📍DUA PULUH LIMA📍

3.1K 150 2
                                    

"Woi berhenti!"Kata seseorang saat melihat Rara diseret secara paksa ke lantai bawah. Keadaan Rara sangat memperhatinkan. Matanya sembab,pipinya memar karna sempat ditampar ketika Rara memberontak. Rara sudah pasrah dirinya akan dibawa kemana mana.

"Berhenti!"Kata Daniel lagi saat segerombolan orang orang tersebut terus membawa Rara.

"Siapapun tolong gue.."

"Mama,Rara takut"

"Bang Rado,tolongin Rara Rara takut banget tolong Bang"

"Ya tuhan izinkan Rara untuk kembali membuka mata Rara lagi. Rara mohon Tuhan"

Rara terus berkomat kamit didalam hatinya saat mendengar suara Daniel.

Segerombolan orang yang membawa Rara pun langsung mendorong Rara sehingga Rara hampir terjatuh ke bawah namun dia memegangi ujung gedunh tersebut.

"Rara!!"Pekik Daniel saat Rara hampir terjatuh ke bawah.

"Eh ada pahlawan kesiangan dateng! Itu tuh Rara antara hidup dan mati tuh"Kata orang tersebut. Orang tersebut memakai masker dan memakai jaket namun rok yang digunakanya adalah rok SMA Garuda.

"Lo mau main main sama gue ya?! Lo kira gue bodoh?! Iya?! Pemikiran lo salah banget!"Jawab Daniel sambil mengangkat handphonenya.

"Gue udah ngerekam semua kejahatan lo! Dan siap siap aja lo bakalan di drop out dari sekolah ini jadi gue saranin buat lo supaya nyiapin air mata buaya lo itu"Kata Daniel lagi.

"Brengsek lo! Cabut!"Kata orang tersebut dan pergi meninggalkan Daniel. Daniel pun bergerak menuju tempat Rara.

Pegangan Rara makin lama makin melemah. Daniel pun langsung menangkap tangan Rara supaya Rara tidak terjatuh kebawah.

"Daniel tolongin gue please"Kata Rara sambil meneteskan air matanya. Sedangkan siswa dan siswi SMA Garuda melihat ketas dengan jantung yang berdebar. Mereka sangat miris melihat Rara yang hampir terjatuh dari lantai atas.

"Iya Ra,gue bakalan nolongin lo. Lo rileks-in aja badan lo jangan diberatin kebawah"Perintah Daniel. Rara pun mengangguk dan semakin mengeratkan peganganya kepada tangan Daniel.

"Ini ada apaan sih kok rame banget?"Tanya Vanilla dan Shellyne saat melihat segerombolan siswa dan siswi tengah riuh melihat keatas.

"Nilla!!! Lyne!!"Pekik Fani saat melihat Fani yang sedang menangis.

"Fan,kenapa?"Tanya Shellyne kaget melinat Fani tiba tiba mengangguk.

"Rara hampir jatuh dari rooftop!!! Sekarang Kak Daniel lagi nolongin dia! Gue khawatir"Jawab Fani dengan suara lirih. Shellyne pun langsung berlari menuju rooftop. Padahal dia tidak diperbolehkan berlari.

Sekuat tenaga,Shellyne berlari ke lantai atas.

"Kak!"Pekik Shellyne saat tiba di rooftop.

"Lyne tolongin angkat Rara,tangan dia makin melemah!"Jawab Daniel saat melihat Shellyne datang. Shellyne pun mengangguk dan meraih tangan kiri Rara. Sekuat tenaga,mereka menarik Rara keatas.

Saat tiba diatas,Rara pun jatuh pingsan dipelukannya Daniel. Tenaga Rara sudah tidak ada lagi,sudah habis.

"Rara!!!"Pekik Shellyne saat melihat Rara pingsan dipelukan Daniel. Daniel pun mengangkat Rara menuju lantai bawah. Dia melupakan tangannya yang sudah berdarah karna bergesekan dengan tembok dan dia melupakan rasa penat dan letihnya. Sekarang yang ada dibenaknya hanya Rara. Bagaimana Rara bisa selamat.

Daniel pun berlari ke arah UKS diikuti oleh Shellyne. Sedangkan yang lain masuk kedalam kelas mereka.

"Sheila! Sheila!"Pekik Vanilla.

"Apa?"Tanya Sheila menoleh kearah Vanilla.

"Rara!"Jawab Vanilla ngos ngosan.

"Rara kenapa?!!"Tanya Sheila panik.

"Dia di UKS! Buruan kita UKS!"Jawab Vanilla. Sheila pun mengangguk dan berlari kearah UKS.

Kini,Rara telah dibaringkan di kasur UKS. Dokter jaga pun mulai memeriksa keadaan Rara. Sedangkan Daniel dan Shellyne keluar dari ruangan UKS dan duduk dibangku luar.

"Kak,tangan lo berdarah! Gue obatin ya"Kata Shellyne saat melihat tangan Daniel terus mengeluarkan darah. Daniel mengangguk lemah dan mengambil P3K. Lalu,Shellyne mengobati lukanya Daniel.

"Shellyne!! Rara mana?"Tanya Vanilla dan Sheila saat tiba didepan UKS

"Dia lagi ditanganin sama Dokter jaga"Jawab Shellyne sambil memplester tangannya Daniel.

"Thanks"Kata Daniel

Shellyne hanya mengangguk.

Tak lama kemudian Dokter jaga pun keluar.

"Dok bagaimana keadaan Rara?"Tanya Daniel khawatir.

"Rara sudah sadarkan diri dankini kondisinya sudah mulai pulih jadi jangan terlalu khawati. Untuk saat ini biarkan Rara istirahat dulu dan saya akan melaporkan kasus ini kepada Bapak kepala sekolah"Jawab Dokter Reisha.

Daniel pun mengangguk dan menatap Rara dari luar. Daniel pun berinisiatif masuk kedalam dan Rara langsung menoleh kearah Daniel. Rara langsung was was dia takut kejadian tadi terulangi lagi.

"Tenang aja Ra lo udah aman kok jadi lo jangan takut lagi"Kata Daniel.

Rarapun mengangguk dan kini sedikit lebih rileks lagi. Hatinya sedikit tenang saat melihat Daniel tersenyum.

"Tangan lo kenapa?" Tanya Rara.

"Gapapa kok" jawab Daniel.

"Jangan bohongin gue" Kata Rara lagi.

"Tadi kegesek lantai saat nyelamatin lo tapi sekarang udah gapapa kok"Jawab Daniel.

"Maaf gara gara gue tangan lo jadi sakit" Rara menundukan kepalanya.

"Iya gak apa apa Ra jangan kayak gitu dong"Jawab Daniel.

Rarapun mengangguk dan mengangkat kepalanya.

"Sekrang lo tidur aja ya nanti gue anterin pulang"

"Kenaoa gak sekarang aja?"tanya Rara.

"Dirumah lo nggak ada siapa siapa"Jawab Daniel.

Rarapun mengangguk dan mulai memejamkan matanya.

"Gue harap lo bisa ngelupain kejadian tadi Ra. Gue janji gue bakalan ngejagain lo dengan nyawa taruhan gue"Batin Daniel dan mengusap lembut kepalanya Rara.

~~~
Haiiii.. gimana feel nya dapet? Jangan lupa vote and comment yaaa

RAQUELLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang