"Lo mau jadi pacar gue?"
Aya masih mencerna perkataan yang Auvan ucapkan pada dirinya, ia merasa sulit untuk menelan air ludahnya. Auvan membuyarkan lamunan Aya dengan melambai-lambaikan telapak tangannya ke depan wajah Aya, Aya tersadar langsung mengedipkan matanya berulang-ulang kali dan mulai menjauhkan tubuhnya dari Auvan. Auvan hanya tertawa pelan melihat sikap Aya saat kaget, Aya mengernyitkan dahinya tak mengerti kenapa kakak kelasnya tertawa pelan seperti itu. Apa ada yang salah pada dirinya? Aya mengecek kondisi tubuhnya dari ujung kaki sampai ujung rambut, namun tak ada yang salah. Pikirnya.
"Haha, lagian lo lucu deh kalo lagi kaget"
Aya menaikkan alisnya, "hah?"
Auvan bangkit dari ayunan yang ia duduki dan mulai berjalan menuju belakang ayunan mendorong pelan ayunan tersebut. "Gue becanda, lagian lo dari tadi gue nanya lo cuma respon gue senyum sambil ngangguk"Huhh...
Jantung Aya kini merasa lega atas penuturan yang ia dengar sekarang, Auvan hanya bercanda pada dirinya. Aya terkekeh pelan, Auvan masih mendorong pelan ayunan tersebut sehingga Aya yang berada di atas ayunan tersebut hanya santai karena di dorong seperti anak-anak kecil. Mereka kini sedang tertawa sambil memberikan lelucon masing-masing, namun hampir 20 menit seperti ini akhirnya Aya menyuruhnya berhenti mendorong ayunan ini. Ia turun dari ayunan dan berdiri di sebelah Auvan.
"Sekarang giliran lo, gantian. Gue yang dorong" ucap Aya dengan senyuman nya.
Auvan mengangguk dan mengikuti perintah Aya, ia duduk di ayunan sembari di dorong oleh Aya yang berada di belakangnya kini. Entah kenapa Aya sangat bahagia ia kini merasa bahwa beban yang menimpanya telah hilang di telan bumi, karena hanya hiburan uang ia butuhkan sekarang.
"Oh iya, lo sama Arthur gimana? Ga pernah contact lagi?" Tanya Auvan.
Aya hanya tersenyum saja, karena merasa tidak di respon Aya, Auvan mendongak kan kepalanya melihat wajah Aya terpat di atasnya yang sedang tersenyum kini. Auvan terus saja menjahili Aya.
"Jelek banget kalo diliat, pantesan di putusin" ucapnya sambil terus mendongak melihat wajah Aya dari bawah.
Aya tak terima melihat ke bawah, ia tak sadar ternyata Auvan kini sedang memandangi nya seperti ini. Alhasil Aya kembali melihat wajah Auvan tepat di bawahnya, Auvan terus tersenyum membuat Aya menyingkirkan pikiran nya dan mengalihkan pandangannya karena tidak sanggup melihat senyuman yang Auvan lontarkan setiap kali ia lihat. Karena senyuman itu sangat membuat jantungnya mendadak berdebar lebih cepat tidak seperti biasanya.
"Lagian kalo lo minta dia balik ke lo, orang yang udah buat lo terluka buat lo sakit buat lo nangis. Hanya karena takut kehilangan atau kesepian? Heh, cinta tak sebodoh itu Aya"
Aya yang mendengar ucapan Auvan menyadari ada benarnya apa yang Auvan ucapkan pada dirinya ia terus memikirkan apa yang Auvan ucapkan hingga membuatnya menghentikan aktivitas nya mendorong ayunan yang sedang Auvan naiki. Auvan tersadar langsung turun dan melihat Aya kini sedang diam mematung di hadapannya, Auvan menarik sudut bibirnya melangkahkan satu langkah ke depan dan kini ia sedang memeluk Aya di dekapannya. Aya yang saat itu hanya sedang berada di pikirannya hanya menerima pelukan itu, pelukan hangat. Tapi yang ia inginkan adalah pelukan Arthur bukanlah Auvan, pria yang baru saja ia temui hari ini.
Setelah sekian lama mereka dalam posisi seperti ini, Auvan melepaskan dekapannya pada Aya, Auvan kini tersenyum melihat wajah Aya. Karena Aya kini sudah meneteskan air matanya, Auvan mengusap air mata yang jatuh di pipi nya.
"Suatu hari nanti, lo bakal bisa mendapatkan seseorang yang buat lo berhenti mencari"
"Dan jangan pernah lo tutup hati lo, mungkin gue bisa nyembuhin segala luka yang lo rasa saat gue hidup di dalamnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [COMPLETED]
Teen FictionAya seorang siswi dari Star High School yang memiliki 2 orang sahabat yaitu Dita dan Cahya. Ia sedikit jutek terhadap cowok yang ia anggap 'nyebelin' namun seketika juteknya itu sedikit mulai hilang bagai daun yang diterpa angin dan berhembus ntah k...