📍LIMA BELAS📍

4.4K 190 0
                                    

"Ra,bangun udah sore"Kata Mama membangunkan Rara. Rara pun perlahan lahan membuka matannya dan duduk.

"Kamu mandi gih"Suruh Mama. Rara mengangguk dan mengambil handuknya yang ia hanger di depan lemarinnya. Kemudian,Mamanya keluar dari kamar.

Setelah selesai mandi,Rara pun mengenakan pakaiannya. Pakaian yang digunakannya simple yaitu celana selutut dan baju kaos berlengan pendek. Lalu,Rara mengeringkan rambutnya dengan hair drayer dan menyisirnya. Setelahnya,Rara berjalan menuju ruang tengah sambil terus asyik memainkan handphonennya.

"Kalau lagi jalan itu jangan sambil main hp,ntar jatuh"Kata Rado tiba tiba. Rara terlonjak kaget dan hampir saja dia terjatuh.

"Kan kan udah dibilangin"Kata Rado lagi. Rara hanya mendengus dan duduk di sofa dan terus memainkan handphonennya.

"Lo chat sama siapa sih? Asyik banget!"Tanya Rado.

"Nggak sama siapa siapa kok"Jawab Rara.

"Ra gue mau curhat"Kata Rado tiba tiba. Rara pun menghentikan memainkan hpnya dan mulai mendengarkan curhatan Rado.

"Reina ngasih undangan ini sama gue. Dia berharap banget kalau gue bakalan dateng ke acara nikahannya dia. Dia juga berharap kalau gue dateng diacara brandel showernya. Gue bingung Ra,gue harus apa coba? Disatu sisi gue senenh ngeliat Rei udah dapet yang lebih baik daripada gue. Yaa meskipun hati gue tersakiti tapi ngeliat dia bahagia sama orang lain rasannya gue juga bahagia Ra"Jelas Rado panjang kali lebar kali tinggi sambil menyodorkan sebuah undangan pernikahan. Rara pun mulai membukannya dan ada nama Areina Syerina Putri dan Rangga Pratama. Rara sangat terkejud. Secepat itu kah?

"Udah bang,kalau lo siap buat ngeliat dia bahagia dipernikahan dia mendingan lo datang aja yaaa meskipun sebentar aja nggak apa apa itu tandanya lo udah ngehargaiin undangan dari Kak Reina. Kalau acara bradel shower kayaknya jangan deh soalnya itu biasanya acara cewek cewek aja"Jawab Rara memberikan saran kepada Rado

Dia sangat mengerti bagaimana perasaan Rado saat ini. Memang,selama ini Rado sering curhat kepadanya karna satu satunya wanita yang dipercaya setelah Mama adalah Rara.

"Tapi... Gue juga nggak sanggup Ra"Jelas Rado lagi.

"Hm,gimana ya? Rara juga bingung. Kalau lo dateng otomatis lo bakalan ngeliat bahagia bersanding dengan orang lain bukan dengan lo. Dan kalau lo nggak dateng,yaa gimana ya? Nggak enak aja gitu secara Kak Reina udah kenal banget sama lo"Jawab Rara menjelaskan. Namun Rado hanya diam.

"Haaaa!!! Gue ada idee!!"Pekik Rara.

"Apaan sih Ra! Nggak usah teriak teriak juga kale"Jawab Rado.

"Heheh sorry soalnya gue seneng banget! Gimana kalau lo dateng sama gue?"Tawar Rara kepada Rado.

"Maksud lo?"Tanya Rado.

"Nggak mungkinlah lo dateng sendirian kesana! Yang ada lo diledekin orang orang! Nah kalau lo dateng sama gue otomatis orang menganggap gue cewek lo yaaa sebenarnya gue nggak mau sih"Jawab Rara menjelaskan.

"Arghhh!!! Gue nggak ngerti sama jalan pikiran lo Ra!!! Gue bingung tau"Kata Rado dan pergi begitu saja.

"Kan lo mah gitu!!! Dikasih saran malah nggak mau!!"Jelas Rara.

Kemudian,Rara melanjutkan untuk memainkan handphonennya.

"Ah daripada gue sibuk mikirin si Rei mendingan gue urusin masalahnya Rara aja kali ya?"Batin Rado. Namun tak lama kemudia ada pesan masuk.

From: Shellyne
Hai kak! Maaf sore sore gini Rara ganggu. Besok bisa ketemuan nggak Kak? Lyne udah nemuin titik terang dari masalah ini

Begitulah isinnya. Shellyne peka banget sih! Bisa nebak isi hati gue! Batin Rado tersenyum dan menjawabnya.

To: Shellyne
Maaf Lyne,kalau besok gue nggak bisa soalnya gue mau persiapan buat wisuda jadi gimana kalau sekarang aja? Kita ketemuan di cafe dekat rumah lo gimana?

Setelah itu Shellyne membalasnya dan Shellyne menyetujuinnya. Kemudian,Rado mengambil kunci motornya dan keluar begitu saja tanpa menghiraukan pertanyaan Rara.

Beberapa menit kemudian,Rado pun sampai dan masuk kedalam cafe. San ternyata Shellyne sudah sampai. Langsung saja,Rado menemuinnya.

"Hai"Sapa Rado sambil duduk dihadapan Shellyne.

"Eh hai Kak"Jawab Shellyne.

"Apa titik terangnya?"Tanya Rado to the point.

"Jadi yang ngelakuin ini semua Fani. Maksudnnya Fani sebagai perantaraan Kak. Fani disuruh buat ngasih tau alamat Kakak dan dia awalnya nggak mau tapi dia ngancem bakalan sebarin foto saat Fani menjadi penari di sebuah club malam. Fani sangat ketakutan dan gue janji bakalan ngelindungin dia asalkan dia nggak bakalan ngasih aneh aneh lagi. Maksudnya,tadi gue ngeliat dia nerima paketan dan disuruh tarok di lokernya terus gue suruh tukar sama bunga"Jelas Shellyne panjang. Rado hanya memangut mangut mengerti.

"Oke,gue juga bakalan ngelindungin Fani. Sekarang tugas lo,lo harus nyuruh Fani buat cari tau siapa orang tersebut"Jawab Rado. Shellyne mengangguk mengerti.

"Oke deh. Gue cabut pulang dulu abisnya tadi nggak izin"Kata Rado.

"Iya,congrats ya Kak atas wisudanya"Jawab Shellyne.

"Makasih ya Lyne"Kata Rado tersenyum dan berlalu begitu saja.

"Gue janji,gue bakalan nyelesain masalah ini sebelum gue pergi"Kata Shellyne dalam hatinnya dan juga pergi meninggalkan cafe tersebut.

Setibanya dirumah,Rado langsung duduk dimeja makan.

"Darimana aja Do?"Tanya Mama.

"Abis ketemu temen"Jawab Rado.

"Temen apa temen?"Tanya Rara mulai jahil.

"Temen Rara!!"Jawab Rado kesal dan berlalu meninggalkan meja makan.

"Rado,habisin makanannya dulu!"Perintah Mama

"Udah kenyangg"Jawab Rado.

"Kenyang gimana? Baru aja makan 2 suap"Tanya Rara.

"Kenyang dengerin jahilan lo!"Jawab Rado. Rara hanya terkekeh mendengarkan jawaban dari abangnya

~~~
Yuhuu maruhuu!!! Pada penasaran nggak Shellyne mau kemana?? Udah dulu yaaa capeee😣 bhyeee

RAQUELLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang