💠💠💠
Karena Mama Aya mengenal Auvan adalah pria baik, ia pun memutuskan turun kebawah. Sedangkan Auvan kini sedang mengetuk pintu kamar Aya sembari memanggil nama Aya. Aya yang mendengar namanya di panggil oleh orang yang tidak asing, langsung membuka pintu tersebut dan melihat Auvan lah yang berada di depan pintu. Aya langsung memeluk Auvan yang tengah berdiri di depan pintu kamarnya memeluk sangat erat Auvan hanya membalas pelukan tersebut masih dengan celana training dan kaos oblong nya ia membelai pelan kepala Aya.
💠💠💠
Aya terus memeluk Auvan tanpa berniat untuk melepaskan nya begitu juga Auvan yang mulai mengerti apa yang sedang terjadi pada Aya, ia terus membalas pelukannya hingga suatu ketika Aya pun melepaskan pelukannya dan menundukkan kepalanya di hadapan Auvan karena kini ia tidak ingin Auvan melihat dirinya seperti sekarang ini, Auvan memegang tangan Aya dan menyuruhnya masuk ke dalam kamarnya agar segera berbaring di tempat tidur Queen size-nya. Aya berbaring dengan perlahan dan dibantu oleh Auvan, Auvan terus menggenggam tangan Aya hingga Aya kini membuka suaranya.
"Arthur..." ucapnya menggantung.
Auvan mengeratkan genggaman nya sembari berkata, "udah, ga usah dilanjutin"
Seakan tau apa yang akan Aya katakan, Auvan malah kini menyuruhnya untuk tidak menceritakan semuanya dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya saat ini. Auvan terus melihat wajah Aya dan juga matanya yang meneteskan sebuah air mata, itu yang membuat Auvan tak sanggup melihatnya. Auvan berinisiatif untuk menghapus air mata itu dengan tangannya namun tangannya yang saat itu ingin melepaskan genggaman nya malah di genggam erat oleh Aya, seakan-akan Aya tidak ingin Auvan melepaskan genggaman itu.
"Huh.. Aya yang gue kenal ga kek gini, c'mon.." ucap Auvan kemudian.
Aya hanya mendengar ucapan Auvan tanpa mencoba memberikan jawaban.
"Gue ga mau lihat lo sakit kek gini, karena gue juga sakit ngeliat lo kek gini. Gue ga suka liat lo kek gini, meskipun gue ga tau apa permasalahan nya tapi gue yakin bahkan sangat yakin Arthur lah penyebab lo kek gini, ya kan?" Kesal Auvan akhirnya meledak.
Aya hanya mendengar semua perkataan yang Auvan lontarkan kepada dirinya.
"Gue bakal kasi pelajaran sama tu bocah" ucapnya sembari pergi meninggalkan Aya dan melepaskan genggaman tangannya.
Seakan tahu apa yang akan Auvan lakukan pada Arthur ia berusaha mengejar Auvan menuruni anak tangga namun ia kalah cepat dengan langkah Auvan, Aya kembali ke kamarnya dan segera mengambil ponselnya dan mengaktifkan ponsel nya, setelah itu ia mencoba menghubungi Auvan namun tak di angkat oleh Auvan, meskipun ia tak mendapatkan jawaban dari Auvan sama sekali ia tetap terus menerus menghubungi nomor Auvan tanpa lelah. Di panggilan ke 15 nya ia mencoba menghempaskan ponselnya di atas ranjangnya, ia sangat yakin kini auvan pasti akan pergi ke rumah Arthur karena Aya sudah mengenal bagaimana sikap Auvan saat ia merasa emosi, itulah Auvan jika sedang marah atau emosi ia pasti tidak akan pernah berhenti untuk memberikan perhitungan.Namun tiba-tiba saja terlintas dipikirannya untuk menghubungi Ranan, karena Ranan adalah sahabat Arthur.
Drrrrrrrtt
"Kenapa ya?"
"Ranan, tolongin Arthur, tolong dia Ranan" ucapnya bergetar.
"Aya, lo kenapa lagi? Oke maksud lo sekarang apa?"
Aya menghembuskan nafasnya, "Auvan mau kasi perhitungan sama Arthur sekarang juga. Tolongin dia Ranan" mohon Aya dengan suara bergetar.
"Oke oke lo tenang ya, gue sama Yusuf ke rumah Arthur sekarang juga"Bipppp
Ranan memutuskan panggilan tersebut, dan Aya sudah merasa sedikit lega meskipun ia masih sedikit khawatir kepada Arthur yang pasti akan di hajar mati-matian sama si Auvan kakak kelasnya yang selama ini menjadi pelindung nya sekarang, sedangkan Auvan yang kini sedang memacu kendaraan nya dengan sangat laju menuju ke rumah Arthur dengan wajah emosi dan rahangnya yang sudah mengeras. Ia tidak suka Aya diperlakukan seperti itu oleh Arthur, Arthur jelas-jelas telah membuat adik kelasnya sakit hati dan malam ini juga Auvan tidak akan memberi ampun kepada Arthur. Sekitar 10 menit di perjalanan ia pun tiba di rumah elit tidak melebihi rumahnya juga, ia mengetuk pintu rumah dengan sangat kuat sambil terus memanggil nama Arthur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [COMPLETED]
Teen FictionAya seorang siswi dari Star High School yang memiliki 2 orang sahabat yaitu Dita dan Cahya. Ia sedikit jutek terhadap cowok yang ia anggap 'nyebelin' namun seketika juteknya itu sedikit mulai hilang bagai daun yang diterpa angin dan berhembus ntah k...