📍DUA PULUH TUJUH📍

3.5K 154 6
                                    

Hari haripun berlalu. Kini Rara dan Daniel sudah sangat dekat bahkan ada yang mengatakan bahwa mereka sudah jadian. Namun,kedua insani tersebut membantah perkataan tersebut. Mereka masih mengatakan bahwa mereka berdua hanyalah "sahabatan" tidak lebih dan tidak kurang.

Semenjak kejadian tersebut,Daniel sangat rutin mengantarkan dan menjemput Rara dari rumah menuju sekolahan dan dari sekolahan menuju rumah kembali.

Hal tersebut Daniel lakukan karna dia sangat khawatir kepada Rara,takut bahwa hal tersebut teulangi lagi. Daniel tidak ingin hal itu terulangi lagi. Daniel pun sudah berjanji bahwa dia akan selalu menjaga Rara dimanapun dan kapanpun.

Seperti halnya hari ini. Daniel sudah menunggu Rara di depan rumahnya Rara. Sedangkan Rara masih belum siap.

"Raa buruan deh Daniel udah nungguin lo dari tadi!"Kata Sheila saat melihat Rara masih menyisir rambutnya.

"Iya iya sebentar lagi juga selesai kok!"Jawab Rara dan mempercepat gerakannya untuk menyisir rambut.

Setelah selesai,Rara berjalan menuju lantai bawah.

"Ma,Bang,La aku berangkat dulu byee"Kata Rara saat menyalami tangan Mama dan juga Rado.

"Nggak sarapan dulu Ra?"Tanya Mama.

"Nggak usah Ma,Daniel udah nunggu didepan"Jawab Rara.

"Pagi pagi udah pacaran aja sih lu!"Ketus Rado.

"Enak aja! Gue sama dia cuman sahabatan! Nggak lebih kok!"Jawab Rara tak terima.

"Lama lama pasti lo punya perasaan sama dia! Songong sih gaya lu!"Kata Rado.

"Iihh Ma---"

"Sudah sudah jangan bertengkar lagi. Sekarang kamu berangkat gih Daniel udah nungguin kamu dari tadi"Potong Mama saat Rara hendak mengadu. Rara hanya mendengus dan berjalan keluar pagar. Ternyata benar,Daniel sudah menunggu Rara didepan.

"Hai Niel,maaf gue telat ya?"Tanya Rara menghampiri Daniel. Daniel yang sedang melihat foto seorang wanita cantik pun langsung terlonjak kaget dan berdiri dari posisinya. Handphonenya pun terjatuh.

"Ehh kok lo kaget sih?"Tanya Rara saat melihat ekspresi Daniel.

"Nggak,nggak kenapa napa"Jawab Daniel. Lalu,Rara mengambil handphone Daniel dan memperhatikan wanita yang ada di wallpapernya.

"Wahh cantik banget! Gebetan lo ya Niel?"Tanya Rara saat memperhatikan wajah perempuan tersebut.

"Nggak,dia Kakak gue,Kakak kandung gue"Jawab Daniel sedikit menunduk.

"Ooh Kakak lo. Emang dia lagi dimana? Lagi kuliah di luar negri?"Tanya Rara.

"Nggak. Dia lagi perawatan di sebuah rumah sakit jiwa"Jawab Daniel dan tersenyum kecut. Rara pun kaget. Ternyata Daniel mempunyai seorang Kakak yang sekacara fisik,jiwa nya terganggu.

"Kalau boleh tau namanya siapa?"Tanya Rara memberanikan diri.

"Namanya Viola Bernante Widiyanto dan panggilannya Vio. Semenjak Mama meninggal,jiwanya terganggu padahal saat itu dia pagi hamil muda. Waktu itu dia mimpi katanya Mama lagi masak didapur dan dia berjalan kedapur ternyata saat dia tiba didapur,dia jatuh. Dan dia keguguran,suaminya pun minta cerai sama Kakak gue. Dia hancur banget. Pertama dia udah kehilangan Mama kedua dia kehilangan calon bayinya ketiga dia kehilangan suaminya dan keempat dia kehilangan ingatan dan akhirnya jiwa nya goyang"Jawab Daniel menjelaskan. Daniel paham bahwa Rara ingin tau kenapa Vio bisa ada dirumah sakit jiwa.

"Lo yang sabar ya Niel. Gue yakin dibalik semua cobaan ini ada sebuah makna tersirat didalamnya. Lo harus inget,tuhan itu adil,dia ada. Mungkin dia lagi nguji lo,pengen nguji bagaimana kesabaran lo dalam menghadapi ujian ini. Jangan sampai karna masalah ini,lo jadi hancur juga Niel. Lo harus kuat! Gue yakin kalau Kak Vio sekarang ada didekat lo pasti dia bakalan bangga banget sama lo karna lo kuat ngehadapin ini semua"Nasehat Rara kepada Daniel.

RAQUELLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang