PART 37 "PEMANDANGAN"

306 9 0
                                    

💠 1 bulan kemudian💠

Sudah 4 Minggu ia fokus dengan buku-buku yang ia baca saat di rumah, dan sudah 4 Minggu juga ia tidak pernah berbicara dengan mantan kekasihnya yang selalu menjelma di pikirannya. Tapi selama 1 bulan ini Aya berusaha hingga ia bisa melupakan semuanya bersama Arthur meskipun terkadang ada kalanya ia merindukan sosok Arthur di dalam hidupnya. Hari ini adalah hari terakhir nya ulangan tengah semester atau sering dikenal dengan UTS, Aya sangat fokus mengerjakan semua ulangan begitu juga kedua sahabatnya. Sedangkan di kelas lain, Arthur bersama kedua sahabatnya juga sangat fokus mengerjakan soal-soal yang tertulis di lembar kertas ulangan ini, terkadang juga Yusuf bisa mengambil kesempatan untuk bertanya-tanya kepada Ranan ataupun Arthur.

Setelah selesai dengan ulangan terakhir ini mereka semua siswa-siswi Star High School berkumpul di aula mungkin ada sambutan dari kepala sekolah sebelum mereka menerima libur panjang seperti biasanya seusai ulangan. Semuanya berkumpul di aula yang sangat besar ini, dan ada juga murid yang berdiri, duduk di lantai dan yang lainnya. Kebetulan Aya dan kedua sahabatnya datang sedikit telat jadi ia sudah tidak dapat tempat duduk akhirnya ia dan kedua sahabatnya rela berdiri sambil mendengarkan kepala sekolah memabaca naskah seperti pidato para pejabat. Aya melihat seisi aula ini yang biasanya kosong hanya ada kursi-kursi dan panggung besar kini terdapat banyak siswa siswi di dalam sini, ia juga melihat sosok yang telah lama ia rindukan meskipun rindu itu tak dapat di utarakan nya, lewat bahasa kalbu lah Aya bisa mengutarakan semua rindunya pada orang itu. Ya Arthur, yang kini sedang duduk bersebelahan dengan tunangannya sangat romantis karena Arthur sedang mengipasi Melsa yang tengah kepanasan akibat penuhnya makhluk yang berada di aula sekolah ini. Aya melamun sembari menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.


Batin Aya.

Berbahagialah dengan yang lo pilih, jika suatu saat lo merasa kurang bahagia datanglah ke tempat gue dan ambilah semua kebahagiaan gue. Gue rela asalkan kebahagiaan itu selalu terpancar di wajah lo Arthur!




Cahya menyenggol lengan Aya hingga Aya tersadar dari lamunan panjangnya, Aya pun menatap Cahya heran mengerutkan keningnya tak mengerti. Akhirnya Dita menunjuk jari telunjuknya ke arah belakang, bodohnya Aya mau mengikuti arahan yang ditunjukkan oleh telunjuk Dita. Tampak di belakang sana orang itu sedang melambaikan tangannya sambil tersenyum lebar, Aya hanya bisa menghela nafasnya panjang. Ia tak percaya yang sedang tersenyum lebar sembari melambaikan tangannya adalah Auvan Dale Putra, pria yang selalu mengganggu dirinya setiap hari di sekolah dan terkadang di luar sekolah. Pria itu memiliki kekuatan super seperti di film-film karena setiap kali Aya keluar pasti Aya selalu bertemu dengan Auvan entah itu di caffe, di pusat pembelanjaan, di toko buku di semua tempat yang Aya kunjungi 1 bulan belakangan ini.

Auvan kini sedang berjalan ke arahnya ya ke arah Aya dan kedua sahabatnya, sambil tersenyum dan melewati beberapa kerumunan murid yang lainnya. Akhirnya dengan susah payah ia bisa sampai di sebelah Aya, Aya yang sudah menyadari kehadiran Auvan di sebelah nya, karena sedang ngos-ngosan setelah melewati beberapa siswa-siswi lain yang begitu ramai di aula ini. Aya yang melihatnya akhirnya luluh melihat Auvan sedang merasa kepanasan.

"Makanya, siapa coba yang nyuruh kesini" ejek Aya melihat Auvan di ujung matanya.

Auvan yang kondisinya mulai membaik langsung menatap Aya sambil merangkul lengannya, "pangeran William kangen Putri dugong"

"What?"

"Enakan di lo, lo pangeran William gue Putri dugong. Hello gue masih cantik dari pada mantan-mantan lo itu" cibirnya tersenyum miring.

Kepala Auvan bermanja-manja di pundak Aya seperti anak kecil, alhasil membuat merasa risih dengan perbuatan Auvan sekarang, Aya terus menjauhkan kepala Auvan dari pundaknya tapi karena Auvan yang kini seperti anak kecil malah terus bermanja-manja di pundak Aya. Begitu seterusnya hingga sang kepala sekolah menegur mereka karena berisik menganggu acara pidato sang kepala sekolah. Dengan tersipu malu Aya menundukkan kepalanya tak sanggup di lihat oleh seluruh murid yang bersekolah di sini, hanya karena perbuatan yang Auvan lakukan dia juga menerima resiko yang tak seharusnya diterimanya.

Just You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang