PART 46 "CAFFE"

283 12 0
                                    

"Ayah janji gak bakal marahin bunda?"

"Iya ayah janji"

"Ayah janji gak bakal bentak bunda?"

"Iya ayah janji"

"Ayah janji gak bakal tinggalin dan pergi dari bunda lagi?"

Arthur terdiam mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Rasya, ia memikirkan apa yang harus ia jawab saat ini. Di satu sisi ia tidak ingin menyakiti perasaan pangeran kecilnya ini tapi di sisi lain ia juga tidak ingin membuat Aya berharap lebih kepadanya, saat mereka tengah asik berdiam dalam pikirannya masing-masing tiba-tiba suara pintu terbuka menampakkan seorang yang tidak asing bagi mereka siapa lagi kalau bukan Auvan yang kini telah resmi menjadi kekasih Aya walau sebenarnya Auvan tahu bahwa ia hanyalah sebuah pelarian, sebuah persinggahan ia tetap sanggup tersenyum lebar dan berpura-pura tidak mengetahui, berpura-pura menjadi orang bodoh.

Auvan memecahkan keheningan mereka langsung menyapa Rasya yang belum ia kenali saat itu.

"Hai yang paling ganteng, nama kamu siapa? Nama kakak Auvan" sapanya tiba-tiba menggendong Rasya seperti sudah akrab.

"Namaku Rasya, Om temannya bunda sama ayah?" Tanyanya di gendongan Auvan.

Sedangkan Aya dan Arthur hanya menghembuskan nafasnya panjang karena pertanyaan terakhir yang Rasya lontarkan.

"Rasya kayaknya pernah lihat Om, tapi dimana?" Ucapnya.

"Ah masa? Oh iya bunda kamu ini sebenarnya.." ucap Auvan menggantungkan kalimatnya.

"Sebenarnya apa om?"

Aya yang takut bahwa Auvan akan membongkar semuanya di hadapan pria kecil ini sudah mulai gugup.

"Sebenarnya cantik ya kan?" Lanjut Auvan.

Aya menghela nafasnya merasa lega.

"Oh emang iya, bunda yang paling cantik setelah bunda Rasya. Oh iya Om kenal sama bunda?"

"Banget sayang" jawabnya tersenyum.

"Berarti kenal ayah Arthur juga?" Tanyanya.

Namun Auvan hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Rasya, Auvan menurunkan Rasya dari gendongan nya dan kembali menatap kedua orang yang ia sangat kenal melebihi siapapun. Aya yang menyadari nya langsung menghampiri Auvan dan mengajak nya untuk keluar sebentar.

Mereka kini tiba di taman yang dulu biasa ia kunjungi saat berada di dalam rumah sakit ini, Auvan terus menatap lurus ke depan tanpa berbicara sepatah katapun. Itu yang membuat Aya merasa aneh sekarang, yang Aya rasakan sekarang hanya canggung terhadap Auvan. Ia tak tahu apa yang membuatnya merasa canggung seperti ini.

Aya terus menatap Auvan yang kini tengah melihat lurus ke depan, Aya ingin mengatakan sesuatu tapi lidahnya kelu untuk mengucapkan nya. Sesaat kemudian Auvan menghembuskan nafas panjang nya dan beralih menolehkan kepalanya melihat Aya yang tengah memperhatikan nya dengan mimik wajah panik, Auvan mengusap pelan pipi Aya sembari tersenyum manis yang menurut Aya adalah senyuman mematikan.

"Gue tadi.." ucapnya terpotong.

"Iya gak papa" jawab Auvan kembali tersenyum lagi.

Entah angin apa yang membawa Aya memberanikan dirinya untuk memeluk Auvan, jujur detik itu Auvan kaget karena ini kali pertamanya Aya yang memeluknya karena Aya tidak pernah memeluk tubuhnya sebelumnya, karena selama ini hanya Auvan yang mulai memeluk Aya. Auvan dengan perlahan menggerakkan tangannya untuk mengelus punggung Aya. Sekitar beberapa menit kemudian Aya melepaskan pelukan pertamanya yang ia berikan kepada Auvan, ia menatap lekat kedua mata Auvan. Sedangkan Auvan hanya tersenyum terus-menerus.

Just You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang