PART 53

1.2K 24 0
                                    

Pagi yang begitu cerah seperti pagi biasanya, Aya melangkah kan kakinya menuju mobil kesayangan nya untuk berangkat kerja. Di perjalanan ia terus mengembangkan senyumnya meskipun ia sadar bahwa tidak ada yang bisa melihat senyuman nya saat ia berada di dalam tempat tertutup ini.

Tapi entah kenapa ia tidak perduli, karena ia sedang bahagia walau orang mengatainya orang gila sekalipun ia tak perduli. Karena ini wajahnya, dan tidak ada yang berhak berkomentar buruk terhadap dirinya, hingga tak lama berselang ponselnya bergetar.



Drrtttt drrtttt

"Dimana?" Tanya seseorang di seberang telepon.
"Dijalan ke kantor"
"Oke, ntar lunch bareng. Gue jemput, hati-hati babe"

Bipp


Panggilan diputus sepihak oleh sang penelepon namun Aya hanya mengendikkan bahunya tak acuh.

Setibanya ia dikantor Aya mulai menjalani aktivitas seperti hari-hari sebelumnya, selalu menggantikan Auvan meeting karena bos sekaligus sahabatnya itu sedang melakukan perjalanan bisnis ke Aussie. Pagi ini Aya ada jadwal meeting bersama client dari London, Aya yang sudah berada di lobby langsung di arahkan sekretaris nya ke ruangan meeting.

Saat ia memasuki ruangan meeting ia heran karena client nya belum datang padahal ini sudah terlambat 10 menit, Aya duduk di kursinya dan menunggu clientnya meskipun ia sangat benci menunggu. Seperti ia sedang menunggu Arthur yang kembali dari London waktu dulu.

Aya yang mulai jengah karena harus menunggu client yang menurutnya tidak penting meskipun ini demi perusahaan nya tetapi tanpa adanya kerja sama dengan client yang dari London ini tidak berpengaruh besar terhadap perusahaan nya. Tetapi karena sekretaris nya yang terus membujuknya untuk menunggu sebentar lagi akhirnya Aya mengiyakan.

"Tunggu sebentar nona, mungkin mereka terkena macet" ucap Tuan Rey selaku sekretaris nya.

"Baiklah, tapi ini sudah 1 jam berlalu. Dan ini terlalu lama apalagi yang harus kita tunggu? Lagipula client yang ini juga tidak penting-penting amat" jawab atas santainya.

Sekretaris nya hanya diam tak menanggapi ucapan Aya.

"Dan lagi, tuh orang kok gak disiplin banget jadwal meeting kan 1 jam yang lalu tapi memberikan kabar pembatalan atau telat saja tidak ada inisiatif. Emang dia perfeksionis banget!" Lanjut Aya mengomel.

Lagi dan lagi sekretaris nya terdiam, namun saat Aya telah selesai berbicara ada yang menjawab semua ucapannya tetapi bukan lah sekretaris nya.

"Gue emang perfeksionis, masalah?" Ucap seseorang tiba-tiba dari belakang.

Aya menoleh ke belakang dan ia kaget mendapati Arthur yang tengah berdiri sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celananya.
Aya terbelalak kaget melihat Arthur sedang melihatnya tersenyum dengan penuh arti.

Arthur mengarahkan matanya kepada sekretaris Aya bermaksud untuk segera meninggalkan tempat ini, seakan mengerti Tuan Rey pergi dari ruang meeting.

"Sayang.." rengek Arthur kemudian memeluk gemas Aya.

Aya masih diam mematung meskipun tengah dipeluk manja oleh Arthur, Aya melepaskan pelukan Arthur.

"Ngapain kesini? Bukannya ntar siang ya kita lunch bareng?" Tanya Aya masih setengah sadar.

"Gue lagi kangen sama lo, kita hampir 2 Minggu gak ketemu Aya.." balas Arthur dengan memeluknya lagi.

"Iya gue juga kangen sama lo, tapi gak disini juga"

Mereka melepas pelukannya, dan Aya langsung menatap Arthur dengan tatapan mengintimidasi nya.

"Tunggu, kok lo disini?" Tanya Aya.

Just You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang