📍DUA PULUH ENAM📍

3.5K 149 11
                                    

"Ra... Kita pulang yuk udah sore"Kata Daniel berusaha membangunkan Rara.

Rarapun perlahan lahan membuka kedua kelopak matanya dan mengerjap ngerjapkannya.

"Pulang yuk,semuanya udah pulang"Kata Daniel lembut. Rara mengangguk dan bangkit dari tidurnya.

Lalu,Rara mengambil tasnya dan berjalan keluar ruangan UKS. Ternyata benar,sekolahan sudah mulai sepi. Yang ada di sekolah hanya ada anak basket yang kini tengah latihan.

"Woi Niel gabung!!"Teriak salah satu teman Daniel yang bernama Rio.

"Kagak! Hari ini gue kagak main gue mau anterin Rara dulu"Jawab Daniel.

"Niel,kamu kalau mau main basket main aja aku udah gapapa kok nanti bisa pulang sendiri"Kata Rara saat mendengar penolakan dari Daniel. Rara merasa tidak enak karna disaat Daniel harus bermain basket,harus batal karna harus mengantarkan dirinya.

"Nggak Ra,gue pengen nganterin lo pulang sampe rumah. Lagian gue juga lagi males main basket"Jawab Daniel dan menarik tangan Rara.

"Tapi Niel--"

"Gue nggak nerima penolakan Ra"Potong Daniel.

Rara pun diam seribu bahasa dan melanjutkan jalan mereka menuju motor.

"Lo gapapa kan pulang naik motor?"Tanya Daniel memastikan. Dia hanya khawatir kalau Rara tidak ingin naik motor.

"Santai aja kali Niel,biasanya gue juga naik motor"Jawab Rara dan memakai helm yang diberikan oleh Daniel.

Namun...
"Ra!!"Pekik seseorang dari arah timur.

"Sheila?"Tanya Rara bingung melihat Sheila yang ternyata masih berada dilingkungan sekolah.

"Ra,lo udah gak kenapa napa kan? Gak ada yang sakit kan?"Tanya Sheila yang langsung membanjiri Rara dengan pertanyaan.

"Udah La gue udah gak kenapa napa kok. Gak ada yang sakit juga"Jawab Rara tenang.

"Terus lo pulang sama siapa? Gue masih nungguin Rafa main basket"Tanya Sheila.

"Ini gue mau anterin dia! Bawel banget sih La!"Jawab Daniel.

"Apaan sih!! Gue kagak ngomong sama lo kenapa lo yang jawab sih"Kata Sheila.

"Udah La,gue pulang sama Daniel aja ya. Nanti lo pulangnya jangan telat banget"Jawab Rara.

"Seriusan lo mau pulang sama nih Kakek lampir?"Tanya Sheila tak yakin.

"Eh enak aja lu ngatain gue Kakek lampir! Yang ada itu nenek lampir!"Jawab Daniel tak terima dirinya disebut Kakek Lampir.

"Ada kok!"Kata Sheila yang juga tak terima dirinya disebut Nenek lampir.

"Siapa coba?"Tanya Daniel dengan nada meremehkan.

"Lo!"Jawab Sheila dan tertawa terbahak bahak. Entah apa yang ditertawakannya entahlah. Mungkin sakitnya lagi kumat.

"Aduhh ampuun deh gue ngeliat tingkah laku sepupu lo Ra! Heran banget gue sama tingkah lakunya. Dan juga kenapa Rafa baik banget ya sama nih anak?"Tanya Daniel saat melihat Sheila masih tertawa terbahak bahak.

"Udah udah jangan berantem mulu kapan sampainya coba dirumah?"Jawab Rara menengahi perdebatan antara Sheila dan Daniel.

"Lo yakin Ra pulang sama Daniel?"Tanya Sheila lagi.

"Emangnya kenapa sih kalau Rara pulang sama gue?!"Tanya Daniel tak terima.

"Kenapa ya? Gak tau juga sih hehehe ya udah lo baik baik dijalan dan lo Daniel jangan ngebut ngebut bawa motornya!"Jawab Sheila dan berlari meninggalkan Rara dan Daniel.

"Ampuun dah gue ngeliat tingkah laku sepupu lo Ra!"Kata Daniel dan naik keatas motor. Begitu pula dengan Rara,Rara baik keatas motor.

"Pegangan Ra"Perintah Daniel menyadari bahwa Rara tidak berpegangan kepadanya.

Kemudian,Rara memegangi pundak nya Daniel.

"Kok peganganya disitu? Emangnya gue tukang ojek apa?"Tanya Daniel.

"Terus dimana? Di kepala?"Jawab Rara.

Daniel pun mendengus. Dia mengambil tangan Rara dan melingkarkannya ke pinggang dirinya.

"Dipinggang aja. Gue nggak mau lo kenapa napa aja kok nggak ada niatan lainnya"Kata Daniel sebelum Rara memprotes. Rara pun mengangguk dan mengeratkan pelukannya. Daniel tersenyum melihat Rara yang sudah kembali seperti Rara yang dulu. Tidak ada niatan sama sekali untuk meninggalkan dirinya.

Kemudian,Daniel pun mengendarai motor menuju rumah Rara.

"Eh Niel ini bukan arah kerumah gue"Kata Rara.

"Kita pergi makan dulu aja. Gue yakin lo laper"Jawab Daniel.

Rarapun hanya mengangguk.

Tak lama kemudian,mereka pun sampai disebuah warung pinggir jalan. Makanannya pun adalah pecel ayam dan juga ada pecel lele.

"Wahhh pecel ayam! Gue udah jarang banget makan pecel ayam!"Girang Rara saat menyadari mereka makan di warung pecel ayam.

"Lo gapapa kan makan disini? Nggak jijik atau gimana gimana kan?"Tanya Daniel memastikan.

"Ya gapapa kali Niel! Emang lo kira gue ini apaan sih? Justru gue suka banget makan disini,dulu gue sering makan kesini bareng Bang Rado juga sama sepupu gue lainnya namanya Fira"Jawab Rara. Daniel pun tersenyum. Lo beda dari cewe cewe yang lain Ra. Itu yang membuat gue tambah sayang banget sama lo. Kelakuan lo hampir mirip Oliv tapi... Dia paling nggak suka makan disini. Batin Daniel.

Lalu,mereka pun masung kedalam warung tersebut dan memesan makananya.

"Udah berapa tahun lo nggak kesin"Tanya Daniel.

"Mmm berapa ya? Terakhir waktu itu ngikutin kemauannya Papa. Dia suka banget makan disini. Gue bersyukur banget dihari hari terakhir gue sama dia gue bisa ngikutin kemauan dia buat makan disini"Jawab Rara menerawang tempat duduk yang ada disini.

"Nah disitu tuh gue sering banget makan sama Papa. Papa suka disana soalnya dibelakangnya itu ada pohon rindang Papa suka ketenangan"Tambah Rara lagi.

"Sama. Nyokap gue juga suka makan disini tapi tempat duduknya gue nggak inget lagi dimana soalnya kalau dateng kesini tempat duduknya beda beda"Jawab Daniel lagi. Rara pun terhenyak kaget.

"Lo kaget ya? Emang gue jarang banget cerita tentang kehidupan gue"Kata Daniel saat melihat ekspresi Rara.

"Gue nggak ada bermaksud buat apa apa kok"Rara menundukan kepalanya. Daniel pun terkekeh melihat tingkah Rara yang merutuki dirinya.

"Udahlah gapapa kali Ra,biasa mah"Jawab Daniel. Rara pun mengangkat kepalanya dan tersenyum.

"Pesananya datang"Kata orang tersebut dan menghidangkan makanan mereka. Lalu,mereka melahap pesanan mereka sampai habis.

"Yuk pulang"Ajak Daniel saat pesanan mereka ludes termakan.

Rara pun mengangguk dan berjalan keluar warung namun sebelumnya mereka membayar,lebih tepatnya Daniel yang membayar.

Setibanya dimotor,Daniel pun mengendarai motor kerumah Rara dengan kecepatan sedang. Rara menikmati perjalanan tersebut.

Setibanya dirumah...
"Makasih ya Niel"Kata Rara sambil memberikan hel Daniel.

"Iya sama sama. Lo istirahat aja"Jawab Daniel.

"Iya,dahh hati hati dijalan"Kata Rara dan masuk kedalam rumah.

Setibanya dirumah tidak ada siapa siapa. Mungkin Rado lagi sibuk dan Mamanya di butiq.

Rara memutuskan untuk mengganti bajunya dan langsung merebahkan dirinya dikasur. Dia ingin melupakan masalah tadi

~~~
Feel nya dapet gak?? Semoga dapet yaaaa...

RAQUELLA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang