Hari ini adalah hari dimana Arthur, Aya dan Rasya pergi ke puncak. Mereka di dalam mobil ini sangat antusias, Arthur di pagi ini sangat menggunakan pakaian santai dengan menggunakan mobil lain tidak seperti biasanya. Wajar saja karena mereka kini akan berjalan lumayan jauh, Rasya yang tengah duduk di belakang terus saja bernyanyi mengikuti musik yang di putar di mobil ini.Sekitar beberapa jam terkena macet di jalan, akhirnya mereka pun tiba di tempat yang mereka nantikan, Arthur menggunakan jaketnya sembari turun dari mobil. Sedangkan Aya kini sedang memakaikan Rasya jaket, mereka berjalan menuju salah satu villa yang terkenal di puncak mereka memutuskan menginap di villa selama beberapa hari kedepan.
Rasya yang masih berjalan di gandeng oleh Aya duduk di depan villa, karena sebelumnya Arthur sudah memesan villa tersebut jadi mereka langsung masuk ke dalam villa.
"Duh segarnya udara..." ucap Arthur yang merasa lelah.
"Ayah, disini dingin ya" rengek Rasya.
"Sini ayah peluk," Arthur memeluk Rasya sedangkan Aya yang melihat hanya tersenyum.
"Bunda ikutan sini" pinta Rasya.
Aya yang ragu memandang Arthur akhirnya memberanikan dirinya mendekati kedua pria ini dan berpelukan bertiga.
Setelah makan malam bersama, Aya kini tengah menidurkan Rasya yang seperti sudah menjadi anaknya. Dari luar villa Arthur yang melihat mereka berdua tengah berbaring di tempat tidur melayangkan senyuman.
"Bunda, kelonin ayah.." rengek Arthur membuat Aya merasa jengah melihat Arthur kekanak-kanakan seperti itu.
"Bundaaa, kelonin.." lanjutnya.
Namun bukannya jawaban yang ia dapatkan malah lemparan bantal kecil yang ia dapati mengenai wajah tampannya.
Sekitar hampir satu jam di luar Arthur memutuskan untuk masuk dan menutup pintu villa ini dan tak lupa menguncinya. Namun Aya yang tersadar akan bunyi pintu langsung terbangun.
"Kebangun?" Tanya Arthur.
"Hm"
"Yaudah tidur lagi, gue tidur di sofa" ucap Arthur berbaring di sofa menutupi wajahnya dengan lengan tangannya.
Namun tiba-tiba saja Aya bersuara, "gue ga bisa tidur"
Arthur yang belum tidur pun langsung duduk di sofa, "kenapa? Gue gak bakal ngapa-ngapain lo kok, belum waktunya ntar tunggu halal"
"Dih apaan coba" ringisnya.
"Oh iya, thanks ya udah ngajakin gue ke sini" ucap Aya tiba-tiba.
"Gue mau tanya boleh?" Lanjutnya.
"Kenapa akhir-akhir ini lo berubah baikin gue? Terus si Melsa gimana?" Tanyanya.
"Kalau si Auvan gimana?" Elak Arthur.
"Dih apaan sih, suka deh ngalihin pembicaraan"
"Sini duduk bareng gue" pinta Arthur menepuk sebelahnya.
Aya menurut saja karena ia juga tidak bisa tidur lagi,
"Gue boleh jujur gak?" Sahut Arthur.
"Lo masih ingat waktu kita ketemu di toilet tempat Auvan nembak lo? Nah gue pernah bilang kalau perasaan ini akan tetap sama. Dan omongan gue terbukti sampe detik ini pun perasaan itu tetap sama gak berubah sedikitpun. Tapi di satu sisi gue sadar gue egois, di saat gue udah ada tunangan gue masih mikirin lo. But, inilah kenyataan nya. Gue cowok yang gak bisa move on dari cewek bawel kek lo" ucapnya menatap mata Aya.
"So?" Respon Aya.
"Gue pelingin banget buat kenangan indah saat-saat gue lagi sama lo. Gue pengen kek dulu lagi dan tanpa ada kecanggungan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [COMPLETED]
Teen FictionAya seorang siswi dari Star High School yang memiliki 2 orang sahabat yaitu Dita dan Cahya. Ia sedikit jutek terhadap cowok yang ia anggap 'nyebelin' namun seketika juteknya itu sedikit mulai hilang bagai daun yang diterpa angin dan berhembus ntah k...