PART 38 "HEH?"

284 9 0
                                    

"Et, tunggu. Gue bukan sahabat lo, gue pacar lo" ucap Auvan memotong Omelan Aya.

Semuanya terdiam saat mendengar penuturan yang Auvan ucapkan, Aya terus memandangi Auvan dengan lekat. Ia tak pernah menyangka bahwa Auvan akan mengatakan atau mengeluarkan kalimat itu langsung dari mulutnya di hadapan dirinya dan juga kedua sahabatnya, sekitar sekian lama mereka berdiam diri datanglah Yusuf dan Ranan berlari dari kejauhan. Mereka yang tadinya berdiam seperti Mannequin tersadar langsung melempar senyum kikuk. Ranan dan Yusuf yang menyadari ada keanehan di antara senyuman mereka langsung bertanya.

"Ada apaan?" Tanya Ranan.
Cahya hanya menoleh ke arah Dita dengan tatapan mata yang mengisyaratkan harus jawab apa.
"Iya kok kita datang, lo pada diem?" Tanya Yusuf juga.
Akhirnya Dita membuka suaranya, "ga kok, kuy pulang" balas Dita menarik tangan Yusuf menuju parkiran. Begitu juga dengan Cahya, ia menarik tangan Ranan disebelah nya sembari berkata, "kita duluan"

Akhirnya tinggalah Aya dan Auvan di koridor dekat parkiran sekolahnya, mereka masih dalam keadaan canggung atas yang tadi Auvan ucapkan pada dirinya dan kedua sahabatnya, ia tak tahu harus merespon Auvan bagaimana sekarang. Akhirnya mereka berjalan menuju mobil dimana Auvan parkir, hari ini Auvan membawa mobil Lamborghini nya ke sekolah entah angin apa yang merasuki dirinya hingga membawa mobil ke sekolah di kala pertamanya, Aya sekarang berdiri tepat di depan mobil Auvan. Sedangkan Auvan ia sudah berada di kursi penumpang membukakan pintu untuk Aya.

"Masuk?" Tanya Auvan memegang pintu yang sudah dibukanya.

Aya masuk ke dalam mobil dengan ekspresi campur aduk, entah kenapa setiap Auvan membukakan pintu perasaan nya selalu campur aduk padahal di hari biasanya ia berboncengan dengan Auvan ia malah tak pernah merasakan seperti ini. Jantung Aya kembali berdegup kencang saat Auvan masuk ke dalam mobil dan menutup pintu dengan kuat. Mereka kini berada di pikirannya masing-masing tanpa berbicara sepatah katapun, ada pertanyaan yang ingin Aya tanyakan tapi ia tak mempunyai keberanian untuk menanyakan pertanyaan itu. Hingga suatu saat pas mereka terkena lampu merah di jalan Auvan membuka suaranya, suaranya begitu berat hingga membuat Aya menjadi dag-dig-dug.

"Mau kemana nih?" Tanya Auvan sembari melihat Aya disebelahnya.
Aya menoleh memandang Auvan, "terserah"
"Gue mo nanya" lanjut Aya.

Tapi karena lampu sudah hijau, Auvan melanjutkan perjalanan nya hingga membuat Aya mengurungkan niatnya untuk bertanya kepada Auvan.
"Nanya apa?" Ucapnya fokus melihat jalanan.
Aya hanya menggelengkan kepalanya pelan sembari mengeluarkan senyumnya yang sangat adem di hati jika dilihat, mereka kembali terdiam hanya sunyi yang ada di dalam mobil mewah ini. Musik pun belum ada karena belum sempat Auvan pasang, sekitar lama di perjalanan hingga membuat Aya memejamkan matanya sejenak dan berpikir. Akan kemana Auvan membawa dirinya pergi?
Auvan terus fokus melihat jalanan yang begitu ramai karena hari ini hampir seluruh sekolah sudah selesai UTS dan kemungkinan sedang berlibur ke luar kota atau kemana pun.

Sekitar 2 jam di dalam perjalanan akhirnya mereka tiba di suatu rumah yang sangat modern, sedangkan Aya ia masih tertidur pulas dengan posisinya yang tidak berubah dari tadi selalu memandangi arah jendela mobil Auvan. Dengan perlahan Auvan membangunkan Aya sambil menggoyangkan tubuh Aya pelan. Namun Aya tidak bangun juga, bukan Auvan namanya jika tidak jahil, kini  Auvan berniat mendekati wajahnya dengan wajah Aya lebih tepatnya di depan wajah Aya hingga mereka kini hanya berjarak beberapa space saja.

"Aya?"
"Bangun,"

Aya yang sebenarnya sudah terbangun mengurungkan niatnya karena ia bisa merasakan nafas Auvan di hadapannya begitu dekat.

"Oke kalo lo ga bangun, jangan salahin gue kalo gue mendadak nyicip tu mulut"

Aya masih tak bangun karena yang ia yakin bahwa Auvan senang mengerjai dirinya, namun saat Auvan tidak mendapatkan jawaban Auvan mulai memajukan wajahnya hampir menyentuh bibir Aya yang masih disegel, Aya yang sadar bahwa Auvan tidak bercanda langsung membuka matanya dan mendorong Auvan menjauh dari dirinya. Ya, Aya kini sedang menutup wajahnya malu atas perbuatan yang Auvan lakukan pada dirinya. Auvan hanya terkekeh pelan melihat aksinya yang berhasil membuat Aya terbangun dan menutupi wajahnya seperti sekarang.

Just You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang