PART 40 "SOBA"

313 10 0
                                    


"Oke, gue balik dulu. Udah sore juga, bye" ucap Auvan sembari mengacak pelan pucuk kepala Aya dan Aya hanya mengangguk tersenyum.

Kini ia sudah berada di balik kamarnya lagi, setelah hampir 1 jam ia membersihkan dirinya. Penat pun kembali menimpa dirinya, ia begitu lelah hari ini tapi kelelahan itu tak membuat Aya menjadi lemas atau bahkan jatuh pingsan tak sadarkan diri bukan Aya namanya jika ia bisa jatuh pingsan akibat kelelahan saja. Ia mengambil ponselnya yang tadi ia letakkan di nakas, ia membaca notif satu persatu baru saja ia memegang ponselnya tiba-tiba saja ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk. Jujur Aya kaget melihat nama pengirim pesan tersebut ia terus mengucek matanya tak menyangka. Dengan ekspresi senang sekaligus terharu ia membuka sms dari Arthur, ya Arthur yang mengirim pesan tersebut. Selama ini Arthur dan Aya hanya berkomunikasi lewat SMS dan Instagram saja, sedangkan WhatsApp, Line, kakao talk, path atau sosial media lainnya ia tidak pernah.

Aya membuka pesan tersebut.



From: Arthur

Di saat gue udah ga bisa lagi ngacak rambut lo, seenggaknya ada 'dia' yang bisa lakuin itu buat lo.. thank you darling😊
Oh iya, jangan pernah ngindarin gue kalo kita hang out, gue mohon anggap aja kita baik-baik aja walaupun sebenarnya gue tau lo pasti enek, najis liat gue. Tapi gue harap lo bisa jadi teman bahkan sahabat terbaik in my life. Dan satu lagi, mungkin 1 tahun ke depan atau pas kita lulus gue pengen lihat lo tersenyum seperti dulu. Seperti Aya yang gue kenal selalu rame selalu asik selalu buat orang lain ikutan tersenyum.




Aya yang membaca pesan tersebut hanya melayang kan sebuah senyuman, senyuman Aya membuat nya meneteskan air mata mungkin air mata terakhir nya untuk seorang yang bernama Arthur Adam Malik, seakan sadar ia tidak seharusnya seperti ini ia langsung menghapus air mata yang terjatuh tadi dengan kedua telapak tangannya. Ia kembali menaruh ponselnya di atas nakas dan berpikir sejenak bagaimana bisa ia harus menanggapi Arthur seperti dulu sedangkan kini Arthur notabene nya sudah menjadi mantan nya, Aya tidak bisa melakukan itu untuk Arthur. Ia menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang Queen size-nya dan menghembus kan nafas nya panjang.

Sesaat kemudian ada adiknya yang tiba-tiba masuk ke kamarnya tanpa ijin, membuat Aya mendadak kaget. Aya memasang wajah kesal kepada adik lelaki satunya ini, adiknya selalu saja membuatnya kesal setiap saat tapi ada kalanya adiknya bisa membuat Aya tertawa karena kelucuan yang dilakukan adiknya.

"Mbak!!" Pekiknya.
"Paan sih bocah" kesal Aya memutarkan kedua bola matanya.
Adiknya malah duduk di meja belajar Aya, "itu ada kiriman"
Aya mengernyitkan dahinya, "kiriman?"

Aya berpikir keras kiriman apa, ia bahkan tak pernah memesan atau membeli barang dari online shop layaknya wanita-wanita muda yang biasa dilakukan, Aya tidak suka melakukan hal-hal seperti itu jika ia membutuhkan sesuatu ia bisa saja langsung membeli di tempatnya langsung. Dengan segera Aya bangkit turun kebawah, dan mendapati bahwa kurir tersebut sudah pergi dari rumahnya. Aya terus celingak celinguk melihat keadaan di halaman rumahnya tapi hasilnya nihil ia tidak menemukan kurir dan kiriman yang dimaksudkan adiknya. Ia malah berpikir mungkin adiknya sedang berbohong mengerjai dirinya.

"Dek!! Dek!!" Pekik aya di ruang tamu rumahnya.

Mamanya yang merasa risih mendengar anak perempuannya teriak-teriak menuai protes, "Aya, kenapa sih?"
"Apaan sih mbak, berisik" kesal adiknya menuruni anak tangga.
"Eh, tadi katanya ada kiriman? Mana buktinya? Heh? Ga ada.. Lo bohong ya sama kakak sendiri, kiriman apaan coba bisanya ngerjain gue doang lo yaa bikin kesel gue aja lo" dumel Aya.

Adiknya yang mendengar hanya menggelengkan kepalanya, "ngomong apa baca naskah pidato lo? Ga ada jeda-jeda nya"
"Duh, anak-anak Mama ini kenapa sih ribut" sela mamanya.
"Ini Ma, anak Mama pandai bohong" kesal Aya.
Adiknya memprotes kakaknya, "duh, Ma. Tadi ada yang nganter kiriman kan Ma? Terus mbak Aya ga percaya sama aku Ma"
"Hahaha, itu rupanya" tawa mamanya.

Just You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang