Daniel pun langsung berlari sambil membawa Rara menuju ruangan IGD diikuti oleh Sheila,Vanilla,Rendy dan juga Rafa. Sedangkan Reni kini ditemani oleh saudarannya yang sudah sampai beberapa menit sebelum Shellyne dinyatakan koma.
"Aduhh Raraa"Lirih Vanilla. Ia pun meneteskan air matanya. Hari ini begitu banyak kejadian yang datang kepadannya.
Setibannya didepan ruangan IGD,Rara pun diperiksa oleh Dokter sedangkan yang lainnya menunggu diluar.
"Ya ampun! Kenapa sih banyak banget masalah yang dateng hari ini?"Keluh Vanilla dan menenggelamkan kepalanya dibalik kedua telapak tangannya.
"Lo yang sabar ya Van,gue yakin,kita semua bisa ngejalanin ini semua"Jawab Sheila.
"Oh ya,Fani udah ada yang ngabarin belom?"Tanya Daniel.
"Oh iya! Kita belum ngabarin Fani!"Jawab Vanilla.
"Biar gue aja yang ngasih tau"Kata Sheila.
"Thanks"Jawab Daniel.
"Yap"Kata Sheila.
Kemudian Sheila pun mengeluarkan handphonennya dan mulai mengetikkan pesan kepada Fani. Ia sangat yakin,kalau hari ini juga Fani akan datang kerumah sakit dan melupakan masalahnya.
"Gimana udah ada balasan?"Tanya Vanilla.
"Belum,tapi udah dibaca"Jawab Sheila.
Vanilla hanya mengangguk.
Tak lama kemudian,Dokter pun keluar dari ruangan IGD.
"Gimana keadaan Rara Dok?"Tanya Daniel.
"Rara hanya perlu istirahat yang cukup dan jangan sampai dia terlaly stress. Sekarang Rara harus menghabiskan dulu satu kantong infusnya,setelah itu Rara bisa beraktivitas kembali"Jawab Dokter tersebut.
"Ooh begitu,terimakasih banyak dok"Jawab Daniel.
"Sama sama,kalau begitu saya permisi dahulu,kalau ada perlu sesuatu bisa panggil suster atau saya"Kata Dokter tersebut.
"Iya Dok"Jawab Daniel.
Kemudian,mereka semuapun langsung masuk kedalam ruangan IGD tersebut dan mereka melihat Rara yang sudah siuman.
"Ra..."Kata Vanilla mendekati Rara.
"Shellyne udah sadar?"Tanya Rara ketika melihat Vanilla mendekatinnya.
"Belum Ra,kita berdoa aja ya"Jawab Vanilla.
Rara hanya menghela napasnya berat. Kenangan demi kenangan yang ia lalui bersama Shellyne kembali berputar dibenaknya dan tetes demi tetesan air mata pun turun dipipinnya.
"Gue yakin kalau dia bakalan bangun Ra,dia anak yang kuat nggak lemah"Kata Vanila saat melihat Rara kembali menangis.
"Gue berharap seperti itu"Jawab Rara dan mengusap pelan air matannya.
"Gue mau keruangan ICU lagi"Kata Rara.
"Nanti ya Ra,infusnya harus habis dulu baru bisa beraktivitas,sabar sebentar ya Ra"Jawab Daniel.
"Ya udah bawa aja infusnya ke ICU,kan gue cuman duduk"Kata Rara.
"Jangan Ra,nggak baik,nanti kalau tangan kamu banyak gerak bisa bisa dia berdarah"Jawab Daniel.
"Tapi kan gue cuman duduk aja Niel,nggak ngapa-ngapain,Shellyne butuh kita semua"Kata Rara bersikeras.
"Ra! Sekali aja dengerin omongan gue kenapa sih? Istirahat sebentar aja,setelah itu lo boleh deh keruangannya Shellyne!"Jawab Daniel dan nadannya sedikit meninggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAQUELLA (END)
Teen FictionProses Revisi!!! Kehilangan adalah hal yang paling dihindari dalam hidup. Kehilangan,yang dapat merubah karakter seseorang. Bisa menjadi karakter yang baik dan bisa pula menjadi karakter yang buruk. Kehilangan,juga telah mengajarkan betapa pentingny...