"Ye, biarin. Gue kan kangen sama lo" ucapnya berbicara pelan agar tidak di dengar oleh yang lainnya namun Aya yang duduk di sebelahnya mendengar jelas apa yang Auvan katakan langsung menoleh memandangi Auvan dengan ekspresi kaget.Auvan yang merasa dipandangi hanya memainkan kedua alisnya, "eh kapan kita battle?" Tanya Auvan mengalihkan perhatian nya ke adik Aya.
"Terserah kakak sih"
"Oke ntar aja kalo kakak free ya, habisnya kakak kamu ini suka banget bikin kakak repot satu harian ada aja minta temenin lah apalah padahal gak tahan jauh-jauh sama kakak" pedenya Auvan mengatakan itu sambil menyenggol lengan Aya.
Aya menuai protes, "dih, kepedean lo"
"Alah ngaku aja mbak Aya" sela mamanya menggodanya anak perempuan nya.
"Ih Mama apaan sih, ikut-ikutan deh" kesal Aya.
"Udah sih, kalo sayang mah ngaku aja kan sama-sama single" ejek ayahnya sambil menyetir.
"Duh anak Mama udah pandai ya falling in love" goda mamanya lagi.
"Cinta tuh pasti" sahut adiknya.
"Eh bocah tutup tu telinga, masih kecil juga" ucapnya menutup telinga adiknya menggunakan kedua telapak tangannya sambil tertawa pelan.
Auvan yang melihat tontonan gratis ini melayangkan sebuah senyuman, ia sangat menyukai keluarga Aya yang begitu hangat sama seperti keluarga nya juga tapi keluarga mereka tidak pernah merasakan kehangatan ini di satu mobil yang sama, jujur Auvan sangat ingin seperti ini. Sesaat mereka bercanda gurau di dalam mobil tibalah mereka di mall yang cukup terkenal di daerah ini, ayahnya memarkirkan mobilnya dan setelah itu mereka turun namun saat Aya ingin turun ia merasakan nyeri di kakinya lagi.
"Aw.." ringisnya.
Auvan yang melihat Aya meringis menahan sakit langsung bertanya, "kenapa?"
"Gak, cuma nyeri doang" ucapnya sembari turun dari mobil dengan pelan-pelan.
"Oh iya, Aya. Mama sama Ayah mau cari baju kerja, kaki kamu kan lagi sakit tuh berhubung ada Auvan juga mending kamu duduk aja di restoran atau mana ntar Mama nyusul" ucapnya meninggalkan Aya berdua dengan Auvan.
"Yaelah, kalo gak ada Auvan berarti gue sendirian?" Dumel Aya berjalan pelan.
"Lo tuh kalo dekat gue jadi lucky girl" ucap Auvan menyombongkan dirinya.
"Mulai deh" kesal Aya menyipitkan matanya.
"Hahaha, yaudah sini gandeng tangan gue" sahutnya megambil tangan Aya dan di lingkar kan pada lengannya.
Mereka berjalan dengan perlahan, tanpa ada berbicara sepatah kata pun, mereka berjalan melewati pizza HUT dan yang tempat makan lainnya. Sebenarnya Aya bingung mereka akan pergi kemana karena sedari tadi saat dari parkiran hingga sampai di lantai 2 mall ini mereka sama sekali belum ada yang mengeluarkan suara, Aya dengan membuang egonya akhirnya berdehem hingga seseorang yang tangannya sedang di gandeng olehnya menoleh tanpa berbicara tapi ekspresi seakan mengisyaratkan; ada apa?
Aya yang kesal langsung menghentikan langkahnya dan melepaskan tangannya dari lengan Auvan. Auvan membalikkan badannya karena menyadari Aya sudah tidak di gandeng nya lagi, ia berjalan menuju tempat dimana Aya tengah berdiri berdiam diri.
"Kenapa?" Tanyanya.
"Gue heran deh, kenapa lo gak peka sih? Biasanya juga lo peka banget" kesal Aya beralih menatap ke lantai bawah mall ini.
"Oke, kita duduk sana aja?" Usulnya menunjuk pizza HUT.Mereka menuju pizza HUT yang tadi sudah mereka lewati juga, seharusnya mereka sudah sampai 2 menit yang lalu mereka kini masih di setengah perjalanan di karenakan kaki Aya yang sulit berjalan. Mereka masuk ke dalam, dan mengambil tempat duduk yang berada di dekat jendela menghadap ke luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [COMPLETED]
Teen FictionAya seorang siswi dari Star High School yang memiliki 2 orang sahabat yaitu Dita dan Cahya. Ia sedikit jutek terhadap cowok yang ia anggap 'nyebelin' namun seketika juteknya itu sedikit mulai hilang bagai daun yang diterpa angin dan berhembus ntah k...