnya ngebut mau salib angkot. Akhirnya kena angkotnya..."
Mama menganggukkan kepalanya, "Kata Bi Tris tadi Clara mau ke dokter buat cek. Sudah di panggilkan taksi tapi gak mau dan gak mau pake uber. Naik angkot katanya lagi pengen..."
Carlos mencoba menerima penjelasan itu dengan tidak tenang, masih tidak percaya kalau adiknya sekarang berada di dalam sana. "Terus? Clara baik-baik aja?"
Mama mengangguk dengan ragu kemudian menghela nafas, "Belum sadar. Kita berdoa saja ya"
"Pendarahan ya, Tante?" Carlos meneteskan air matanya kemudian menelan ludah dengan susah payah, "Pasti baik-baik aja, kan?"
Mama meyakinkan dengan berusaha tersenyum, sama seperti laki-laki itu mencoba tersenyum. "Bubbles kan belum lihat Bundanya. Pasti baik-baik aja..."
Carlos menghela nafas, mengangguk beberapa kali. "Laki-laki apa perempuan anaknya?"
"Kembar laki sama perempuan. Alhamdulillah sehat dua-duanya. Cantik sama ganteng. Tadi Megan sudah adzankan. Kamu mau liat?"
Carlos menggelengkan kepalanya. "Mau nemenin Clara dulu. Boleh, kan? Ditinggalin berdua aja sama adik aku, Tante?" Kemudian menoleh kepada Papa Megan, "Om?"
"Om akan disini temani kamu. Saudara kamu sudah di kabari?" Papa Megan berdiri di samping Carlos sekarang, "Mama, bawa pulang Megan ya. Besok dia ujian"
Megan menatap ke Papanya. Kemudian bangkit dari kursi sambil berkata, "Tapi, Pa..."
"Ujian dulu Megan. Besok pulang ujian kamu kemari lagi. Kasian Mama belum istirahat..."
Carlos menatap adik iparnya itu lalu mengangguk. Kemudian memandang kedua orang tua di depannya, "Tolong biarin Carlos sama Clara. Om juga bisa istirahat dulu. Nanti Carlos kabari kalau ada apa-apa..."
"Los..." Megan mendesah kecewa ketika Carlos kembali mengangguk kepadanya
"Boleh kan, kalo gue mau sama adek gue dulu?"
Megan menggelengkan kepalanya, "Los gue minta maaf..."
Carlos menganggukkan kepalanya kemudian menepuk lengan Megan dan berusaha tersenyum. "Lo balik aja, Gan. Moreno titip salam buat lo. Maaf katanya belom bisa dateng. Besok pagi dia nyusul kesini"
Megan menggelengkan kepalanya sementara Mama dan Papanya sudah beranjak dari tempat mereka berdiri, "Los gue..."
"It's okay, Gan. Gue kabarin kalo Clara udah sadar. Lo ujian dulu. Ya? Tolong berdoa buat Clara..." kemudian laki-laki itu mencoba tersenyum kepada Megan untuk meyakinkan

KAMU SEDANG MEMBACA
RH
ChickLitThankyou yang sudah membuat RH sampai di peringkat 30 di chicklit. We're nothing without you. Cerita ini didedikasikan untuk followers saya. Maaf sebelumnya, terimakasih. Mabuk di kelab malam enggak bakalan bikin lo h...