PART 6 "SULIT DIMENGERTI"

575 22 0
                                    

Aya bertatap mata dengan Arthur betapa kagetnya Aya, ternyata murid baru yang katanya cogan itu orang yang telah menabraknya saat ia pergi ke caffe menemui kedua sahabatnya. Secara refleks mulut Aya terbuka lebar yang berbentuk huruf O sekitar 5 detik murid baru itu menghampiri Aya dengan bunyi langkah sepatunya seperti di film film horor, dengan wajah dingin tanpa senyuman Arthur menutup mulut Aya dengan kedua tangannya.

Aya yang merasa tidak terima atas perlakuan Arthur saat menabrak nya menuju caffe langsung membentak Arthur di padatnya keramaian kantin.

"LO!!! GA MINTA MAAF SAMA GUE? BANCI!!" teriak Aya kepada Arthur sehingga membuat urat di leher Aya terlihat jelas. Bahkan wajahnya kini berubah kemerah merahan akibat amarahnya kini.

Seketika Aya dan Arthur menjadi pusat perhatian di kantin, Arthur yang mendengar teriakan Aya langsung pergi duduk untuk makan bersama temannya.

Seolah tak acuh mendengar teriakan yang barusan saja ia dengar, meskipun sakit di gendang telinganya namun ia tidak peduli sama sekali.

"Aya? Lo Gila?" Tanya Dita.
"Lo kenal dia? Sejak kapan? Jahat lu ga kenalin cogan ke gue" sahut Cahya.
"Aduhh, gue pusing!!" jawab Aya sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

Aya bingung kenapa murid baru nya harus cowok yang sudah menabraknya tanpa menolong Aya berdiri dan tanpa meminta maaf kepadanya.

(Kenapa harus dia sih?) Batin Aya.

Di meja lain, Ranan bertanya kepada Arthur apakah dia mengenali perempuan tadi itu alias 'Destine Ayara'

"Bro? Lo kenal sama tuh cewek?" Tanya Ranan.
"Iya sejak kapan? Lo kan baru pindah? Kok bisa?" Tanya Yusuf yang tengah kebingungan.

Namun Arthur tak memperdulikan pertanyaan dari teman barunya itu.

"Lo makan mulu, kita nanya kali" kesal Yusuf memutar bola matanya.
"G" jawab Arthur singkat. Padat. Jelas.

"Ya ampun sama kita kita jangan irit ngomong dong, gue kan bukan fans lu yang lenjehh lenjehh" kesal Ranan.
"Iya" jawab Arthur.
"Ya udah balik yuk" ajak Arthur yang mulai membiasakan diri dengan teman baru nya.

Ranan, Yusuf dan Arthur meninggalkan kantin namun diperjalanan menuju kelasnya yang harus melewati kelas XI MIPA 2 yaa kelas dimana penghuninya ialah Aya dan sahabatnya, mereka di kagetkan dengan Aya yang tiba-tiba keluar dari kelas sambil berlari, namun itu membuat Aya dan Arthur kaget dan bertabrakan yang membuat Aya menjadi tidak seimbang dengan sigap Arthur menahan pinggang Aya dengan lengan kirinya. Otomatis membuat tubuh mereka tidak ada jarak sedikit pun mereka bertatap mata lagi.

Lagi.

Sekitar 5 detik Aya kaget dan menjauhkan diri dari tubuh pria itu, Aya langsung berteriak lagi di hadapan Arthur.

"Lo!! Dasar suka cari kesempatan dalam kesempitan!" Teriak Aya.
"Minta maaf kek apa kek!" Bentak nya lagi.

Disisi lain kedua teman Aya hanya bisa meletakkan telapak tangannya ke jidatnya sambil melafalkan kata 'aduh' tanpa basa basi lagi Arthur dan kedua teman baru nya pergi menuju kelas mereka yang berada di sebelah nya tapi terhalang oleh tangga menuju lantai 2.

Aya dengan kesal masuk ke dalam kelas nya dengan raut wajah kesal, cemberut dan sedikit emosi.

"Aya, lo ga papa? Kok berantem mulu sih hari ini?" Tanya Cahya.
"Udah ah, mending cerita ke kita sebenarnya ada apa" Tanya Dita kepo.
"Ntar aja pulang sekolah kita ke caffe biasa" jawab Aya.

Kedua sahabatnya menyetujui ajakan dari Aya, pelajaran pun dimulai seperti biasa. Namun, saat Aya ingin mengambil buku di dalam tasnya ia tidak terasa bahwa tangannya menggenggam sesuatu, saat Aya membuka tangannya ternyata ada kancing baju. Reflek dia mengingat kejadian tadi saat ia hampir terjatuh dia menyentuh bahkan menggenggam dada lelaki itu mungkin saat itu kancing Arthur terlepas di genggamannya.

Tidak terasa Bel pulang sekolah pun berbunyi Aya dan kedua sahabatnya langsung pergi menuju caffe langganan dan duduk di pojok tempat favorit Cahya.

"So?" Tanya Dita ke Aya.
"Apaan?" Jawab Aya mengelak.
"Ih, cerita gak?" Ancam Cahya.
"Duh, princes takut tolong...." rengek Aya yang tertawa.
"Ga pake becanda Aya" sahut Dita.

"Jadi waktu kita ketemu buat ngerjain tugas disini yang gue datang telat, gue kan ada bilang kalo gue tabrakan sama cowok gaje. ingat?"Tanya aya dan mendapatkan anggunkkan dari kedua sahabatnya.

Akhirnya Aya menceritakan bagaimana ia bisa mengenali murid baru itu saat ia terjebak macet lalu harus berlari agar cepat sampai di caffe namun sialnya dia bertabrakan dengan pria yang bahkan meliriknya pun tidak. Pria itu tidak menolong Aya berdiri dan juga tidak minta maaf, itu lah Aya kesal dengan cowok seperti itu.

"Oh jadi gitu, ya udahlah. Ga usah dipikirin, biarin aja" usul Cahya.
"Tapi Lo mah di hari pertama tuh cowok masuk sekolah aja lo udah ngajak perang-_-" kesal Cahya.
"Lagian Salah gue gitu? Salah orang tua gue gitu?" Kesal Aya.
"Oh iya namanya siapa sih?" Tanya Dita.
"Adam Arthur Malik dipanggil Arthur pindahan dari Bandung katanya tajir" sahut Cahya.
"Kok lo tau sih? Jangan bilang lu nekat ke kantor guru buat cari tau tu cowok?" Tanya Dita.
"Hehe" ucap Cahya cengengesan.
"Dasar!!" Kesal Aya.

Mereka pun tertawa lepas dengan berbagai macam cerita, namun tiba-tiba Cahya melihat cowok jutek dari kejahuan siapa lagi kalau bukan Ranan yang mulai memasuki caffe secara refleks Cahya menutup wajahnya dengan rambutnya yang lumayan panjang itu. Namun betapa kagetnya Cahya tiba-tiba saja Ranan mengirim pesan LINE kepada Cahya.

Cahya berpikir sejak kapan Ditya memiliki ID Line Cahya, dengan sigap Cahya membaca pesan LINE itu secepat kilat.

ranaditya: jangan pulang dulu
Read

ranaditya: (+) ID gue
Read

cahya: mengirim stiker KZL
Read

ranaditya: mengirim stiker BODO AMAT yang anak sekolahan
Read

Tiba-tiba Aya mengagetkan Cahya yang sibuk dengan hpnya, Aya punya ide menyuruh Dita merampas hp Cahya dari tangannya.

"Duh, lo apaan sih dit balikin" rengek Cahya.
"Habis sok sibuk banget" kesal aya.
"Baca dit" lanjut Aya.
"OMG!! Ini HOT NEWS banget" ungkap Dita dengan penekanan dan sangat lantang.
"Sejak kapan lu deket sama tu bocah?" Tanya Dita lantangnya.

Cahya yang mendengar ucapan sahabatnya itu langsung membulatkan kedua matanya kini pipinya berubah merah karena malu.

"Bocah siapa lagi sih, balikin" rengek Cahya.
"Apaan sih dit? Kasi tau gue dong" heran Aya.

Tanpa ba bi bu lagi Dita langsung menyinggung Ditya dengan suaranya sedikit lantang.

"KALO MAU AJAK NGOBROL GAK PAPA KOK, KITA MAH APA ATUH" singgung Dita kepada Ranan.

Aya yang mengerti dengan ucapan Dita pun tertawa kaget Aya pun langsung berinisiatif mendirikan Cahya dan ditunutun duduk di sebelah Ranan, otomatis Ranan langsung shy shy cat sama hal nya juga dengan Cahya pipi nya merah seperti udang di rebus. Melihat tingkah Cahya membuat geli di hati Aya dan Dita.

"Ya udah, kita pulang duluan. Ntar jangan lupa kabarin kelanjutannya ya, and don't forget to pay minum kita" ucap Dita langsung meninggalkan Ditya dan Cahya.
"BYE...." ucap Dita dan Aya.
"Wait!!" Teriak Cahya namun tangannya di tahan oleh Ranan.

"Biarin aja" ucap Ranan dengan raut wajahnya yang jutek.
"Eh manusia ES lepasin gue!" bentak Cahya ingin melepaskan tangannya dari genggaman Ranan namun tenaga nya jauh dari Ranan, Ranan dengan smirk evilnya langsung mendekatkan tubuhnya ke Cahya otomatis Cahya terdiam wajah mereka kini hanya berjarak beberapa centi meter saja membuat Cahya melting dia ingin kabur dari sini namun badannya di halang oleh tangan Ranan yang berada di atas kursi tempat mereka duduk.










******
Maaf sedikit gaje😂

Jangan lupa komen dan vote ya😉

Just You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang