Akhirnya setelah beberapa jam menonton film yang sangat dinanti oleh para pecinta film Indonesia, mereka kini sedang di parkiran mobil dengan mata Aya yang sembab karena mewek menonton film tersebut, jujur saja film itu juga menyentuh hati nya tetapi ia terlalu gengsi untuk menangis. Wajar seorang Arthur Adam Malik menangis? Beh, sangat langka.
Mereka kini tengah berada di dalam mobil kembali mengantar kan Aya pulang ke rumahnya. Di dalam mobil hanya Arthur yang bersuara sedangkan Aya hanya tersenyum meskipun jauh di benaknya bahwa inilah momen-momen yang ia rindukan smdari sosok Arthur."Ga mau ajakin masuk?" Sahut Arthur.
Aya yang tengah menggenggam ganggang pintu berbalik menatap Arthur, "Mau masuk?"
Tanpa ba-bi-bu lagi Arthur langsung keluar dari mobil dan nyelonong masuk seperti rumahnya sendiri, Aya hanya bisa memutar kedua bola matanya jengah melihat perubahan Arthur hari ini.
Aya mengambil air putih untuk dirinya dan juga Arthur.
"Kok lo diem sih?" Sahut Arthur memecah keheningan.
"Gak"
"Lo banyak berubah ya"
"Maksud lo?" Bingung Aya.
"Lo gak bawel kek dulu, lo yang gue kenal udah bilang bagai ditelan bumi. Tapi gue yakin lo akan kembali kembali seperti semula, seperti dulu yang selalu saja mengomel karena kesalahan orang"
Aya hanya menatap Arthur tulus, dan Arthur kembali merusak suasana lagi yang mulai terasa canggung.
"Yakali orang tampan dikasi air putih?" Dumelnya.
"Air putih bagus untuk kesehatan!"
Arthur bangkit dari duduknya, "yaudah makasih ya princess gue, gue balik dulu" ucapnya mengacak pelan rambut Aya.
Entah mengapa Aya merasakan hal itu lagi, Aya merasa jantungnya kini kembali seperti saat dulu saat-saat dimana Arthur selalu saja membuat jantungnya seperti ini.
Apa ini artinya gue kembali terjatuh di lubang yang sama?
Aya menjauhkan pikiran bodohnya dan kembali ke kamar nya karena mulai mengantuk.◾◾◾
Pagi ini Aya tengah jogging di kawasan kompleks rumahnya, namun tiba-tiba saja ada yang menepuk pundaknya dari belakang Aya yang saat itu kaget menoleh ke belakang dan mendapati Arthur yang tadi menepuk pundaknya.
"Lo?" Kaget Aya.
"Iya emang kenapa? Salah gitu gue temenin calon gue jogging?" Jawab Arthur.
Namun Aya yang saat itu yang masih mengenakan headset di kedua telinganya menampakkan wajah tak mengerti nya. Arthur yang memiliki inisiatif langsung membuka kedua headset yang Aya gunakan jujur Aya sedikit kaget tapi tidak menolak.
"Makanya lain kali ga usah dengerin lagu volume besar ntar budek lo"
"Hmm"
"Gue ikutan jogging boleh?"
Tapi Arthur habya mendapatkan anggukan saja, dan mereka kini telah selesai jogging duduk di taman kompleks dengan memakan bubur ayam yang biasa sudah mangkal di taman ini.
"Lo gak berubah" sahut Arthur.
Aya hanya mengerutkan keningnya tak mengerti, Arthur tiba-tiba saja mengarahkan tangannya ke bibir Aya, entah kenapa Aya yang seharusnya mengelak malah terdiam merasakan jari Arthur bermain di sudut bibirnya.
"Liat tu, belepotan. Gue jadi kangen lo deh" ucap Arthur.
"Kalau waktu bisa diputar, gue gak akan pernah ngelepasin lo. Dan kalaupun gue ada kesempatan kedua gue bakal berusaha jadi yang terbaik buat lo walaupun itu harus membantah kedua orang tua gue" ucapnya mulai mengarahkan pandangan nya ke mangkok bubur yang ia pegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [COMPLETED]
Teen FictionAya seorang siswi dari Star High School yang memiliki 2 orang sahabat yaitu Dita dan Cahya. Ia sedikit jutek terhadap cowok yang ia anggap 'nyebelin' namun seketika juteknya itu sedikit mulai hilang bagai daun yang diterpa angin dan berhembus ntah k...