PART 23 "MANIS/TERAKHIR"

342 17 0
                                    


♦♦♦

Mata Aya kini sedang berkaca-kaca mengingat kejadian sebelumnya ia tengah berlari menuju danau yang ia yakini sangat berarti bagi kekasihnya. Namun saat tiba di danau malah perkataan yang tidak ia inginkan, tidak ingin ia dengar yang ia dapatkan. Sehingga membuatnya merasa sakit di dadanya hingga kini ia berbaring di kasur rumah sakit dengan infus yang melekat di tangannya. Saat Aya sedang melamun berada di pikirannya sendiri tiba-tiba saja ia meneteskan air mata.

"Lu nangis? Kenapa sakit?" Tanya Dita memandang lekat mata Aya.

♦♦♦

Aya yang tersadar dari lamunannya secepat kilat ia menghapus air mata di pipi nya, ia tak tahan menahan air matanya setelah mengingat kejadian beberapa jam yang lalu yang telah menimpa dirinya. Ia hanya merasa sesak di dadanya mengingat kejadian itu, sungguh sakit baginya menerima kenyataan pahit.

"Aya, lo gak papa kan?" Tanya Cahya.
"Ga kok" jawab Aya dengan senyum kecutnya.
"Oh iya, tadi kita bahas Arthur. Kemana ya dia?" Tanya Mama Aya yang masih penasaran dimana keberadaan pria itu.
Aya yang mendengar ucapan mamanya langsung tersedak.
"Lo kenapa ya?" Tanya Yusuf mendekati tempat tidur Aya.
"Ah, gak papa" Elak nya sambil menggelengkan kepalanya.

Mereka pun berbicara seperti sebelumnya, ada juga Yusuf yang sibuk dengan Ranan memainkan game online di ponsel mereka sambil beradu jontos. Sedangkan kedua orang tuanya pergi ke bagian apotek untuk menebus obat, dan kedua sahabatnya sedang berbincang hal yang menarik bagi dirinya, tapi perbincangan itu menjadi tidak menarik lagi setelah seseorang tiba-tiba saja nyelonong masuk ke dalam ruang rawat Aya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.




Arthur.




Ya. Arthur. Kini Arthur berdiri di pintu dengan mata elangnya lekat menatap dirinya, kini mereka sedang saling menatap satu sama lain. Sedangkan semua temannya kini sedang melihat keberadaan Arthur yang tengah berdiam diri seperti patung, Yusuf pun langsung menghampiri sahabatnya dan menggandengnya.

"Lo dari mana aja bro?" Tanya Yusuf dengan cengengesan.
"Tau tuh si Arthur, ceweknya sakit ehh dianya ngilang" ejek Dita ketus.
"Duh lo bawel, diem Napa. Ngerocos Mulu dari tadi. Mulut bebek" ejek Yusuf ke Dita.

*Just information belum ada yang tau hubungan antara Yusuf dengan Dita*

"Yee biarin, gini-gini juga pacar lo" kekeh Dita.
Dita langsung menutup mulutnya ia keceplosan, mata semua orang tertuju ke arah Dita. Dita tak sanggup atas tatapan semua sahabatnya seperti dirinya sedang tertangkap basah melakukan kesalahan besar yang tak terampuni.

"Bentar deh, Dita! Lo pacaran sama Yusuf? Sejak kapan?! Kok ga ada cerita sama kita sih?" Kesal Cahya.
"Lo berdua breakstreet?" Tambah Ranan.
"Sejak kapan?" Timpal Aya menatap lekat kedua mata Dita.
"Lo seriusan?" Tambah Arthur menoleh memandang Yusuf yang kini sedang merangkul dirinya.

Seakan tahu apa yang selanjutnya akan Arthur lakukan ia melepaskan rangkulannya, ia terkekeh sambil cengengesan.
"Hehehe,gue udah 2 Minggu pacaran sama Dita."
"Kenapa ga cerita?" Timpal Aya kesal.
"Duh maaf ya guys, gue cuma ga mau ngumbar aja" jawab Dita.
"Ya ampun Dita, lo sahabat gue. Lo ngumbar oppa oppa Korea aja gak papa, masa iya lo pacaran sama Yusuf lo ga mau ngumbar ke kita kita" lanjut Aya.
"Sorry ya" ucap Dita.
"Duh Selo aja sayang, mereka juga udah tau kan sekarang" timpal Yusuf merangkul Dita.
"Sayang sayang palak lo peak" ucap Dita ketus.
"Terus aja ketus, awas lo ya. Pulang ga gue anterin lo" kekeh Yusuf.

Mereka semua pun tertawa melihat tingkah kedua pasangan yang baru saja terbongkar rahasia nya. Namun tawa yang terukir indah di wajah Aya seketika memudar menjadi pahit karena ia melihat wajah Arthur, Arthur yang merasa di pandang pun menoleh ke arah kekasihnya. Arthur berjalan menuju tempat dimana Aya terbaring dengan tatapan sendunya.



(Kenapa lo dateng kesini?
Gue ga sanggup nahan air mata ini Arthur. Ngeliat mata lo aja gue ga sanggup)
Batinnya dalam hati.


Arthur kini hanya memandang lekat kedua mata kekasihnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, ia terus menatap Aya dengan tatapan sedihnya dan seakan-akan mengisyaratkan sebuah permintaan maaf yang tercetak di matanya. Seakan tahu apa yang terjadi Cahya mengajak semua orang keluar dari ruangan.
"Guys, gue laper cari makan yuk" rengek Cahya sambil mengedipkan matanya.
"Kuy neng, a'a juga laper" jawab Ranan menggandeng tangan Cahya.
"Hm, gue ikut" tambah Dita.
"Gue sini aja" timpal Yusuf sambil terus memainkan game onlinenya.
Dita yang melihatnya pun langsung menghampiri Yusuf "sayang, temenin gue dong. Lo ga mau kan liat gue jadi obat nyamuk. Lagaian lo gak laper apa?" Timpal Dita sambil melirikkan matanya ke arah Aya dan Arthur.
Yusuf yang mengerti pun akhirnya ikut keluar dari ruangan.

Di luar ruangan mereka berempat terus berbincang sambil kebingungan.
"Sebenarnya mereka kenapa sih?" Heran Ranan.
"Yaelah curut! Ya mana gue tau!" Balas Yusuf.
"Curut-curut, muka lo tuh mirip curut bangke" kesal Ranan.
"Duh udah deh, berisik banget. Dasar pria mulut bebek" timpal Dita sinis ke Yusuf.
"Iya ya, mungkin lagi ada problem? Udah deh kita makan aja laperr" rengek Cahya.
"Iya bebeb" jawab Ranan mencubit pipi cabiku.

Kini mereka hanya berdua saja di dalam ruangan ini, hanya ada Arthur dan dirinya. Mereka saling berdiam diri tanpa ada yang mengeluarkan suara hanya hening yang berada ditengah mereka. Sekitar hampir 1 jam dalam sebuah kebisuan akhirnya Arthur memutuskan untuk mengeluarkan suara.
"Masih sakit?" Tanyanya sambil mengukir sebuah senyuman yang selalu Aya harapkan.
Aya hanya menggeleng kan kepalanya saja.

"Mungkin ini waktu yang ga tepat untuk kita ngobrol, gue pergi" ucap Arthur berdiri dan meninggalkan Aya.
Namun saat Arthur ingin menggenggam knop pintu ia berhenti dan berbalik ia berjalan kembali menuju arah Aya dengan tatapan nya yang begitu teduh.

"Cepat sembuh ya" ucapnya sambil mengecup lama kening Aya.
Aya kaget atas tindakan yang Arthur berikan kepada dirinya, Aya memejamkan kedua matanya ia meresapi kecupan itu yang penuh arti.





Entah kecupan manis atau bahkan kecupan pahit atau mungkin kecupan terakhir?














*****
Ya ampun ga kerasa udah mau sampe ke konflik nih, terus baca yaa guys...
Jangan lupa pencet bintangnya😞

Thank you all😌

Just You [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang