Bagian 20

1.5K 82 15
                                    

8 bulan sudah dilewati radz dan shakti berarti sekarang kandungan neha sudah memasuki bulan ke-9.

Radz sangat menungggu moment dimana neha melahirkan, setiap hari radz mengurus keperluan neha

"radz" teriak neha
"iya ada apa" radz berjalan menghampiri neha yang sedang duduk disofa

Terlihat perut neha yang telah membesar,pipinya seperti bakpau tapi itu menguntungkan untuk dirinya karna sedikit bisa menutupi giginya agar tidak terlalu mencolok..

"radz perut aku sakit banget" keluh neha sambil terus memegangi perutnya
"apa!sakit? kenapa iya apa mungkin kamu melahirkan tapu ini kan belum saatnya" radz terlihat gugup
"radz kamu jangan mondar mandir terus bantuin aku kek "
"hah iya iya" radz merangkul neha dan berjalan Perlahan keluar rumah

"pak cepet ambil mobil" suruh radz kepada supir
"iya nyonya" supir itupun berlari menuju garasi

"ayo neha kamu masuk" radz membantu neha masuk kedalam mobil

"pak kita kerumah sakit iya sekarang" pinta radz setelah masuk kedalam mobil

Didalam mobil neha terus saja berteriak teriak tak karuan membuat radz frustrasi

"nahe lo yang tenang ya sebentar lagi kita sampe kok dirumah sakit" radz menggenggam tangan neha beeusaha untuk menenangkanya

"radz sakit banget aww" keluh neha
"tarik nafas dalem dalem terus keluarin oke kaya gitu aja terus"

"sakitttt" neha merintih tak sadar air matanyapun keluar

"sabar iya neha aww" radz menarik tanganya dari genggaman neha iya lihat ternyata keluar darah tidak sengaja neha mencakarnya mungkin iya tidak bisa menahan sakitnya

Radz mengambil ponselnya berniat menelfon shakti

"hallo shaks, shakti kamu kerumah sakit sekarang karna neha mau melahirkan pokoknya aku tunggu dirumah sakit, bye" radz langsung menutup telfonya tanpa menunggu jawaban dari shakti

20 menit kemudian radz dan neha sudah sampai dirumah sakit radz terus mondar mandir didepan ruangan bersalin

"radz "panggil seorang laki-laki

Radz seketika menoleh kesumber suara iya lihat sosok laki-laki berbadan tegap masih dengan pakaian kantor sedang berjalan menghampirinya

"shakti" radz menghampiri shakti

"shakti neha" ucapan radz terhenti
"iya iya aku tau sekarang kamu duduk dulu oke" shakti membantu radz duduk dikursi depan ruang bersalin

"hey kenapa muka kamu ikut pucet kaya gitu, keringetan lagi" shakti mengusap keringat radz yang dikening
"sini"
"aww" keluh radz saat shakti memegang tanganya,

Shakti melihat tangan radz yang terluka dan ada darah yang keluar

"radz kamu kenapa?" tanya shakti khawatir
"ngga papa ini cuma luka kecil" radz sedikit meringis
"aku tau ini luka kecil apa penyebabnya?" shakti menatap tajam radhika
"tadi waktu dimobil, iya mungkin neha ngrasain sakit banget sampe dia ngga sadar disebelahnya ada aku alhasil jadi kaya gini ngga sengaja kena cakaran neha" jelas radz
"sadar ngga sadar selalu aja nyakitin kamu"
"shakti kamu ngga boleh ngomong gitu ah,dia sekarang lagi berjuang tau"
"sini aku obatin dulu,tunggu sini aku mau beli hansaplast dulu" shakti beranjak dari duduknya

Radz terus menatap punggung shakti yang semakin menjauh..

"sejak kapan dia perhatian,ah entahlah" radz tersenyum tipis

Tak lama shakti kembali..
"sini" shakti mengambil tangan radz dan mulai mengobatinya
"aww pelan pelan perih tau"
"iya iya aku tiupin" radz senyum senyum sendiri melihat shakti yang perhatian tanpa disadari shakti melihatnya

"ngapain senyum senyum kaya gitu"
"aah eenngakk siapa yang senyum" radz salah tingkah dan segera mengalihkan pandanganya agar shakti tak melihat pipi radz yang memerah karna malu

1 jam sudah berlalu tapu neha masih berjuang untuk melahirkan anaknya sedangkan diluar radz dan shakti masih menunggu dengan setia..

"kok lama banget iya?" tanya shakti
Radz menoleh kearah shakti
"melahirkan itu perjuangan yang paling besar bagi seorang wanita dan asal kamu tau kalo melahirkan itu nyawa yang jadi taruhanya,tapi aku heran masih ada aja laki-laki yang ngga menghargai wanita berkata kasar bahkan bukan cuma mulutnya yang berbicara kadang ada yang tangannya pun ikut berbicara tanpa mereka tau rasa sakit yang dirasakan saat melahirkan, laki-laki mah cuma kebagian enaknya doang ngga kaya perempuan harus mengandung,melahirkan belum juga nanti ngrawatnya" jelas radz panjang lebar

Shakti hanya terdiam mendengar ucapan radz, hening dan hening yang terjadi diantara mereka sampai terdengar suara tangisan bayi..

"oek oek oek"

Shakti dan radz saling pandang kemudian tersenyum, radz segera bangkit dari duduknya,,

"gimana dok?" tanya radz kepada dokter yang baru saja keluar dari ruangan

Dokter itupun tersenyum,,
"ibu dan bayinya selamat dan jenis kelaminya perempuan"
"apa boleh kami masuk? " tanya radz lagi

"iya silahkan tapi jangan terlalu banyak berbicara karna ibu dari bayinya butuh istirahat "
" baik dok"

Shakti dan radz memasuki ruangan iya melihat neha terbaring lemas segera iya menghampiri neha..

"neha kamu ngga papa?" tanya radz membuka pembicaraan

Neha hanya mengangguk..

Suster datang menghampiri mereka bertiga dengan bayi perempuan digendonganya

"permisi ini bayinya " suster itu meletakkan bayinya disamping neha
"bawa anak itu keluar suster" ucp neha tanpa sedikitpun menoleh
"tapi nyon... "
"saya bilang bawa anak itu keluar, saya ngga mau liat anak itu karna saya tidak menginginkanya" ucapan suster itu terpotong oleh neha
"sini suster" radz memgambil bayi neha dari gendongan suster
"saya permisi dulu" suter itu pergi dari ruangan

"neha kamu ngga boleh kaya gitu bagaimanapun ini anak kamu darah daging kamu sendiri kamu harus merawatnya" radz menasehati neha

"aku ngga bisa ngrawat anak itu paling nanti aku akan bawa dia ke panti asuhan"

"apa! Kamu udah gila ini kamu sendiri tapi kamu tega mau bawa dia ke panti asuhan,aku ngga ngerti sama jalan fikiran kamu" ucp shakti

"aku ngga perduli sama anak itu kalo aku liat anak itu rasanya aku ingin membunuhnya karna dia telah ngncurin hidup aku"

"anak ini sama sekali ngga salah neha kamu hrusnya seneng sudah menjadi seorang ibu"
"iya harusnya aku seneng, tapi ini waktunya ngga tepat radz aku belum siap untuk jadi seorang ibu"
"baiklah kalo gitu tidak ada alasan kamu buat nglarang aku ngrawat anak kamu" ucp radz

"terserah!" jwb neha
"radz kamu,.."
"shakti,apa kamu ngga mikir nasib anak ini kalo sampe neha bener-bener bawa anak ini ke panti asuhan. Aku mau kok ngrawatnya" shakti hanya diam dan pasrah

****

To be countinue






Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang