📍TIGA PULUH DELAPAN📍

3.4K 122 5
                                    

Keesokan harinya,seperti biasa Rara berangkat menuju sekolah bersama Daniel.

"Ma,Rara berangkat sekolah dulu"Kata Rara menyalami tangan Mamanya.

"Iya hati hati dijalan,pulangnya jangan telat telat"Jawab Mamanya.

"Siap Bosq"Kata Rara.

"Dasar,kids jaman now!"Jawab Rado.

"Apa hubungannya kids jaman now sama disuruh pulang cepet? Lo semenjak balikan sama Kak Rei otak lo rada rada rusak ya?"Tanya Rara sedikit heran melihat tingkah laku Rado.

"Kagak ada hubungannya kok! Ya udah sono lo berangkat sekolah jangan lupa--"

"Iya nanti gue sampain salam lo ke Daniel"Potong Rara.

"Hehehe adek tersayang bet sih lo!"jawab Rado dan mencubit pipi chubby Rara.

"Iihh jangan cubit cubit napa sih!"Keluh Rara.

"Hehehe maap ya udah sono keluar!"Jawab Rado.

"Ish! Nyebelin amat sih jadi orang!"Kata Rara dan keluar dari rumahnya. Sedangkan Mamanya hanya menggeleng gelengkan kepala melihat tingkah laku Rado dan Rara yang setiap hari selalu saja berantem ataupun berdebat. Hal yang mereka perdebatkan itu sebenarnya bukan hal yang penting,namun bukan Rara namanya kalau dia tidak membalas kejahilan Rado.

Setibanya diluar,Rara langsung naik keatas jok motornya Daniel dan Daniel pun mengendarai motornya menuju sekolaha. Tak ada percakapan diantara mereka berdua. Daniel fokus membawa motor dan Rara menikmati hembusan angin pagi yang sudah tercemari oleh polusi polusi kota Jakarta.

"Oh ya Niel,luka lo gimana? Udah mendingan?"Tanya Rara memecahkan keheningan diantara mereka.

"Udah kok,dan itu berkat lo"Jawab Daniel. Pipi Rara merona merah saat mendengarkan jawaban dari Daniel.

Kenapa gue jadi terbang melayang gini sih? Inget Raa!! Jangan kegeeran dulu! Emang sekarang lo terbang melayang tapi belum tentu esok hari lo juga terbang! Bisa jadi lo sakit hati! Inget!! Jangan terlalu baper! Daniel adalah sahabat lo! Iya! Sahabat lo! Nggak lebih dari itu! Ingett!! -Batin Rara

"Kenapa senyum senyum gitu sih?"Tanya Daniel saat memperhatikan Rara yang senyum senyum sendiri.

"Am..anu..ngg..nggak kok! Nggak kenapa napa"Jawab Rara

"Beneran nggak kenapa napa?"Tanya Daniel.

"Iy..iya nggak kenapa napa kok hehehe"Jawab Rara. Daniel hanya mengangguk dan kembali fokus mengendarai motornya menuju sekolahan.

Tak lama kemudian,mereka pun sampai disekolahan. Rara pun turun dari motornya Daniel dan langsung pergi begitu saja.

"Ra! Tunggu!"Kata Daniel berlari mengejar Rara. Rara pun berhenti dan membalikan badannya.

Kini,Daniel sudah berdiri tepat didepannya. Memperhatikan lekat lekat matannya.

"A..ada apa?"Tanya Rara gugup.

"Gue mau ngomong sesuatu"Jawab Daniel.

"Ya..yaudah ngomong aja"Kata Rara. Jantungnya sudah berdetak sangat kencang. Rasanya dia ingin pingsan saat ini juga.

"Helm nya masih lo pake"Jawab Daniel. Rara pun menghembuskan kasar napasnya.

Ish! Suka banget sih bikin orang kegeeran!! Hampir aja gue pingsan didepan nih anak! Tapi kenapa baru baru ini ya gue ngerasa deg degan didekatnya Daniel ya? Apa jangan-jangan...?? Ahhh kagak mungkin!!- Batin Rara

"Ra? Boleh gue minta helm lo?"Tanya Daniel.

"Iya! Nih helm lo! Gue juga nggak ngarep bawa helm lo kekelas!"Jawab Rara dan membuka helmnya. Dia memberikannya kepada Daniel secara kasar.

RAQUELLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang