Aya terus memikirkan ucapan pria kecil itu sambil memegang tiang infus yang melekat di tangannya, ia belum mengatakan apapun sejak terakhir kali ia pergi meninggalkan ruang rawat Rasya. Kini ia tengah berdiri menatap jendela kaca sebesar tubuhnya bahkan lebih di ruang rawatnya sendirian tanpa ada seseorang yang menemani dirinya hanya hening dan detik jam yang bergema di ruangan ini.
Bagaimana mungkin Arthur galau?
Kalimat itu terus berputar putar di kepalanya namun seketika ia keluar dari pikirannya karena pintu ruangannya tiba-tiba terbuka dengan pelan. Ya pria yang ia cintai sedang berada di balik pintu itu, Aya yang menoleh melihat nya pun langsung menarik bibirnya hingga membuat sebuah senyuman di wajah cantiknya. Kini Arthur melangkah kan kakinya menuju dimana Aya tengah berdiri dengan raut wajah yang tersenyum.
Apakah itu senyuman tulus atau bukan?
Arthur terus menatap Aya hingga keheningan yang terjadi namun Aya membuang jauh jauh pikiran jeleknya terhadap diri Arthur dan memberanikan memecahkan keheningan diantara mereka.
"Kenapa? Gue tau gue cantik, makanya lo naksir kan?" Ucap Aya dengan percaya dirinya.
"Udah ga usah liatin mulu, kecantikan gue hilang gara-gara lo liatin mulu" tambahnya.
"Oh iya, Rasya lucu ya? Gue kalo ngeliat dia jadi bayangin gimana dulu waktu lo kecil, apa.. setampan Rasya?"
"Atau bahkan lebih jelek dari Rasya, gue yakin lo pasti jelek ya kan? Makanya lo ga pernah liatin foto lo waktu kecil" ucapnya tertawa pelan.Arthur yang melihat dan mendengar ucapan Aya dengan seksama pun akhirnya mulai membuka suara, "gue jauh lebih tampan dari Rasya" ucap Arthur menyampirkan anak rambut ke belakang telinga Aya.
Aya tersenyum lebar menikmati perlakuan Arthur pada dirinya, mereka kembali di keheningan dan berada di pikiran mereka masing-masing. Di saat mereka tengah tampak bermesraan tiba-tiba saja kedua orang tua Aya tiba langsung menyelonong masuk hingga melihat adegan mesra secara gratis, mereka berdua tersadar dan merasa shy shy cat."Ya ampun, ayah anak kita udah besar aja yaa" ejek mamanya menggoda mereka berdua yang diam mematung.
(Aya kok lo bisa sih mempertontonkan khalayak ini secara gratis? Lo bego!) Batin Aya.
"Udah duduk Arthur ga usah malu malu gitu, gak papa kok asal ingat. Jangan kelewatan" goda Ayah kepada Arthur.
Arthur pun duduk di sebelah Ayah Aya dan Aya kembali ke tempat tidurnya.
"Kamu ya ditinggal bentar langsung aja nyosor" goda Mama ke Aya.What? Bentar? Saat Arthur tiba di kamarnya dan pergi begitu saja, keliling taman terus tolongin Rasya dan bertemu kembali dengan Arthur. Apa itu sebentar? Mama? Pliss-_-
"Lagian Mama lama banget" protes Aya.
"Aduh yang Nebus obat tadi rame banget dan ayah tuh pergi ke kantin katanya laper dan makan bareng sama temen kamu" jawab mamanya membela dirinya.
"Ya terus Mama juga ikutan makan di kantin" jawab Aya memutar kedua bola matanya.
Mamanya kini terkekeh atas jawaban Aya, ia tau persis sikap mamanya yang tidak bisa menolak makanan ya sama seperti dirinya yang tak pernah bisa menolak makanan walaupun tidak di tawarkan kepada dirinya. But ga rakus yaa😂 Aya kini sedang membetulkan tempat tidurnya agar posisi kepalanya sedikit di naikan agar bisa berbincang juga dengan yang lain."Oh iya Ma, Aya besok boleh pulang kan?" Tanya Aya sambil menatap mamanya.
"Kita liat aja besok ya," jawabnya.
"Tapi Ma, Aya kan cuma sakit biasa lebay banget deh harus ijin sekolah" protesnya memanyunkan bibirnya.
"Ya ampun ayah liat nih anaknya manja banget, padahal anak pertama" ledek mamanya.
Ayahnya menghampiri ibu dan anak tersebut "anak kita sayang" ucapnya.
"Duh pliss deh, disini ada anaknya jugaaa" kesal Aya melihat kemesraan kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [COMPLETED]
Teen FictionAya seorang siswi dari Star High School yang memiliki 2 orang sahabat yaitu Dita dan Cahya. Ia sedikit jutek terhadap cowok yang ia anggap 'nyebelin' namun seketika juteknya itu sedikit mulai hilang bagai daun yang diterpa angin dan berhembus ntah k...