"Bangun pacarku!!" Ucap seseorang di seberang telepon.
Saat Aya mendengar kalimat itu Aya langsung tersontak kaget membulatkan kedua matanya, ia melihat dengan ragu siapa yang menelponnya pagi pagi buta dan menyebut dirinya adalah 'pacar' seingatnya, ia bahkan tidak pernah dekat atau berusaha pdkt sama cowok yang ada di sekolahnya layaknya siswi yang lainnya, hingga detik ini pun Aya tidak pernah merasa dekat atau ditembak bahkan udah jadian!
Dengan sedikit ragu ia melihat nama yang tertera di layar hape nya ternyata yang menelponnya adalah nomor yang mencoba menghubungi nya berkali-kali dengan ingatan yang sangat cepat ia ingat ternyata itu adalah nomor Arthur si cowok irit ngomong, cuek dan dingin.
"Ngapain lo nelpon gue! Ga ada kerjaan ya? Kalo ga ada sini ke rumah gue beresin rumah gue setrika baju gue cuci baju gue dan buat masakin gue. Gila nih cowok! Terus nyebut gue pacar lagi, lo kira gue cewek apaan? Di bayar pun gue ga mau sama lo!" Pekik Aya di telepon.
"Udah?" Respon Arthur yang sungguh singkat dan santai karena terdengar dari nada ia berbicara.
"Dasar irit ngomong!" Jawab Aya berteriak.
"Berisik" jawab Arthur.Aya tidak menanggapi ucapan Arthur karena ini masih terlalu pagi untuk berdebat apalagi di telepon bukan tipe Aya banget.
"20 menit lagi gue sampe" ucap Arthur.
"Mau ngapain? Bersihin halaman rumah gue?" Tanya Aya.
"Sekolah peak!" Pekik Arthur.
"Lo kali yang peak, btw gue biasa berangkat sama Dita" jawab Aya dengan pedenya.
"Yang mau jemput lo siapa? Emang gue ada bilang 20 menit lagi gue sampe rumah lo? Ga kan?! Pede banget lo jadi cewek! Orang gue 20 menit lagi sampe sekolahan-_-" jawab Arthur PxLxT.Aya terdiam merenungi ucapan Arthur.
(Iya ya emang sih dia ga ada bilang atau nyebut rumah gue, ya ampun bego banget gue!!! Ntar dikiranya gue ke geer an lagi) batin Aya ngedumel dalam hati.
Sedangkan Arthur yang berada di sebrang sana tengah terkekeh akibat ucapannya.
"Diem?" Sahut Arthur membuyarkan lamunan Aya.
"Apaan sih? Lagian lo kok dari tadi malem banyak ngomong sih! Dan satu lagi gue ga ada urusan sama lo!" Pekik Aya langsung mengakhiri telepon nya.Aya menggeliat di atas tempat tidur sambil menendang nendang kakinya di atas tempat tidurnya.
"Ya ampun! Gue kok pede banget sih! Kenapa gue jawab gitu ya? Kok gue jadi kesel ya sama tu bocah! Kiraiin mau jemput gue ternyata aaaahhhhh pusing gue!!!"Aya pergi ke kamar mandi dan bersiap-siap berangkat sekolah namun saat ia keluar dari kamarnya ia melihat seseorang yang tidak asing baginya dengan menggunakan seragam yang sama dengan sekolahnya sedang duduk di meja makan sambil memakan roti dan minum susu yang seharusnya jatahnya. Aya dengan langkah cepat menghampiri orang itu ternyata benar dugaan nya siapa lagi kalau bukan cowok nyebelin sedunia.
"Lo?!" Kaget Aya
"Eh Mbak Aya udah siap, sini sarapan dulu. Ini Arthur barusan sampe dia belum sarapan jadi mama ajak dia sarapan juga" ucap mamanya.
"Mama kok baik banget sama nih bocah" ucap Aya pada dirinya sendiri dengan nada pelan.
"Apaaa?" Ucap mamanya yang tidak mendengar ucapan aya.
"Gak ma, aku duluan ma. Bye, assalamualaikum!!" Pekik Aya langsung berjalan meninggalkan semua orang.Arthur dengan sigap langsung berdiri sambil mengucapkan terima kasih karena sudah sarapan disini, dan ia langsung mengejarnya Aya yang kini sudah pergi sekolah dengan berjalan kaki. Dengan gas penuh Arthur menyusul Aya dan baru seperempat jalan ia sudah berhasil menemukan Aya yang berjalan kaki dengan wajah tertunduk.
Tiiittttt.... tiiittttt.....!!!
Klakson mobil berhasil membuat Aya senam jantung di pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [COMPLETED]
Teen FictionAya seorang siswi dari Star High School yang memiliki 2 orang sahabat yaitu Dita dan Cahya. Ia sedikit jutek terhadap cowok yang ia anggap 'nyebelin' namun seketika juteknya itu sedikit mulai hilang bagai daun yang diterpa angin dan berhembus ntah k...