PART 31 "TERCYDUK"

311 10 0
                                    

♦♦♦

"Makasih" ucapnya membalikkan badannya dan berencana meninggalkan Arthur namun lagi dan lagi tangan nya di tahan oleh Arthur.

♦♦♦


Aya yang tangannya di pegang oleh Arthur memejamkan matanya menahan rasa di dadanya, dengan memberanikan diri Aya menepis tangan Arthur alhasil tangannya kini tidak dipegang lagi oleh Arthur, Aya berlari sekuat tenaga yang ia punya ia tidak ingin Arthur bertanya-tanya ada apa dengan dirinya yang tiba berubah dalam waktu semalam. Aya sedang berada di taman sekolah ia tidak kembali ke kelasnya karena ia tidak tahan membendung air matanya lagi. Kali ini dia bolos untuk yang pertama, setelah kepulangan nya dari rumah sakit. Sebenarnya ia tidak ingin meninggalkan pelajaran yang sedang berlangsung tapi ia tak mungkin kembali dengan air mata yang mengalir di wajahnya.

Sejujurnya ini sangat berat bagi Aya, harus menghindari lelaki yang ia mulai cintai tapi apa boleh buat ia harus move on dan caranya hanyalah menghindari Arthur yang sudah menjadi mantannya. Tapi di benaknya masih terus terukir namanya di hati Aya, sedangkan Arthur kini tengah mengikuti pelajaran selanjutnya tapi pikirannya kini sedang tidak fokus ia merasa bingung dengan mantannya. Arthur merasa ada yang tidak beres, tapi dengan menyingkirkan semua egonya ia menganggap mungkin Aya sedang tidak mood berbicara dengannya.

Aya meninggalkan taman di belakang sekolah, ia kini berjalan kembali ke kelasnya tapi ia melewati perpustakaan ia teringat dengan ucapan Melsa Cynthia Gumilang saat mereka di perpustakaan waktu itu. Dengan cepat ia berlari menuju kelasnya dan kelasnya sudah terdapat guru yang mengajar dengan merasa bersalah Aya masuk.

"Maaf Bu, saya telat" ucapnya menundukkan kepalanya.
"Hm, jangan diulangi. Duduk" jawab sang guru itu.

Aya kembali ke tempat duduknya ia tahu pasti ia akan mendapatkan berbagai macam pertanyaan dari kedua sahabatnya tapi seakan tau dengan sifat kedua sahabatnya ia hanya memajukan kedua tangannya seakan-akan berarti 'cukup', Aya kembali fokus kepada pelajaran yang sempat tertinggal tadi.

Jam sudah menunjukkan pukul 14:30 WIB, sudah setengah jam ia berdiam diri di dalam kelas sendirian padahal setengah jam lalu seharusnya ia sudah berada di rumah uring-uringan dikamarnya. Entah apa yang tengah dipikirkannya sehingga ia tidak meninggalkan kelas dan sekolahnya ini. Ia masih setia memegang hp nya terus seperti ingin mengirim pesan kepada seseorang, setelah cukup lama ia berdiam diri dan memikirkan sesuatu yang ada dipikirannya akhirnya ia memutuskan bangkit dari tempat duduknya berjalan melewati koridor sambil terus mengetik pesan di hp nya.

Send

Aya kini sedang berada di kamarnya dan memainkan hp nya tiba-tiba saja ia mendapat panggilan dari siapa lagi kalau bukan Arthur, ia tak menghiraukan panggilan tersebut malah mereject panggilan dari mantan kekasihnya. Karena ia masih belum sanggup memberi alasan yang akan Arthur tanyakan pada dirinya.  Dan dengan inilah caranya agar ia bisa cepat-cepat berhenti mencintai dan memikirkan pria itu, Aya keluar menuju balkon kamarnya ia bisa melihat keadaan di sekitar rumahnya dari balkon kamarnya. Namun mata Aya kini sedang melihat seseorang yang tak ia duga akan datang ke rumah sekarang ini.

Aya turun ke bawah membuka pintu tersebut dan kini mereka sedang bertatapan satu sama lain dengan keadaan sedikit canggung Aya menyuruhnya masuk ke dalam rumahnya, kebetulan saat itu ia tinggal sendirian di rumahnya karena semua keluarga nya pergi ke rumah tantenya. Aya menyuruhnya duduk di kursi ruang tamu dan Aya pergi mengambil minuman dan setelah beberapa menit ia muncul dengan membawa dua gelas minuman satu untuknya dan satu untuk tamunya.

"So?" Tanya orang itu.
"Gue kira lo ga bakalan datang" jawab Aya.

Mereka berdua kini saling bertatapan mata entah apa yang ada di isi kepala mereka masing-masing.

Just You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang