PART 28 "SYOK"

357 13 0
                                    


Aya yang mendengar kalimat itu langsung terdiam kaku ia mengingat kembali kejadian malam itu dimana dirinya ditinggal oleh seseorang yang tengah berada di sebelahnya sekarang, pergi dengan sebuah perpisahan yang manis walaupun terdengar sangat sakit baginya. Arthur yang sadar akan kediaman Aya pun akhirnya membelai lembut pucuk rambut Aya dengan tatapan lembut dan juga senyuman manis yang selalu melekat di wajah Arthur.

Aya membuyarkan lamunannya dan melihat ke arah Arthur yang sedang membelai kepalanya dengan tangan kirinya, Aya menyentuh tangan Arthur yang berada di kepala nya "gue mau nanya" ucap Aya.
"Iya?" Respon Arthur berhenti membelai kepala Aya.
"Kenapa kita putus?" Tanya Aya.
"Apa gue salah sama lo?"
"Atau gue ga pantes buat lo? Lo tau kan gue baru aja ngebuka hati dan baru aja mulai rasa sayang dan cinta buat lo? Kenapa malah di saat gue lagi sayang-sayangnya sama lo. Lo pergi ninggalin gue?" Lanjutnya.
"Hm, ntar kita omongin ga disini ya" jawab Arthur kembali fokus melihat jalanan yang mulai mengendur, ia pun menyetir mobil dengan cepat agar mereka cepat sampai di rumah sakit. Sedangkan Aya? Ia kini fokus melihat luar jendela dan membelai tangan Rasya yang sedang terlelap tidur di pangkuannya.

Sekitar 30 menit terjebak macet mereka pun tiba di rumah sakit, dengan cepat Arthur turun dari mobil dan langsung berdiri di pintu penumpang membukanya dan dengan pelan ia menggendong Rasya yang berada di pangkuan Aya, Aya sontak kaget melihat perilaku Arthur yang tiba-tiba seperti ini. Akhirnya Arthur menggendong Rasya dan membawanya langsung ke kamar tempat dimana Rasya di rawat sedangkan Aya, Aya mengikuti Arthur di sebelahnya. Perawat yang merawat Rasya pun langsung menghampiri mereka dan ikut masuk ke dalam ruangan, Arthur meletakkannya di atas kasur dengan perlahan agar tidak membangunkan pangeran kecilnya.

"Maaf ya, suster. Kita lama" permintaan maaf Arthur di lontarkan kepada sang perawat.
"Ah, tidak apa-apa. Besok dokter akan memeriksa Rasya juga" ucap sang perawat sambil memeriksa kondisi Rasya.
"Oke, saya keluar dulu" lanjut sang perawat.

Aya hanya berdiam diri di sebelah Arthur tanpa sadar Arthur kini sedang memegang tangannya entah kapan ia menyentuh bahkan memegang tangan Aya. Aya dengan berat hati menjauhkan tangannya dari Arthur dan kini mereka sedang berhadapan dan tak saling berbicara sepatah katapun. Aya yang mulai jengah pun akhirnya memutuskan kembalu ke kamarnya untuk istirahat, namun saat ia baru saja melangkahkan kakinya, tangan Arthur tiba-tiba saja sudah melingkar di perut datarnya. Aya sontak kaget dan ingin melepaskan pelukannya tapi Arthur malah mengeratkan pelukannya dan menopang dagunya di pundak kanan Aya. Seketika jantung Aya ingin copot karena ia kini bisa mendengar dan merasakan deru nafas Arthur. Ini membuatnya merinding.

Setelah hampir 1 menit dalam posisi seperti ini Aya mulai jengah tak tahan melepaskan pelukan itu secara kasar dan berhasil. Ia langsung berjalan cepat menuju kamarnya, setibanya di kamar ia langsung duduk di tempat tidur dan memeluk kakinya yang jenjang tersebut. Kini ia teringat saat dulu pertama kali Arthur memeluk nya di taman sekolah sama persis seperti tadi ia merasa Dejavu. Jantungnya tak henti-hentinya berdebar akibat pelukan yang kembali ia rasakan setelah suatu tragedi yang menimpa dirinya dan Arthur. Ya perpisahan itu adalah sebuah tragedi yang Aya alami, Aya tersadar dari lamunannya dan mulai fokus dengan pikirannya.





(Kalau lo gini terus, gue ga bisa berhenti mikirin lo Arthur!!) Batinnya.





*****

⏰Kring kring kring⏰

Jam weker Ranan berbunyi sangat nyaring sehingga Arthur terbangun dari tidur lelapnya padahal ia merasa baru saja memejamkan matanya setelah tadi malam bergadang semalaman, dan ia juga masih menginap di rumah Ranan teman baiknya dan masih belum ada yang mengetahui nya kecuali Ranan dan Yusuf. Arthur membangunkan Ranan yang masih tidur dengan selimut tebalnya di sekujur tubuhnya.

Just You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang