Bel tanda istirahat pun berbunyi. Para gurupun menutup pelajaran dan beberapa siswa ada yang memutuskan untuk membeli makanan atau jajanan di kantin sekolah.
"Fan,kita kekantin yuk"Ajak Rara sambil membereskan buku bukunya yang sedikit berserakan.
"Boleh"Jawab Fani.
Setelah selesai memasukkan buku bukunnya,Rara dan Fani pun berjalan menuju kantin. Tak lupa,sebelumnya mereka menghampiri Vanilla dikelasnya.
"Van,lo mau kekantin nggak?"Tanya Rara saat melihat Vanilla tengah membaca sebuah buku diatas mejannya.
"Nggak usah Ra,kalian duluan aja"Jawab Vanilla.
"Oke deh,oh ya nanti kita jadi kerumah sakit kan?"Tanya Rara.
"Jadi kok"Jawab Vanilla.
"Oke deh,abis dari rumah sakit rencananya gue sama Fani mau kekantor polisi,lo mau ikut?"Tanya Rara.
"Kantor polisi? Ngapain?"Tanya Vanilla.
"Jason dipenjara karna dilaporkan sama Farel dan rencananya gue juga mau laporin Farel"Jawab Rara.
"Ya ampun! Tega banget sih tuh anak"Kata Vanilla sambil menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.
"Gimana lo mau ikut?"Tanya Rara.
"Mau kok"Jawab Vanilla.
"Oke deh,kalau gitu gue saa Fani kekantin dulu yaa"Kata Rara.
"Daahh Fan!"Kata Rara dann Fani sambil melambaikan tangan mereka dan keluar dari kelas. Vanilla hanya menggukan kepalanya dan kembali membaca bukunya.
"Woi!"Kata seseorang dari belakang. Rara dan Fani pun menoleh kebelakang dan mendapati Oliv bersama geng nya.
"Apa?"Tanya Rara.
"Gue denger kemarin ini lo diculik,terus Daniel ditembak,Daniel masuk rumah sakit dan sekarang sahabat lo yang songong itu masuk rumah sakit ya?"Kata Olivia kepada Rara.
"Emangnya kenapa? Ada masalahnya ya sama lo?"Tanya Rara sambil melipatkan kedua tangannya didepan dadannya.
"Kayaknya lo pembawa sial banget ya Ra buat Daniel. Dulu aja Daniel nggak pernah celaka karna gue,nah kalau sama lo? Celaka mulu!"Ketus Olivia dan sedikit mendorong bahunnya Rara. Rara pun tersenyum kecut kearah Olivia.
"Lo emang nggak pernah nyelakain Daniel,tapi lo udah lukain hatinya dia! Lo kira perbuatan lo nggak membekas apa dihatinya Daniel? Cowok itu juga punya perasaan! Jangan egois!"Jawab Rara.
Olivia sudah mengepalkan kedua tangannya dan wajahnya sudah merah menahan amarahnya.
"Lo nggak tau yang sebenarnya jadi lo tutup mulut bangsat lo itu ya!"Kata Olivia.
"Mulut gue bangsat? Perasaan lebih bangsatan mulut lo atau gue?"Tanya Rara.
"Eh! Lo jadi adek kelas hargain senior lo dong! Jangan belagu jadi orang!"Jawab Tari maju dan juga mendorong bahunnya Rara.
"Gue selama ini berusaha ya buat hormatin kalian semua! Tapi apa kalian pernah ngehargain adek kelas kalian?! Kalian jadi Kakak kelas nggak usah sok senioritas deh! Kalian kan dulu juga pernah jadi adek kelas kan?"Kata Rara.
"Ra,udah Ra"Bisik Fani sambil memegangi tangannya Rara. Namun,dengan cepat Rara menepisnya.
Baru saja Tari ingin menampar Rara,namun dengan cepat Daniel menahan tangan tersebut dan menjatuhkannya.
"Kakak kelas mau ngapain sih? Mau nampar adek kelas ya?"Sinis Daniel. Olivia semakin membeku ditempatnya.
"Dia nggak ngehargai kita kita sebagai Kakak kelasnya! Seharusnya dia menghargai Kakak kelasnya!"Jawab Tari.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAQUELLA (END)
Teen FictionProses Revisi!!! Kehilangan adalah hal yang paling dihindari dalam hidup. Kehilangan,yang dapat merubah karakter seseorang. Bisa menjadi karakter yang baik dan bisa pula menjadi karakter yang buruk. Kehilangan,juga telah mengajarkan betapa pentingny...