📍LIMA PULUH LIMA📍

2.5K 125 7
                                    

Tak lama didalam perjalanan,mereka pun sampai dirumah dengan selamat. Rara dan Sheila pun turun dari mobil dan masuk kedalam rumah.

"Ekhemm..."Rado berdehem saat Rara dan Sheila memasuki rumah.

"Apaan?"Tanya Rara cuek dan membuka sepatunnya.

"Adek adek abang sekalian ini darimana ya?"Tanya Rado dengan mimik wajah yang dibuat buat.

"Dari rumah sakit abis jengukin Shellyne"Jawab Rara dan sedikit merebahkan tubuhnya disofa.

"Ooh. APA?! Shellyne masuk rumah sakit?"Tanya Rado dan langsung duduk disamping Rara.

"Lo emangnya nggak tau apa? Shellyne kan kena kanker pankreas dan kemarin dia operasi"Jawab Rara.

"Kok gue nggak tau sih?"Tanya Rado.

"Mana gue tau"Jawab Rara dan beranjak dari duduknya. Ia pun memegangi tasnya dengan tangan kanan dan tangan kirinya merapikan rambutnya.

Saat sedang menaiki jenjang,Rara berhenti saat hp nya berdering. Rara pun mengambilnya dan melihat ada panggilan dari Vanilla. Dengan cepat,Rara pun mengangkatnya.

"Hallo Van? Ada apa?"Tanya Rara.

"Balik kerumah sakit sekarang!" Jawab Vanilla dengan nada yang sangat cemas.

"Nga..ngapain?"Tanya Rara. Badannya sudah mulai melemas dan tas nya sudah terjatuh.

"Shellyne makin drop! Buruan!!! Gue udah dijalan! Bye!" Jawab Vanilla dan mematikan hp nya.

Rara dengan cepat turun dari jenjang dan berlari keruang tengah. Ia pun langsung mengenakan sepatunnya.

"Mau kemana lagi?"Tanya Rado.

"La! Ikut gue! Shellyne drop!"Jawab Rara.

Sheila yang sedang asyik menonton langsung berdiri dan mengikuti Rara. Sedangkan Rado masuk kedalam kamarnya dan mengganti pakaiannya. Ia mengambil kunci motornya dan bergegas keluar dari rumah.

"Ih kalian mau kemana?"Tanya Ghina heran saat melihat anak anaknya bergegas keluar rumah.

"Sahabatnya Rara drop! Kita ijin dulu!"Jawab Rado.

"Ya sudah! Hati hati dijalan!"Kata Ghina.

Sedangkan Rara kini tengah mengendarai mobilnya dengan perasaan yang sangat cemas,takut,sedih. Perasaan yang tidak dapat diungkapkan.

"Hallo?"Sheila mengangkat telfon.

"Ini gue Daniel,Rara baik baik aja kan? Kenapa dia nggak angkat telfon gue?!" Tanya Daniel. Nadannya sedikit meninggi karna dia sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Padahal,ia belum sampai dirumahnya.

"Ra,kenapa nggak angkat telfon Daniel?"Tanya Sheila.

"Hp gue jatoh dijenjang"Jawab Rara.

"Kata Rara hp nya jatoh dijenjang rumah"Kata Sheila.

"Tapi Rara nggak apa apa kan La? Dia oke kan?" Tanya Daniel.

"Tenang aja,Rara gue jagain kok. Sekarang lo fokus aja bawa motornya"Jawab Sheila. Daniel hanya berdehem dan mematikan saluran telfon mereka.

Tak lama kemudian,mereka sudah sampai dirumah sakit. Rara dan Sheila pun turun dari mobil dan berlari masuk kedalam ruangan. Semua orang terheran heran melihat Rara dan Sheila berlari kalang kabut.

"Ra,jangan cepet cepet nanti jatoh!"Pekik seseorang. Sheila pun menoleh dan mendapati Daniel tengah mengejar Rara.

Saat langkahnya dan Daniel sejajar,Sheila memegangi lengan Daniel.

RAQUELLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang