Arthur kini tengah berbaring menatap langit kamarnya malam ini ia sangat tidak menyangka akan melihat kejadian yang tidak seharusnya ia lihat, kejadian dimana saat Auvan menyatakan perasaannya kepada Aya di hadapan semua orang. Padahal malam itu Arthur sangat yakin bahwa Aya tidak akan mungkin menerima cinta Auvan namun perkiraan nya meleset, Aya malah mengambil bunga itu dan menerima Auvan menjadi kekasihnya. Arthur menyadarkan diri dari lamunannya ia duduk menyandarkan dirinya di dashboard tempat tidurnya sambil mengambil ponselnya dan membuka laman Instagram, ia melihat unggahan pertama yang ia lihat adalah foto kebersamaan yang antara Aya dan kekasih barunya saat di mall tadi. Arthur mengulum mulutnya kedalam seakan ia ingin marah tapi untuk apa dia marah? Karena disini posisi nya dia yang telah pergi meninggalkan Aya dengan menjalani sebuah pertunangan dengan Melsa lalu di saat hati Aya telah berpaling menerima hati yang baru kenapa Arthur tidak bisa menerima semua kenyataan itu, kenyataan yang sudah jelas-jelas ia lihat di depan matanya.Arthur tak tahu apa yang kini tengah ia pikirkan merasa cemburu dengan hubungan Aya dan Auvan tapi ia siapa? Ia hanyalah seseorang yang terus menerus membuat Aya merasakan kepedihan. Saat Arthur tengah berada dipikirannya sendiri tak lama kemudian ponselnya pun bergetar, ya sebuah panggilan dari tunangannya Melsa. Arthur sebenarnya tidak ingin menjawabnya karena ia tidak ingin tunangannya mengetahui perasaan nya saat ini, tapi ia juga berpikir jika ia tidak menjawab panggilan ini Melsa pasti akan berpikir bahwa Arthur masih belum bisa menerima Melsa seutuhnya, karena Arthur telah berjanji kepada Melsa bahwa ia akan memulai semuanya dari awal ia pun menarik nafasnya panjang dan mencoba mengangkat panggilan tersebut.
Drrtttt drrtttt
"Iya?" Ucap Arthur mulai membuka suara.
"Kok lama? Dari mana?" Tanya Melsa di sebrang sana.
"Baru pulang, kenapa?" Tanya Arthur berusaha memberikan perhatiannya.
"Besok kan free, nah Mama nyuruh kita pergi ngecek villa Mama. Gimana? Mumpung libur juga kan?"
Tanpa ba-bi-bu lagi Arthur lalu menjawab, "oke, jam 7 gue jemput biar gak kena macet"
"Oke, bye~"jawab Melsa menutup panggilan.
Bipppp.
Namun saat Arthur menjauhkan ponselnya darai genggaman ia teringat akan sesuatu ia lupa besok ia sudah ada janji dengan Aya dan pangeran kecilnya si Rasya di rumah sakit, bagaimana mungkin Arthur bisa melupakan itu?
"Sial, besok kan gue udah janjian sama Aya! Waduh!! Berabe nih, kalo gue batalin pasti Rasya bisa marah tahulah anak kecil kalo ngambek? Sedangkan Melsa? Melsa pasti juga akan kecewa, gimana ya?" Dumel Arthur mengacak rambutnya.
"Atau gue batalin aja dua-duanya? Lo bodoh Arthur bodoh!!" Rutuknya sendiri menggeliat seperti cacing kepanasan di atas kasur king size-nya.
💠💠💠
Matahari sudah muncul orang-orang di rumah pasti sudah pergi bekerja ke kantor sedangkan Arthur kini sedang merutuki dirinya dengan bola mata yang hitam sangat mengerikan jika dilihat, karena ia berjaga malam ini. Ia tidak bisa tidur memikirkan yang mana harus ia pilih, Aya atau Melsa? Mantan kekasihnya atau tunangan nya? Dengan bersusah payah ia bangkit dan bercermin di kaca besar di kamarnya sambil terus memandangi wajahnya yang sangat mengerikan.
"Huuh, gue kek orang gila. Gue ngantuk" kesalnya berbicara kepada cermin.
"Arghhhhhhhhhhh!!!!!!" Pekiknya yang bisa membuat cermin di hadapannya retak, tanaman di rumahnya layu dan juga membuat pembantu bahkan tetangganya menjadi tuli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [COMPLETED]
Teen FictionAya seorang siswi dari Star High School yang memiliki 2 orang sahabat yaitu Dita dan Cahya. Ia sedikit jutek terhadap cowok yang ia anggap 'nyebelin' namun seketika juteknya itu sedikit mulai hilang bagai daun yang diterpa angin dan berhembus ntah k...