"Mereka iri ngeliat kita pacaran" ungkap Arthur menatap lekat kedua mata Aya sambil tersenyum.
"What? Pacaran?" Heran Aya.
"GUE SERIUS" Ungkap Arthur terus mengeratkan rangkulannya.
Aya berusaha melepaskan diri dari rangkulan Arthur namun tubuhnya mungilnya tak mampu melawan seorang pria yang memiliki tubuh cukup atletis seperti Arthur.
"Lepas ah, malu tau" ucap Aya.
"Ga" jawabnya.
"Kok?" Heran Aya.
"Gue lepas asal lo mau nurutin gue?" Ucap Arthur memainkan kedua alisnya.
"Iyaaa serah" kesal Aya.Aya pun akhirnya terlepas dari rangkulan Arthur, kini giliran Arthur meminta kembali permintaan nya.
"Oke gue mau makan" ucap Arthur.
"Hah? Itu doang? Ayok mah. Gue juga laper" jawab Aya.
"Etttt, tapi gue mau makan disuapin" pintanya.
"Manja banget lo!" Gumam Aya kesal.Arthur memasang wajah melas nya di depan Aya, seketika Aya pun luluh dan menyetujui permintaan Arthur. Aya membeli makanan yang di jual di taman hanya satu porsi saja dan kembali lagi ke bangku taman yang di duduki pria yang sedang bersama nya malam itu.
"Adanya cuma nasgor" ucap Aya.
"Ya gak papa deh, suapin" rengek Arthur sambil memanyunkan bibirnya yang pink tersebut.Gemes.
Aya duduk dan menyuapi Arthur "manja banget sih"
"Manja sama pacar sendiri ga papa dong" celetuk Arthur sontak membuat Aya membulatkan kedua matanya.
"Dih apaan coba" geram Aya memutar bola matanya.Arthur hanya terkekeh melihat tingkah laku wanita yang sedang bersama nya duduk di bangku taman dan tengah menyuapinya makan layaknya anak kecil.
"Oh iya, aku mau itu dong" pinta Arthur seperti anak kecil.
Apa lagi?
"Apaan sih!?" Jawab Aya celingak celinguk.
Muncullah ide iseng Arthur ia mendekati wajahnya dengan Aya. Saat Aya menoleh ke arah samping kiri sesuatu hal yang tidak di duganya terjadi. Pipi kiri nya yang masih polos itu dicium oleh bibir Arthur yang tipis. Mendadak Aya langsung terdiam dan menahan nafasnya.Arthur membuyarkan lamunan Aya "udah nafas gih, ntar mati"
"Dih lo yaa! Sumpah cowok modus!! Resek banget sih! Pipi gue kan masih perawan, kenapa lo cium? Ha? Sengaja lo kan? Ih bikes. Bikin kesel." Omel Aya sambil menyentuh pipi kesayangan nya itu."Ya ga sengaja juga, lagian cium pacar sendiri ga papa dong?" Ujar Arthur menaikkan sebelah alisnya.
"Pacar pala lo peang, gue bukan pacar lo!" Pekik Aya memutar kedua bola matanya.Mereka terdiam, hening tanpa ada yang melanjutkan perdebatan mereka. Tiba-tiba saja Arthur menyentuh kedua pundak Aya, reflek Aya melihat mata elang Hitam milik pria yang ada didepannya kini.
"Pacaran yuk?"
Aya yang mendengar penuturan Arthur pun kaget, ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya ia tak menyangka malam ini pria yang ia anggap nyebelin itu mengucapkan kalimat seperti itu. Jujur saja detik itu juga jantung Aya serasa berhenti mendadak. Ia bingung apa yang baru saja ia dengar apakah ia hanya bermimpi saja? Atau sungguhan?
Tuhan, apa lagi ini?
Arthur kini menggenggam kedua tangan Aya dengan tatapan lembut yang begitu tulusnya itu.
"Mau?"
Aya bingung harus menjawab apa, jujur ini kali pertamanya ia ditembak seorang pria di taman pula.
"Destine Ayara, gue tau gue bukanlah sosok yang baik dan sempurna di mata lo. Tapi gue yakin gue bisa bahagia banget kalo lagi di deket lo. Gue bisa tiba-tiba leluasa kalo deket lo. Gue bisa tiba-tiba jadi banyak ngomong kalo deket lo. Gue awalnya mikir gue ga bakal pernah suka atau jatuh cinta sama lo. Tapi pemikiran gue salah, gue malah terjebak di suatu lobang tanpa bisa menemukan jalan keluarnya." Ucap Arthur mengajak Aya berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [COMPLETED]
Teen FictionAya seorang siswi dari Star High School yang memiliki 2 orang sahabat yaitu Dita dan Cahya. Ia sedikit jutek terhadap cowok yang ia anggap 'nyebelin' namun seketika juteknya itu sedikit mulai hilang bagai daun yang diterpa angin dan berhembus ntah k...