Part 6

10.4K 281 8
                                    

Jari-jemari Kara mulai berjalan menyusuri buku-buku yang tertata rapi. Sebenarnya dia bingung harus mencari buku apa. Karena niatnya memang bukan untuk belajar.

"Kar, kayaknya buku ini bagus dech buat bahan tambahan kamu dipelajaran fisika. Aku juga pernah belajar dari sini" ucap Edo seraya memberika buku Fisika Grade XI.

Kara menarik nafas dan membuagnya secara perlahan, lalu tersenyum mengambil buku pemberian Edo

"Terjebak,huft. Pelajaran yang paling malas untuk dipelajari saat sedang bad mood" batin Kara sambil berjalan menuju tempat duduk yang berada dipojok

Kara mulai membuka lembaran demi lembaran buku. Dia bingung harus membaca yang mana. Baginya lebih baik membuat satu halaman komik dibandingkan baca buku fisika. Bel terbunyi tanda istirahat telah selesai.

Bingo

"Ka, maaf bel sudah berbunyi, aku duluan ya" Kara langsung berkata dan menutup bukunya lalu mengembalikan ketempat semula

Belum sempat Edo berkata Kara sudah keluar. Kara berlari menuju ke kelas agar tidak terlihat oleh Edo.

Duk

"Auw" rintih Kara yang terjatuh ke lantai.

Sebuah tangan menghampiri di depan matanya. Kara langsung menengok keatas. Matanya langsung berubah menjadi sinis, apalagi saat orang yang memberikan tangannya untuk membantu Kara adalah Key.

Ternyata Kara tertabrak oleh Key. Kara berlari tanpa melihat kanan Kiri sehingga dia tertabrak oleh Key yang sedang berjalan bersama teman-temannya.

Kara sengaja menerima uluran tangan Key dan ups. Kara menarik Key dengan kekuatan penuh, berharap Key terjatuh ke lantai.

Sayangnya keberuntungan bukan ditangan Kara. Key terjatuh diatas Kara. Seakan dunia seperti berhenti Jarak wajah mereka dekat sekali sekitar 5 cm nafas Key sangat terasa menyentuh wajah Kara.

Kedua mata mereka bertatapan.

Deg
Deg

Jantung Kara menjadi berdebar tak karuan. Kara langsung mendorong Key. Kara berdiri dan menepuk roknya yang terkena debu. Dengan tatapan sinis dia melihat Key yang masih duduk dilantai.

Melihat Kara seperti itu, Key hanya tersenyum tipis. Key berdiri dan membersihkan celananya yang berdebu. Lalu kembali melangkah bersama teman-temannya.

"Hadeuh kenapa harus bertemu dia, begini lagi bertemunya" ucap Kara dalam hati sambil terus berjalan meninggalkan Key.

"Men romantis bangat tadi" ucap Jody sambil menepuk bahu Key.

"Hah" ucap Key sambil menghela nafasnya.

"Romatis ? Tapi Kara sepertinya benar-benar marah. Apa aku sudah keterlaluan sama dia ya" ucap Key dalam hatinya.

Siang hari setelah pulang sekolah, Kara terlihat menggerutu sambal berjalan keluar gerbang. Karena Tante Nia tidak bisa menjemputnya, sehingga dia dan Key harus pulang menggunakan taksi.

"Hari ini sial bangat kenapa jadi seperti ini. Ditambah tidak dijemput Tante Nia karena masih ada kerjaan. Pulang disuruh naik taksi bareng Key. Arghh, mending naik ojeg dari pada bareng cowok itu" ucap Kara pelan sambil marah-marah sendiri dan berjalan menuju keluar gerbang.

Kara berniat naik ojeg online. Kara berhenti di depan gerbang dan membuka tasnya, lalu mulai mencari-cari sesuatu didalam tas.

"Yah, mana ini dompet, haduh gimana ini gimana mau pulang, masa jalan Kaki. Yah Erin sudah dijemput, Suci udah naik ojeg, Nana izin pulang cepat tadi" ucap kara yang kebingungan mencari dompetnya tidak ada didalam tasnya.

Backstreet [END] Publish AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang